dan teknik, serta media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
25
Setiap tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran matematika pada dasarnya merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai
hasil dari proses pembelajaran matematika tersebut, karena sasaran tujuan pembelajaran matematika tersebut dianggap tercapai, bila siswa
telah memiliki sejumlah pengetahuan dan kemampuan dibidang matematika yang dipelajari. Bahan pelajaran matematika yang harus
dipelajari harus bermakna, artinya bahan pelajaran harus sesuai dengan kemampuan dan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Dengan kata lain,
pelajaran matematika yang baru perlu dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar
terserap dengan baik.
26
Dari urain di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang dirancang oleh pendidik
dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan kelassekolah yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar, serta terjadinya
interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Sedangkan proses pembelajaranya bersifat exsternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku atau perubahan perilaku siswa. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada
siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman dalam belajar matematika.
2. Sikap Positif Siswa Terhadap Pelajaran Matematika.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana
individu bereaksi terhadap situasi, serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Berbicara tentang sikap, telah didefinisikan
25
Mark K. Smith dkk, Teori Pembelajara dan Pengajaran, Yogyakarta: Mirza Media Pustaka, 2009, hlm 29-30.
26
Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 32.
dalam berbagai versi oleh para ahli. Berkowitz menemukan adanya lebih dari tigapuluh definisi sikap. Puluhan definisi dan pengertian pada
umumnya dapat dimaksudkan kedalam tiga kerangka pemikiran. Pertama adalah kerangka yang diwakili oleh Louis Thurstone
1928, Rensis Likert 1932, dan Charles Osgood tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap. Menurut mereka, sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak Favorable, maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada suatu objek. Secara lebih spesifik, Thurstone sendiri memformulisasikan sikap
sebagai ”derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek psikologis
” Edwards,1957.
27
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat
positif, cenderung tindakan mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif, cenderung tindakan menjauhi, menghindar,
membenci, tidak mnyukai objek tertentu.
28
Kelompok pemikir yang kedua diwakili oleh para ahli seperti Chave 1928, Bogardus 1931, Lapierre1934, Meaad 1934, dan
Gordon Allport 1935; tokoh terkenal dibidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian. Menurut kelompok pemikiran ini, sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sedangkan kelompok pemikir yang ketiga
adalah kelompok yang berorientasi kepada skema triadik triadic schema Secord Backman 1964, menurut kerangka pemikir ini suatu
sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang salain berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan
berperilaku terhadap suatu objek.
29
27
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukuran, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 4-5.
28
Zikri Neni Iska, Psikologi, Jakarta, 2006, hlm. 109.
29
Syaifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukuran, Jakarta : Pustaka Pelajar, 2005. Loc. Cit.
Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsur, yaitu adanya kesedian untuk merespon terhadap suatu
situasi. Triandis 1971, mendefinisikan “An attude is an idea charged
with emotion which predisposes a class of actions to a particular class of social situations
”. Rumusan ini menyatakan bahwa sikap mengadung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif dan negative.
30
Selanjutnya Azwar menyatakan struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif cognitive,
komponen afektif affective, dan komponen konatif conative. Slameto menyatakan bahwa terdapat tiga metode yang mempengaruhi siswa
mengubah sikap, antara lain: a.
Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi-informasi baru
mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas.
b. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap.
Dengan cara ini komponen afektif turut pula dirangsang cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti
untuk berfikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senanginya.
c. Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku
baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada. Sikap memegang peranan yang penting dalam belajar, baik sikap
terhadap pengajar maupun terhadap materi yang akan diajarkan, karena sikap sangat berpengaruh terhadap prestasi. Oleh sebab itu sikap positif
siswa terhadap matematika perlu ditumbuh kembangkan, dengan menciptakan kondisi belajar matematika yang kondusif, sehingga
memungkinkan siswa belajar dengan baik. Jika ada perubahan dalam
30
Slameto. Op. Cit, hlm 188.
sikap berarti adanya tekanan yang kuat dan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap melalui proses tertentu.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif dan negatif. Sikap positif terhadap
mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, jika siswa bersikap negatif terhadap mata
pelajaran tertentu apalagi ditambah dengan timbulyan rasa kebencian terhadap mata pelajaran tertentu, akan menimbulkan kesulitan belajar
bagi siswa yang bersangkutan. Telah dikemukakan bahwa siswa perlu memiliki sikap positif
terhadap matematika. Sehubungan itu maka guru semestinya memiliki pengetahuan tentang ciri
–ciri siswa yang bersikap senang terhadap matematika, yang ditunjukkan siswa dalam aktifitasnya saat proses
pembelajaran, menunjukkan bahwa siswa tersebut menyenangi pelajaran matematika atau memiliki yang positif terhadap matematika.
Bertolak dari urain di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan perilaku yang menunjukkan kecendrungan untuk memberikan
respon, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Sikap yang positif adalah sikap yang sungguh-sungguh dalam belajar baik di
sekolah maupun di rumah, Misalnya merasa senang dalam belajar, kesungguhan dalam belajar, dan sebagainya. Sebaliknya sikap yang
negatif adalah sikap yang tidak senang dalam belajar, dapat dilihat melalui gejala-gejala yang ditimbulkan dalam belajar. Misalnya tidak
tertarik dalam belajar, sering menganggu temannya dalam belajar dan sebagainya.
Berdasarkan kesimpulan ini, maka sikap terhadap matematika dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kecendrungan untuk
memberikan respon, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif terhadap matematika. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap
matematika yang dianggapnya bernilai dalam pandangannya, berarti seseorang siswa mengetahui dan menyadari bahwa matematika itu
bermanfaat dalam kehidupan sehari –hari maupun dalam menunjang
untuk mempelajari ilmu lain. Sebaliknya, jika siswa bersikap negatif terhadap matematika maka motivasi siswa untuk memepelajari
matematika rendah, akhirnya hasil belajarnya tidak memuaskan.
3. Pembelajaran Advance Organizer.