bermanfaat dalam kehidupan sehari –hari maupun dalam menunjang
untuk mempelajari ilmu lain. Sebaliknya, jika siswa bersikap negatif terhadap matematika maka motivasi siswa untuk memepelajari
matematika rendah, akhirnya hasil belajarnya tidak memuaskan.
3. Pembelajaran Advance Organizer.
Mengingat sikap merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, oleh sebab itu sebagai
pengelola pembelajaran harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran sebagai upaya menumbuhkan sikap siswa yang positif
terhadap matematika. Salah satu strategi pembelajaran yang penting diterapkan
dalam pembelajaran
matematika adalah
bagaimana mempersiapkan peserta didik menerima materi baru dengan mudahh
yang akan diajarkan guru. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jika siswa tidak siap menerima pelajaran maka ia tidak akan mengikuti
penjelasan guru dengan baik. Sebagai akibatnya siswa malas belajar dan seiring dengan itu muncul perilaku-perilaku siswa yang tidak diinginkan
dalam pembelajaran.
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut ”Pengatur kemajuan belajar” Advance Organizer didefinisikan
dan dipersentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa. Pengaturan kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi
mencakup semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Ausubel percaya bahwa ”Advance Organizer” dapat memberikan tiga
macam manfaat yakni:
31
1. Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi
belajar yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara
apa yang sedang dipelajari siswa”saat ini” dengan apa yang ”akan” dipelajari siswa.
31
Prasetya Irawan, Suciati, dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, Jakarta: PEKERTI, 1994, hlm.10.
3. Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara
lebih mudahh.
Untuk itu, pengetahuan guru terhadap isi mata pelajaran harus sangat baik, hanya dengan demikian seorang guru akan mampu
menemukan informasi, yang menurut Ausubel ”sangat abstrak, umum dan inklusif”, yang mewadahi apa yang akan diajarkan itu. Selain itu,
logika berfikir guru juga dituntut sebaik mungkin. Tanpa memiliki logika berfikir yang baik, maka guru akan kesulitan memilah-milah materi
pelajaran, merumuskanya dalam rumusan yang singkat dan padat, serta menguratkan materi demi materi itu ke dalam struktur urutan yang logis
dan mudahh dipahami. Model pembelajaran yang menekankan pentingnya memperkuat
pengetahuan awal siswa sebagai upaya persiapan untuk menerima materi baru adalah model pembelajaran Advance Organizer. Model
pembelajaran ini dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, seperti fakta
–fakta, konsep–konsep, dan generalisasi–generalisasi yang telah dipelajari siswa. Dengan kata lain struktur kognitif merupakan jenis
pengetahuan tertentu yang ada di dalam pikiran yang berfungsi sebagai kerangka konseptual bagi pengetahuan berikutnya yang lebih rinci dan
abstrak. Lebih lanjut Ausubel menyatakan bahwa faktor tunggal yang
sangat penting dalam proses mengajar belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Apa yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan
informasi atau ide baru. Dalam kegiatan ini, sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatinya informasi atau ide baru
dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung dimaksud adalah Advance Organizer.
32
Guru menggunakan Advance Organizer untuk mengaktifkan skemeta siswa eksistensi pemahaman siswa, untuk mengetahui apakah
yang telah dikenal siswa dan untuk membantunya mengenal relevansi pengetahuan yang telah dimilki. Advance Organizer memperkenalkan
pengetahuan baru secara umum yang dapat digunakan siswa sebagai kerangka untuk memahami isi informasi baru secara terperinci.
33
Joyce dan Weil menyatakan, bahwa Advance Organizer berfungsi untuk menjelasakan, mengintegrasikan, dan mengaitkan pengetahuan
yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar. Strategi pembelajaran ini konsisten dengan pemikiran Ausubel
bahwa struktur kognitif yang sudah ada bertindak sebagai alat pengait informasi baru. Sedangkan Ausubel mengemukakan, bahwa tujuan
Advance Organizer adalah mengaitkan bahan bermakna yang akan dipelajari pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang dimiliki
siswa. Namun perlu digaris bawahi bahwa Advance Organizer bukan
merupakan sebuah rangkuman umum materi bahan ajar yang akan dipelajari. Advance Organizer merupakan penyajian singkat informasi
visual atau verbal yang tidak mengandung isi atau bahan tertentu dari materi baru yang akan dipelajari.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa Advance Organizer merupakan seperangkat materi bahan ajar yang
dirancang dengan baik dan logis, dan merupakan jembatan bagi materi yang akan diajarkan. Advance Organizer berfungsi menjelaskan,
mengintegrasikan, dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan atau pengalaman belajar yang telah dimiliki peserta
didik. Sedangkan tujuannya adalah untuk memperkuat struktur kognitif
32
Bruce Joyce, dkk, Model of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, edisi kedelapan, hlm. 287.
33
Sri Anita. Op. Cit, hlm. 1.5.
yang dimiliki siswa, sehingga memudahhkan siswa dalam memahami materi yang disajikan.
Dalam penerapan model pembelajaran Advance Organizer terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu :
a. Tahap pertama adalah persentasi Advance Organizar penyajian
materi awal. Tahap pertama, terdiri dari tiga aktifitas yaitu : pertama, menentukan tujuan pembelajaran umum merupakan
salah satu cara untuk menarik perhatian siswa dan membawa mereka pada tujuan khusus pembelajaran. Tujuan ini penting
untuk memfasilitasi pembelajaran yang bermakna menentukan tujuan umun yang bermanfaat bagi guru dalam merancang
pembelajaran. Kedua, penyajian materi awal. Dalam penyajian materi awal, guru memberikan dorongan kapada siswa untuk
mempelajari kembali konsep –konsep, prinsip–prinsip, dan
aturan –aturan yang sudah dipelajari siswa sebelumnya yang ada
kaitannya dengan materi yang dibahas, serta memahami contoh
–contohnya. Ketiga untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa tentang materi awal, guru
perlu memberikan latihan yang bertujuan untuk mendorong siswa agar konsep
–konsep, prinsip–prinsip dan aturan yang telah dipelajari diingat dan dikuasai dengan baik, selanjutnya
siap untuk menerima materi baru. b.
Tahap kedua adalah penyajian materi pembelajaran. Tahap kedua, adalah penyajian materi utama. Kegiatan ini
diawali dengan menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan disajikan dengan cara menginformasikan manfaat materi
yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyajikan materi pembelajaran secara jelas dan tuntas serta memberikan contoh-
contoh. Akhir tahap ini, guru memberikan latihan sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap
materi yang disajikan.
c. Tahap ketiga memperkuat pengelolahan kognitif.
Tahap ketiga menjadi 4 aktifitas yaitu, 1 memanfaatkan prinsip rekonsilisi integratif. Maksudnya adalah memanfaatkan
suatu pola penyesuaian hubungan antara struktur kognitif materi lama dengan materi baru yang akan dipelajari, 2
meningkatkan pembelajaran dengan melibatkan siswa aktif, 3 memperoleh pendekatan kritis umpan balik dari siswa, 4
mengklarifikasihkan.
34
Joyce dan Weil mengemukakan terdapat beberapa cara untuk memadukan materi baru dengan struktur kognitif yang ada. Untuk itu
guru dapat menempuh cara –cara seperti :
1. Mengingatkan siswa pada ide–ide gambaran umun.
2. Meminta siswa meningkatkan pemahaman pada hal–hal
penting dan materi baru. 3.
Mengulangi definisi–definisi utama. 4.
Meminta siswa membedakan beberapa aspek penting materi. 5.
Meminta siswa menguraikan materi pembelajaran yang mendukung konsep atau pertanyaan yang digunakan sebagai
materi awal. Selanjutnya pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan cara
meminta siswa untuk menguraikan kaitan materi baru dengan materi awal, meminta siswa membuat contoh-contoh tambahan tentang konsep
dan pernyataan dalam materi pembelajaran, meminta siswa mengulangi istilah
– istilah dengan menggunakan kata–kata pada bagian yang penting, dan meminta siswa untuk menguji dengan yang berbeda.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Advance Organizer adalah kumpulan materi pelajaran yang berfungsi mengaitkan
pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Sedangkan tujuan Advance Organizer adalah untuk
memperkuat struktur kognitif yang dimiliki siswa sebagai bekal untuk
34
Bruce Joyce, dkk. Op. Cit hlm. 289.
memahami materi yang disajikan. Dengan pengetahuan awal yang lebih baik akan mempermudahhkan siswa untuk memerima materi yang baru.
Kondisi pembelajaran yang demikian akan memberikan rasa senang bagi siswa dalam belajar matematika. Selanjutnya dengan rasa senang tersebut
akan tumbuh dan berkembangnya sikap siswa yang positif terhadap matematika.
4. Langkah – Langkah Penerapan Pembelajaran Advance Organizer