Perkembangan Inflasi Perkembangan Perbankan Perkembangan Ekspor – Impor

Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Untuk melihat produktivitas ekonomi dengan mengabaikan inflasi, maka digunakan PDRB atas dasar harga konstan adhk. Berdasarkan harga konstan tahun 1993, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2002 sebesar Rp. 25.272.416,52 juta. Sector pengangkutan dan kounikasi mengalami bangunan sebesar 10,33 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,87 persen. Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2006 naik sebesar 6,18 persen jika dibandingkan tahun 2005. Selanjutnya sampai tahun 2007 perekonomian Sumatera Utara 6,90 persen dari tahun sebelumnya.

4.1.2. Perkembangan Inflasi

Inflasi Sumatera Utara dari tahun 2003 hingga 2005 mengalami peningkatan hingga pada level 22,41 persen. Begitu pula dengan inflasi Nasional juga mengalami peningkatan dari tahun 2003 hingga 2005 sampai pada level 17,11 persen. Melihat tabel 4.2 dibawah menyimpulkan bahwa inflasi Sumatera Utara jauh lebih besar daripada inflasi Nasional terutama pada tahun 2005. Tabel 4.2 Perkembangan Inflasi Sumatera utara dan Indonesia, 2003 – 2007 dalam persen Tahun Laju Inflasi Kumulatif Sumatera Utara Laju Inflasi Kumulatif Indonesia 2003 4,23 5,06 2004 6,86 6,40 2005 22,41 17,11 2006 6,11 6,60 2007 6,60 6,59 Sumber: Sumatera Dalam Angka, 2003-2007 Tahun 2006, Sumatera Utara mengalami inflasi 6,11 persen jauh lebih rendah daripada tahun 2005 yang sebesar 22,41. Inflasi tahun 2006 tersebut lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 6,60 persen. Sementara tahun 2007, inflasi meningkat menjadi sebesar 6,60 persen. Inflasi tahun 2007 lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 6,59 persen. Selanjutnya laju inflasi Sumatera Utara yang dihitung dari Indeks Harga Konsumen IHK pada triwulan III-2008 tercatat sebesar 10,47 persen sedikit menglami tekanan dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya yang Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 tercatat sebesar 7,03 persen namun berada dibawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 12,14 persen.

4.1.3. Perkembangan Perbankan

Perekonomian Sumatera Utara hingga 2008 mengalami pertumbuhan tahunan yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dengan tekanan inflasi yang cenderung menurun. Kinerja perbankan di Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang meningkat dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Sebagian besar indicator utama kinerja perbankan mengalami perbaikan, sebagaimana tercermin dari meningkatnya total asset, dana pihak ketiga yang dihimpun dan penyaluran kredit.

4.1.4. Perkembangan Ekspor – Impor

Pada tahun 2003 volume ekspor Sumatera Utara mencaapai 5,49 juta ton dan volume impor sebesar 2,34 juta ton. Hal ini berarti terjadi penurunan -6,92 persen pada ekspor dan -12,69 persen pada impor Tabel 4.3. Nilai ekspor Sumatera Utara pada tahun yang sama mencapai 2.687,88 juta dollar Amerika dan nilai impor mencapai 679,81 juta dollar Amerika. Dengan demikian Sumatera Utara mempunyai surplus perdagangan luar negeri sebesar 2.008,07 juta dollar Amerika, yang berarti mengalami penurunan sebesar 3,12 persen dibandingkan tahun lalu. Komoditi utama ekspor Sumatera Utara adalah minyak lemak nabati dan hewani yang mencapai 1.011,48 juta dollar Amerika 37,63 persen dan diikuti oleh bahan baku sebesar 564,49 juta dollar Amerika serta barang hasil industri sebesar 428,45 juta dollar Amerika. Sumatera Utara umumnya mengekspor komoditinya ke India, yang mencapai 294,36 juta dollar Amerika 10,95 persen dan Belanda yang mencapai 172,94 juta dollar Amerika 6,43 persen. Nilai Impor Sumatera Utara yang bernilai 679,81 juta dollar Amerika mengalami penurunan sebesar -17,03 persen dari tahun 2002. Impor Sumatera Utara menurut kelompok barang ekonomi sebagian besar berupa bahan bakupenolong yang mencapai 373,68 juta dollar Amerika 54,97 persen. Sedangkan yang berupa barang konsumsi sebesar 169,23 juta dollar Amerika 24,89 persen dan sisanya berupa barang modal. Tabel 4.3 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Dan Impor Provinsi Sumatera Utara, 2003 – 2007 Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Tahun Volume Nilai Juta Ton Juta US Dollar ekspor impor ekspor impor 2003 5,49 2,34 2.687,88 679,81 2004 7,51 3,22 4.239,41 953,36 2005 8,17 3,72 4.563,08 1.178,01 2006 8,70 4,40 5.523,90 1.456,99 2007 7,84 4,74 7.082,90 2.109,90 Sumber: Sumatera Dalam Angka, 2003 – 2007 Tahun 2004, 2005 dan 2006 komoditi utamanya juga minyak lemak nabati dan hewani dan diikuti oleh bahan baku serta barang hasil industri. Masing-masing nilai ekspor dan impor dapat dilihat dari tabel diatas Tabel 4.3. Pada tahun 2007 volume ekspor Sumatera Utara mencapai 7,84 juta ton dan volume impor sebesar 4,74 juta ton. Hal ini berarti terjadi penurunan 9,88 persen pada ekspor, sedangkan pada impor terjadi kenaikan 7,28 persen. Nilai ekspor Sumatera Utara pada tahun yang sama mencapai 7.082,9 juta dollar Amerika dan nilai impor mencapai 2.109,9 juta dollar Amerika. Dengan demikian Sumatera Utara mempunyai surplus perdagangan luar negeri sebesar 4.973 juta dollar Amerika, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 22,28 persen dibandingkan tahun lalu. Komoditi utama ekspor Sumatera Utara adalah minyak lemak nabati dan hewani yang mencapai 3.132,78 juta dollar Amerika 44,23 persen dan diikuti oleh bahan baku sebesar 1.577,78 juta dollar Amerika serta bahan makanan dan binatang hidup sebesar 844,71 juta dollar Amerika. Sumatera Utara umumnya mengekspor komoditinya ke Jepang, yang mencapai 949,64 juta dollar Amerika 13,41 persen dan India yang mencapai 907,38 juta dollar Amerika 12,81 persen. Nilai impor Sumatera Utara yang bernilai 2.109,88 juta dollar Amerika mengalami kenaikan sebesar 44,81 persen dari tahun 2006.

4.2 Perkembangan APBD Sumatera Utara