Lain-Lain Penerimaan Daerah Yang Sah

Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Dana Pinjaman merupakan pelengkap dari sumber-sumber penerimaan daerah yang ada dan ditujukan untuk membiayai pengadaan prasarana. Daerah atau harta tetap lain yang berkaitan dengan kegiatan yang bersifat meningkatkan penerimaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat. Selain itu, daerah dimungkinkan melakukan peminjaman untuk mengatasi masalah jangka pendek yang berkautan dengan kas daerah. Pinjaman daerah harus disesuaikan dengan kemampuan daerah, karena dapat menimbulkan beban APBD tahun-tahun berikutnya yang cukup berat sehingga perlu didukung dengan keterampilan perangkat daerah dalam mengelola pinjaman daerah. Adapun sumber-sumber pinjaman daerah yaitu: 1. Pinjaman daerah dari dalam negeri bersumber dari: a. Pemerintah Pusat. Ketentuan-ketentuan mengenai pinjaman yang bersumber dari Pemerintah Pusat seperti jenis, jangka waktu pinjaman, masa tenggang, tingkat bunga, cara penghitungan dan cara pembayaran bunga, pengadministrasian dan penyaluran dana pinjaman, ditetapkan oleh Menteri Keuangan. b. Lembaga Keuangan Bank. Pelaksanaan pinjaman daerah yang bersumber dari lembaga keuangan bank mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Lembaga Keuangan Bukan Bank. Pelaksanaan pinjaman daerah dari LKBB mengikuti peraturan yang berlaku. d. Masyarakat. Pinjaman daerah dari masyarakat melalui penerbitan obligasi daerah. Pelaksanaan dan pembayaran kembali obligasi daerah mengkuti peraturan yang berlaku. e. Sumber lainnya. Pinjaman daerah lainnya berasal dari pemerintah daerah lain. 2. Pinjaman daerah dari luar negeri dapat berubah pinjaman bilateral atau pinjaman multilateral.

2.3.4. Lain-Lain Penerimaan Daerah Yang Sah

Lain-lain penerimaan daerah yang sah mencakup hibah atau penerimaan dari Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenKota lainnya dan penerimaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

2.4. Belanja Rutin Daerah

Belanja rutin daerah adalah bagian dari anggaran belanja dan pendapatan daerah APBD untuk membiayai program kerja pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain belanja rutin adalah dana yang disediakan untuk membiayai kegiatan operasional pemerintah daerah supaya dapat menjalankan tugas-tugasnya dalam satu tahun anggaran. Agar dapat mengetahui jumlah dan besarnya dana yang diperlukan, harus dibuatkan suatu negara yang dapat diartikan sebagai suatau perkiraan penerimaan dan pengeluaran. Oleh karena itu, dalam mengalokasikan dana anggaran rutin harus mengacu pada prioritas dan kemampuan penerimaan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil kajian empiris tampak bahwa anggaran rutin merupakan salah satu fungsi dari kenaikan pendapatan daerah. Artinya jumlah anggaran rutin akan mengalami kenaikan jika pendapatan daerah meningkat.

2.4.1. Peranan Anggaran Belanja Rutin dalam APBD

Dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah, anggaran rutin memiliki peranan penting agar roda pemerintahan dapat berjalan. Artinya dengan tersedianya dana rutin akan dipergunakan untuk: a. Pembiayan administrasi pemerintahan. b. Pembiayaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum. c. Pemeliharaan asset daerah. d. Membiayai kegiatan operasional proyek-proyek pembangunan yand selesai dibangun. e. Meningkatkan tabungan pemerintah antara melalui penghematan pemakaian sumber-sumber kekayaan daerah. Penghematan belanja rutin penting, karena jika dana itu digunakan secara tepat akan mempengaruhi kelancaran jalannya roda pemerintahan dalam pemberian pelayanan kepada public. Prinsip penyusunan rencana belanja rutin selain didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga memperhatikan asas berikut ini: a. Memperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya. b. Memperhatikan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada masing-masing dinas sesuai dengan kemampuan keuntungan daerah. c. Secara aktif mencapai sasaran sesuai dengan tolak ukur yang diterapkan.