Peranan Anggaran Belanja Rutin dalam APBD

Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

2.4. Belanja Rutin Daerah

Belanja rutin daerah adalah bagian dari anggaran belanja dan pendapatan daerah APBD untuk membiayai program kerja pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain belanja rutin adalah dana yang disediakan untuk membiayai kegiatan operasional pemerintah daerah supaya dapat menjalankan tugas-tugasnya dalam satu tahun anggaran. Agar dapat mengetahui jumlah dan besarnya dana yang diperlukan, harus dibuatkan suatu negara yang dapat diartikan sebagai suatau perkiraan penerimaan dan pengeluaran. Oleh karena itu, dalam mengalokasikan dana anggaran rutin harus mengacu pada prioritas dan kemampuan penerimaan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil kajian empiris tampak bahwa anggaran rutin merupakan salah satu fungsi dari kenaikan pendapatan daerah. Artinya jumlah anggaran rutin akan mengalami kenaikan jika pendapatan daerah meningkat.

2.4.1. Peranan Anggaran Belanja Rutin dalam APBD

Dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah, anggaran rutin memiliki peranan penting agar roda pemerintahan dapat berjalan. Artinya dengan tersedianya dana rutin akan dipergunakan untuk: a. Pembiayan administrasi pemerintahan. b. Pembiayaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum. c. Pemeliharaan asset daerah. d. Membiayai kegiatan operasional proyek-proyek pembangunan yand selesai dibangun. e. Meningkatkan tabungan pemerintah antara melalui penghematan pemakaian sumber-sumber kekayaan daerah. Penghematan belanja rutin penting, karena jika dana itu digunakan secara tepat akan mempengaruhi kelancaran jalannya roda pemerintahan dalam pemberian pelayanan kepada public. Prinsip penyusunan rencana belanja rutin selain didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga memperhatikan asas berikut ini: a. Memperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya. b. Memperhatikan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada masing-masing dinas sesuai dengan kemampuan keuntungan daerah. c. Secara aktif mencapai sasaran sesuai dengan tolak ukur yang diterapkan. Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Selain memperhatikan ketiga prinsip tersebut diatas dalam penyusunan anggaran belanja daerah secara implisit harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Angaran belanja harus disusun secara menyeluruh, mencakup semua kegiatan dalam satu kesatuan unit organisasi sehingga tercermin suatu rencana kerja yang akan dilaksanakan. b. Rencana kerja yang disusun dan alokasi biaya agar dirinci secara jelas dan tertib sesuai dengan unit kerjanya masing-masing. c. Jumlah biaya yang dibebankan adalah wajar dan hemat. d. Transparansi dalam menyediakan anggaran belanja yang dialokasikan kepada masing-masing dinas sehingga mudah dilakukan kontrol. Selanjutnya dalam penyusunan anggaran terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian karena apabila diabaikan akan membawa dampak terjadinya defisit dalam pelaksanaan kegiatan yang tidak mencapai sasaran. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Arah kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah misalnya, memprioritaskan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Kebijakan ini akan mempeoleh jumlah penyediaan dana untuk pembangunan gedung sekolah. Terlebih lagi jika kepada siswa dibebaskan uang pembinaan pendidikan. b. Perubahan struktur organisasi pemerintah daerah sebagai akibat pelimpahan pegawai instansi vertikal atau karena dibentuknya unit yang baru. c. Realisasi anggaran tahun lalu sebelumnya akan berpengaruh terhadap besaran jumlah anggaran yang sedang disiapkan untuk tahun depan. d. Kebutuhan riil bagi setiap belanja juga akan mempengaruhi rencana anggaran. e. Penentuan jumlah alokasi dana menurut kewajaran dalam batas memungkinkan tugas-tugas dapat dilaksanakan.

2.4.2. Kelompok Kerja