Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
1999 22.898.424
2,47 Naik
2000 24.016.650
4,66 Naik
2001 24.911.050
3,60 Naik
2002 25.925.360
3,91 Naik
2003 27.071.250
4,23 Naik
2004 28.688.853
5,64 Naik
2005 25.272.417
11,91 Turun
2006 27.234.454
7,20 Naik
2007 29.352.933
7,22 Naik
Sumber: Perpustakan BI SU.
Sektor perdagangan menurun hingga 17,9 persen bahkan terlalu besar dibandingkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu sektor bank dan
lembaga keuangan lainnya juga menurun sebesar 14,6 persen dan begitu juga dengan sektor-sektor lainnya. Tahun selanjutnya belum menampakkan kemajuan hanya
sebesar 2,5 persen meningkat. Kemungkinan para investor masih ragu menanamkan dananya ke Indonesia. Usaha keras pemerintah daerah Sumatera Utara juga dihargai
dengan peningkatan PDRB sebesar 4,7 persen pada tahun 2000. Sektor pertanian meningkat sebesar 4,7 persen, diikuti dengan meningkatnya sektor pertambangan dan
industri. Tahun 2001 juga meningkat sekitar 3,6 persen, hingga tahun selanjutnya
hampir seluruh sektor mengalami peningkatan. Ternyata tahun selanjutnya 2003 peningkatan menjadi 4,23 persen meskipun tidak ada sektor yang mendominasi
peningkatannya. Sedangkan tahun 2004 semakin meningkat sebesar 6,06 persen. Akan tetapi pada tahun selanjutnya 2005 penurunan terjadi dihampir seluruh sektor
sebesar 12 persen. Tahun 2006 dan 2007 meningkat sebesar 7,2 persen. Tahun 2007 sektor-sektor yang mendominasi seperti sektor industri, bangunan, perdagangan dan
hotel serta jasa-jasa lainnya.
4.4. Hasil dan Analisis
4.4.1. Analisis dan Pengumpulan Data
Dengan melihat adanya hubungan antara variabel dependen yaitu Penerimaan Daerah Sumatera Utara TPD, Pendapatan Asli Daerah PAD dan Belanja Daerah
BD dengan variabel independen yaitu Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sumatera Utara maka digunakan model ekonometrika dengan metode analisis
Kuadrat Terkecil Biasa Ordinary Least Square. Analisis pembahasan ini
Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara variabel-variabel agar diketahui seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian kebenaran
akan dijelaskan dalam perhitungan serta mengujian terhadap masing-masing koefisien regresi yaitu uji t dan uji f yang diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dengan
program Eviews 5.
4.4.2. Hasil Regresi dan Interpretasi Model
4.4.2.1. Analisa Regresi Penerimaan Daerah Sumatera Utara TPD Tabel 4.8 Hasil Analisa Regresi Penerimaan Daerah Sumatera Utara
No. Variabel
Koefisien Standar Error
t - statistik
1. Intercept
-33,47166 17,79383
-1,881082 2.
LPDRB 2,761809
1,052789 2,623326
3. D
0,503035 0,267425
1,881034 4.
R
2
0,775393 5.
Adj. R
2
0,737959
Sumber : Data telah diolah
Dari tabel diatas dapat dibentuk model persamaan regresi yaitu: LTPD = -33,47 + 2,76LPDRB + 0,50D
a. Interpretasi Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh R
2
sebesar 77 yang berarti variabel PDRB dapat menjelaskan variasi perkembangan tingkat Penerimaan Daerah
Sumatera Utara untuk kurun waktu 1993 – 2007 dan sisanya sebesar 23 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut.
b. Uji t-stat Pengaruh PDRB terhadap Penerimaan Daerah Sumatera Utara pada uji t-stat juga
memberikan pengaruh yang signifikan, dimana t-stat sebesar 2,62 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,16 pada
α = 0,05 atau selang kepercayaan Confidence Level 95 pada kurun waktu 1993 – 2007. Pengaruh otonomi daerah D juga
berdampak positif terhadap penerimaan daerah Sumatera Utara dapat dilihat t-stat sebesar 1,88 yang lebih besar dari t-tabel 1,77
α = 0,10. c. Koefisien PDRB dan D otonomi daerah adalah positif , artinya ada pengaruh
positif antara PDRB dan D terhadap Penerimaan Daerah Sumatera Utara. Semakin besar PDRB akan meningkatkan Penerimaan Daerah Sumatera Utara. Koefisien
Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
dari PDRB adalah 2,76. Misalkan satuan data masing-masing variabel dinyatakan dalam jutaan, kenaikan 1 juta PDRB akan meningkatkan Penerimaan Daerah
sebesar 2,76 juta.
4.4.2.2. Analisa Regresi Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara PAD Tabel 4.9 Hasil Analisa Regresi Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara
No. Variabel
Koefisien Standar Error
t - statistik
1. Intercept
-47,59083 20,93932
-2,272797 2.
LPDRB 3,522215
1,238895 2,843029
3. D
0,995557 0,314699
3,163525 4.
R
2
0,859510 5.
Adj. R
2
0,836096
Sumber : Data telah diolah
Dari tabel diatas dapat dibentuk model persamaan regresi yaitu: LPAD = -47,59 + 3,52LPDRB + 0,99D
a. Interpretasi Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh R
2
sebesar 86 yang berarti variabel PDRB dapat menjelaskan variasi perkembangan tingkat Pendapatan Asli Daerah
Sumatera Utara untuk kurun waktu 1993 – 2007 dan sisanya sebesar 24 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut.
b. Uji t-stat Pengaruh PDRB terhadap Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara pada uji t-stat
juga memberikan pengaruh yang signifikan, dimana t-stat sebesar 2,84 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,16 pada
α = 0,05 atau selang kepercayaan Confidence Level 99 pada kurun waktu 1993 – 2007. Pengaruh otonomi daerah D juga
berdampak positif terhadap PAD Sumatera Utara dapat dilihat t-stat sebesar 3,16 yang lebih besar dari t-tabel 3,01
α = 0,01. c. Koefisien PDRB dan D otonomi daerah adalah positif , artinya ada pengaruh
positif antara PDRB dan D terhadap Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara. Semakin besar PDRB akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Sumatera
Utara. Koefisien dari PDRB adalah 3,52. Misalkan satuan data masing-masing variabel dinyatakan dalam jutaan, kenaikan 1 juta PDRB akan meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah sebesar 3,52 juta.
Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.4.2.3. Analisa Regresi Belanja Daerah Sumatera Utara BD Tabel 4.10 Hasil Analisa Regresi Belanja Daerah Sumatera Utara
No. Variabel
Koefisien Standar Error
t - statistik
1. Intercept
-38,9512 20,89511
-1,864078 2.
LPDRB 3,084078
1,236280 2,494644
3. D
0,319962 0,314034
1,018876 4.
R
2
0,681959 5.
Adj. R
2
0,628952
Sumber : Data telah diolah
Dari tabel diatas dapat dibentuk model persamaan regresi yaitu: LBD= -38,95 + 3,08LPDRB + 0,31D
a. Interpretasi Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil estimasi diatas, diperoleh R
2
sebesar 68 yang berarti variabel PDRB dapat menjelaskan variasi perkembangan tingkat Penerimaan Daerah
Sumatera Utara untuk kurun waktu 1993 – 2007 dan sisanya sebesar 32 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut.
b. Uji t-stat Pengaruh PDRB terhadap Penerimaan Daerah Sumatera Utara pada uji t-stat juga
memberikan pengaruh yang signifikan, dimana t-stat sebesar 2,49 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,16 pada
α = 0,05 atau selang kepercayaan Confidence Level 95 pada kurun waktu 1993 – 2007. Pengaruh otonomi daerah D tidak
berdampak positif terhadap belanja daerah Sumatera Utara dapat dilihat t-stat sebesar 1,01 yang lebih kecil dari t-tabel 1,77
α = 0,10. c.
Koefisien PDRB dan D otonomi daerah adalah positif , artinya ada pengaruh positif antara PDRB dan D terhadap Belanja Daerah Sumatera Utara. Semakin
besar PDRB akan meningkatkan Belanja Daerah Sumatera Utara. Koefisien dari PDRB adalah 3,08. Misalkan satuan data masing-masing variabel dinyatakan
dalam jutaan, kenaikan 1 juta PDRB akan meningkatkan Belanja Daerah sebesar 3,08 juta.
Christa Td. Siallagan : Analisis Posisi Fiskal Daerah Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.4.3. Uji Asumsi Klasik