Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
32
pokok bahasan yang telah diajarkan. Oleh sebab itu, dalam metode PTS tugas-tugas yang diberikan pada siswa bukan melakukan sesuatu
sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim.
30
Student Team Achievement Division STAD, dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda-
beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara
sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan lagi untuk saling membantu.
31
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu
pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan
bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi
dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya
dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin para timnya
mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim nya untuk mempelajari materinya. Mereka harus saling mendukung teman
satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama
setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bantu
dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tau meterinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan
30
Robert E. Slavin., Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media : Juli 2009 hal.10
31
Ibid, hal.11
33
baik satu sama lain, karena satu-satu nya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau
kemampuan yang diajarkan.
32
Berpijak pada karakteristik pembelajaran di atas, diasumsikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu memotivasi siswa
dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas bersama secara kreatif. Model
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di berbagai bidang studi atau mata pelajaran, baik untuk topik-topik yang bersifat abstrak
maupun yang bersifat konkrit Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gul Nazir Khan dan
Dr Muhammad Hafiz Inamullah, Institut Pendidikan dan Penelitian, Universitas
Peshawar, Pakistan
dengan judul “Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa STAD padaPrestasi Akademik
Mahasiswa ” menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran STAD terhadap hasil belajar siswa,Temuan penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok dalam hal kinerja mereka
di posttest tidak signifikan.Akibatnya, model pembelajaran Student Teams Achivement Division STADseharusnya digunakan sebagai teknik
pembelajaran untuk pengajaran kimia untuk kelas -12, terlepas dari nilai siswa.
33
Penelitian lain oleh Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala, Alfred Olufemi Fatade, Samuel Adejare Ola-Oluwamenunjukan terdapatnya
pengaruh penggunaan model belajar STAD terhadap hasil belajar siswa, dengan judul “Achievement in Cooperative versusIndividualistic Goal-
Structured Junior SecondarySchool Mathematics Classrooms in Nigeria”,
Temuan ini menguatkanmengenai efektivitas daristruktur insentif dan tugas yang terkait dengan STAD TGT,keduanya memerlukan studi
32
Ibid, hal.12
33
Gul Nazir Khan dan Dr Muhammad Hafiz Inamullah , “Pengaruh Team Achievement
Division Mahasiswa STAD padaPrestasi Akademik Mahasiswa ” www.ccsenet.org assIlmu
Sosial AsiaDiterbitkan oleh Pusat Kanada Sains dan Pendidikan, Vol. 7, No 12, Desember 2011
34
kelompok dan penghargaan kelompok bagi individubelajar. Bagi merekapembelajaran kooperatif memberikan lebih banyak ruang dan
kesempatan untuksiswa untuk berdiskusi, memecahkan masalah, menciptakan solusi, memberikanide dan saling membantu.
34
Penelitian lain dilakukan oleh Rinda Warawudhi, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial, Burapha University, Chon Buri, Thailand.
Dengan judul English Reading Achievement:Student Teams-Achievement Division STAD vs.Lecture Method for EFL Learners, Setelah
menganalisis respon siswa dari Kelompok belajar STAD, hasil menunjukkan bahwa siswa tersebut menikmati metode ini pembelajaran
menjadi aktif. Dapat disimpulkan bahwa metode STAD dapat mendorong keterlibatan kelas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan sikap
terhadap belajar bahasa Inggris, dan meningkatkan partisipasi siswa di dalam kelasbaik dalam hal interaksi antara siswa sendiri dan antara siswa
dan guru mereka.
35
Penelitian lain dalam artikel yang ditulis oleh Haroun Siregar yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk
meningkatkan aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kimia” yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun 20122013
menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
36
34
Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala, Alfred Olufemi Fatade, Samuel Adejare Ola- Oluwa,
“Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa STAD padaPrestasi Akademik Mahasiswa
” dalam International Journal of Tren Matematika dan Teknologi-ISSN: 2231- 5373 http:www.internationaljournalssrg.org, Volume3 Issue1-2012
35
Rinda Warawudhi, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial,Burapha University, Chon Buri, Thailand. English Reading Achievement:Student Teams-Achievement Division STAD
vs.Lecture Method for EFL Learner
,
Journal of Institutional Research South East Asia, Volume 10 Number 1 MayJune 2012.
36
Haroan Siregar, “Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembe
lajran Kimia” dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Volume 2, nomor 1, Juni 2013. h. 40-52