Keunggulan Model Pembelajaran STAD

20 menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: Pertama, kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar. Kedua, respons pembelajar itu sendiri.Ketiga, konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.Sebagai ilustrasi perilaku respons yang baik diberi hadiah.Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. 15 b Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu menurut Robert M. Gagne seperti yang dikutip Dimyati dan Mudjiono, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas.. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai”. 16 , timbulnya kapabilitas disebabkan oleh: 1. Stimulasi yang berasal dari lingkungan. 2. Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai, Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi dan menjadi kapabilitas baru. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak- anak demikian juga dewasa, dapat mengingat kembali kata-kata yang telah didengar atau dipelajarinya. c Belajar Menurut Pandangan Piaget Jean Piaget dengan seorang psikologi Swiss dalam Hamzah berpendapat bahwa, “bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari 3 tahapan, yakni asimilasi, akomodasi dan equilibrasi 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, Cet. Ke-5, hlm. 9 16 Ibid., hlm. 10 21 penyeimbang”. 17 Berikut adalah penjelasan tentang tiga proses belajar kognitif anak yaitu: 1 Proses “assimilation” dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui. 2 Proses “accommodation” yaitu anak mengasuh dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga imformasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Piaget melihat perkembangan kognitip tersebut sebagai hasil perkembangan saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui. Asimilasi tetap dan menambah terhadap yang ada dan menghubungkannya dengan yang telah lalu. 3 Poses “equilibration” adalah penyesuaian berkesinambungan antara tahap asimilasi dan akomodasi. d Belajar menurut pandangan Carl R. Rogers `Menurut pandangan Carl R Rogers ahli psikoterapi seperti yang dikutip oleh Saiful praktek pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghapalkan pelajaran. Alasan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran adalah: i. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. ii. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. ii. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 17 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Cet. Ke-4, h. 10 22 iii. Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan perubahan diri terus menerus. iv. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar. 18 e Belajar Menurut Pandangan Bandura Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura seperti yang dikutif Trianto, “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. 19 Seseorang pembelajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain model, hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini memberi kesempatan kepada pembelajar tersebut untuk mengeksperikan tingkah laku yang dipelajarinya. Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura dalam Trianto mengklasifikasikan empat fase pembelajaran pemodelan tersebut, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi. 20 Berikut adalah pemaparan empat fase tersebut: 1. Fase atensi. Fase atensi adalah fase memberikan perhatian pada suatu model. Dalam pembelajaran guru yang bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa memberikan perhatian pada kepada bagian-bagian penting dari pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan 18 Ibid., hlm. 29. 19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 30-31 20 Ibid., hlm. 31

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

PENGARUH STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN PKN KELAS IV SDN 30 PONTIANAK SELATAN

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN EKONOMI

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

1 1 9