Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Hal tersebut tercantum dalam Al- Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 Artinya : ”Serulah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara baik, sesungguhnya Tuhanmulah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuknya. “ An-Nahl: 125 Ayat di atas menunjukan bahwa Allah mengajarkan manusia untuk saling bertautan, saling menasehati satu dengan lainnya dengan cara yang baik-baik dan menjauhkan perdebatan diantara manusia. Kalimat-kalimat suci menjadi pegangan yang begitu dogmatis dan radikal. Penggalan dari firman-firman Allah di atas khususnya dan di dalam Al- Qur‟an umumnya itu sesungguhnya mewujudkan sesorang muslim dalam tutur katanya, Islam dalam perbuatannya dan juga Islam dalam jiwanya. Allah menganjurkan kepada manusia untuk mampu mendebat kepada sebuah kezhaliman dengan strategi yang baik pula. Semua anjuran tersebut itu perlu di interpretasikan lebih jauh dan mewujudkannya dengan teori-teori yang mendukung proses dakwah. Sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Muhammad Jamal mengutip pendapat Sayy id Quthb bahwa “Sesungguhnya Islam selalu menghindarkan diri dari peperangan, karena perang dapat menimbulkan penjajahan, perbudakan, dan berbagai sikap dan ambisi buruk dari Negara- negara penakluk.” 6 Islam menyeru manusia kejalan Allah dengan jalan bijaksana dan penuh kedamaian. 6 Ahmad Muhammad Jamal, Perang Damai dan MIliter dalam Islam, Jakarta: P.T.Fikhati Aneska, 1991, h. 71. Begitu banyak atau menjamurnya kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di masyarakat serta lembaga-lembaga dakwah formal maupun non formal, akan tetapi masih banyaknya para remaja yang melakukan penyimpangan moral serta kurang optimalnya pengawasan orang tua dan pengawasan diri seperti banyak ditemukan remaja yang menghabiskan waktunya untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti, Narkoba, meminum-minuman keras khamar dan berjudi, semua perbuatan tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan orang tua dan pengendalian diri terhadap remaja itu sendiri, serta di dorong oleh pengaruh negatif dari perkembangan tekhnologi dan budaya yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan mereka yang akan berdampak bagi kelangsungan kehidupan beragama bagi remaja dan masyarakat sekitarnya. Karena kita ketahui remaja adalah gambaran untuk hari esok dan remaja sebagai generasi penerus yang merupakan asset bangsa ini dan harus baerlandaskan iman, imu, dan akhlak yang baik. Usaha untuk mewujudkan ajaran Islam yang kaffah dalam aspek kehidupan, tentunya tidak hanya pada tanggung jawab orang tua saja, tetapi unsur-unsur lain yang tidak dapat dikesampingkan dalam masalah ini, yaitu keberadaan kaum remaja sebagai penerus agama dan bangsa yang memiliki andil dalam penyampaian usaha dakwa. Untuk itulah remaja dituntut untuk melakukan hal positif serta memiliki andil dan manfaat terhadap lingkungannya. Strategi merupakan suatu perencanaan atau keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapakan oleh suatu organisasi tertentu. Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan terutama bagi seorang Habib Mundzir Al- Musawwa sebagai da‟i serta organisasi yang dipimpinnya yaitu Majelis Rasulullah yang merupakan bagian dari organisasi masyarakat. Habib Munzdir Al- Musawwa merupakan da‟i yang menjalankan dakwahnya di Jakarta. Habib Munzdir Al- Musawwa selain sebagai da‟i beliau juga pimpinan dari majelis Rasulullah, yang merupakan majelis besar yang ada d Jakarta. Majelis ini berdiri pada tahun 2000, majelis yang awalnya hanya tujuh jama‟ah, kini jama‟ah majelis Rasulullah telah mencapai ratusan. Majelis Rasulullah ini telah banyak diketahui umat islam di Jakarta maupun di luar Jakarta. Hal ini menunjukan bahwa Habib Munzdir Al- Musawwa berdakwah tidak hanya di Jakarta saja, akan tetapi dakwahnya telah menyebar keluar daerah Jakarta. sudah tentu diperlukan strategi-strategi untuk menjalankannya agar berhasil dalam menyebarluaskan dakwahnya. Habib Mundzir Al-Musawwa melakukan kegiatan dakwahnya yaitu, dari mesjid ke mesjid, mushola ke mushola, dan beberapa program televisi. Salah satu ciri khas dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa adalah membuat acara peringatan hari-hari besar Islam di pusat kota, seperti MONAS, Stadioan sepak bola Gelora Bung Karno Senayan, masjid Istiqlal. Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa sangat menekankan kepada pentingnya akhlak yang baik secara sempurna melalui kecintaan kepada nabi Muhammad SAW dengan cara selalu mengajak para jama‟ahnya untuk selalu bersholawat. Majelis Rasulullah yang memiliki banyak jama‟ah baik dari kalangan orang tua maupun remaja, namun lebih banyak didominasi oleh remaja. Dominasi ini dikarenakan remaja yang haus akan nilai-nilai islami, rasa penasaran mereka terhadap nilai-nilai islam yang luhur dan keinginan tahu mereka terhadap Nabi Muhammad SAW, yang seringkali ditanamkan Habib Mundzir Al-Musawwa dalam setiap cermahnya. Hal inilah yang menyebabkan daya tarik remaja pada dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dan majelis Rasulullah yakni adanya Ilmu yang disampaikan untuk pembenahan Akhlaq disertai bershalawat kepada Nabi dengan iringan hadroh yang menjadikan dasar sebagai lambang kecintaan dan kerinduan umat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh umat terdahulu baik dari kalangan sahabat hingga kepada kita umat muslim. Strategi Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dalam pembentukan akhlakul karimah pada remaja di majelis Rasulullah memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan da‟i-da‟i yang lain, yang kebanyakan lebih mengandalkan pada strategi dakwah pada ceramah saja. Berdasarkan pemaparan disertai penjelasan diatas. Maka penulis mengangkat kajian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “STRATEGI DAKWAH HABIB MUNDZIR AL MUSAWADALAM MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI MAJELIS RASULULLAH ” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas dan agar penulisan ini terarah, maka penulis membatasi hanya pada strategi dakwah Habib Mundzir Al- Musawwa pada kalangan remaja di Majelis Rasulullah. Berdasarkan pembatasan di atas, maka permasalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana Strategi Dakwah Habib Mundzir Al Musawwa Dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Remaja Di Majelis Rasulullah?

C. Tujuan dan Mnfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi dakwah Habib Mundzir Al Musawwa dalam membentuk akhlaqul karimah remaja di Majelis Rasulullah.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik 1 Hasil dari penelitian ini bisa memberikan pengetahuan dan wawasan dalam upaya mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. 2 Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM khususnya pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam menyampaikan pesannya kepada penerima dakwah dengan menggunakan metode yang ada. b. Manfaat praktis 1 Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang sesua i dalam peningkatan mutu dakwah para da‟i atau calon da‟i terhadap mad‟unya. 2 Sebagai masukan bagi masyarakat muslim bahwa pentingnya shalawat kepada nabi Muhammada SAW

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah menggunakn pendekatan kualitatif dengan format desain deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini mempeajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena. 7 Untuk mendukung faktanya penelitian ini, peneliti juga mnambahkan metode triangulasi dalam mengumpulkan data-data sebagai penunjang dalam penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan metode triangulasi yang dipakai sesuai dengan buku dari Burhan Bungin yang mngungkapkan bahawa triangulasi merupakan cara penggabungan dua metode dalam satu kajian dengan mengambil pendapat dari luar objek penelitian untuk mendukung faktanya sebuah objek penelitian. 8 Berdasrkan metode penelitian tersebut di atas peneliti berharap mendapat data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatifsehingga peneliti dapat menganalisis dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar, menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menegenai Strategi Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dalam membentuk Akhlaqul Kraimah Reamaja Di Majelis Rasulullah. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sekertariat majelis Rasulullah SAW di jalan perdatam Cikokol Jakarta Barat dan melakukan pengamatan pula di majelis rutin setiap hari senin jam 20.15-21.30 WIB di masjid Al- Munawwar Perdatam Jakarta Barat selama tujuh bulan, mulai dari November 2012 sampai Mei 2013. 7 Moh Nazir, Metode Penelitia, Bogor: Ghalia Indonesia. 2015 h.55 8 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis kearah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan. 9 Dalam masalah ini subjek penelitian adalah Habib Mundzir Al Musawwa, dan objek penelitian adalah jama‟ah Remaja majelis Rasulullah Saw. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki. 10 Peneliti melakukan pengamatan atau terjun langsung kelapangan field reaserch untuk melihat langsung pelaksanaan dakwah yang dilakukan oleh Habib Mundzir Al- Musawwa, mulai dari kegiatan-kegiatan dakwah Habib Mundzir Al- Musawwa, kemudian melihat langkah-langkah yang dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa dalam membuat rancangan strategi dakwah yang dilakukan dalam membina akhlaqul karimah remaja di Majelis Rsulullah. b. Wawancara, yaitu percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud tertentu yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi. 11 Dalam hal ini penulis mewawancarai Habib Mundzir Al- Musawwa sekaligus pimpinan majelis Rasulullah Saw dan dua pengurus dari Majelis Rasulullah yaitu sekretaris dan wakil sekretaris serta jama‟ah beberapa Jama‟ah remaja. 9 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1989, hal. 13. 10 Sutrisna Hadi, Metodelogi Reaserch, Yogyakarta: Andi Offset, 1989 cet ke-19, hal. 139 11 Imam Suprayogo, Thabrani. Metodologi Sosial Agama Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2001 cet. Ke-1, hal.172.