Pengertian Strategi Dakwah Strategi Dakwah

timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk untuk k emudian harus melakukan atau meninggalkannya” 35 . Menurut pendapat Asmuni Syukir dalam bukunya Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, menyatakan bahwa masalah Ahklaq dalam aktivitas dakwah sebagai materi dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Dalam kitabnya “tanzib al-akhlaq”, Ibnu Maskaweh mengatakan bahwa, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran. ” 36 Materi akhlak sangat luas sekali, bahkan tidak hanya bersifat lahiriyah saja, akan tetapi materi akhlak juga melibatkan bentuk pemikiran yang sangat mendalam. Secara garis besar materi akhlak meliputi tiga hal, yaitu: 1. Akhlaq terhadap Allah, akhlak ini tidak bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah 2. Akhlak terhadap manusia, yang meliputi : a. Diri sendiri b. Tetangga c. Masyarakat lainya 3. Akhlaq terhadap lingkungan adalah : a. Flora b. Fauna. Mengenai tiga hal di atas tersebut sangatlah saling berkaitan dan 35 Study Islam IAIN Supel Surabaya, Pengantar Study Islam, Surabaya: IAIN Supel Surabaya, 2005.hal. 109. 36 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al Ikhlas, 1983,hal. 62. sangat terikat satu sama lain, karena memang tidak dapat dipisahkan meski bisa untuk dibedakan. Walaupun sebagai perumpamaan yang tepat, Islam sebagai sebuah pohon yang amat rindang yang berada di perut bumi berupa aqidah, bahan pohonnya adalah hukum-hukum dan buah serta dedaunan adalah akhlaqul karimah Budi pekerti.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. 37 Istilah adolescence seperti yang digunakan saat ini, mempunyai arti lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisisik. Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja, dalam definisi tersebut dikemukakan tiga criteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika a. Individu berkembang dari pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkermbangan psikologis dan pola identivikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh dengan keadaan relative yang lebih mandiri. 38 Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja 37 Elizabeth Hurlock, Piskologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980 h. 33 38 Wirawan S. Sarwono, Psikologi social, Jakarta: Balai PUstaka, 1999 h. 39