Menyusun Program-program Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa dan Majelis Rasulullah

mengun dang da‟i yang masyhurdikenal oleh masyarakat luas dan juga cukup baik dari segi ilmu yang dimiliki sehingga sangat berpengaruh untuk memberi pelajaran dan nasihat-nasihat. Program dakwah ini sangat membantu bagi Habib Mundzir Al-Musawwa karena hal ini sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi, yaitu jadwal yang telah ditentukan hari dan jamnya membuat dakwah Habib Mundzir Al- Musawwa seimbang antara waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk pencapaian hasilnya.

3. Memanfaatkan Media Dakwah

Banyak cara yang dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa untuk meluaskan strategi dakwahnya, seperti dengan memanfaatkan media-media sebagai sarana. Diantara media-media tersebut adalah : a. Media Cetak Pemanfaatan media cetak dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa dengan menulis buku tentang kenalilah aqidahmu, agar jama‟ah remaja dapat mngetahui akhlak mereka apakah sesuai dengan syari‟at dari Nabi atau belum. Kemudian Habib Mundzir Al-Musawwa mempublikasikan dakwahnya dalam sebuah bulletin ceramah selama satu bulan. b. Audio Visual Sesuai dengan perkembangan tekhnologi audio visual maka beliau mendokumentasikan dakwahnya yang berisi ceramah-ceramah pada saat peringatan hari besar Islam, kedatangan gurunya yaitu Habib Umar bin Hfidh, perjalanan dakwah beliau sendiri dan lagu-lagu shalawat kedalam bentuk DVD. Habib Mundzir Al-Musawwa juga meggunakan media on line yang dinamai forum Majelis Rasulullah, diselengarakan oleh Majelis Rasulullah. forum tersebut dapat diakses melalui www.majelis rasulullah.org. Website ini digunakan untuk menyebarkan luaskan berita seputar kegiatan Habib Mundzir dan Majelis Rasulullah, kemudian sebagai dakwah Habib Mundzir dengan cara menjawab pertanyaan darri jama‟ah apabila tidak sempat bertemu langsung dengan beliau c. Spanduk, Umbul-Umbul, Helem Setiap program dakwahnya Habib MundzirAl-Musawwa memanfaatkan media spanduk, umbul-umbul, helem berlogo Majelis Rasulullah dan jaket berlambangkan Majelis Rasulullah. Yang dimaksud untuk menandai bahwa ini adalah jama‟ah dari Habib Mundzir Al- Musawwa. Pemanfaatan media ini cukuup efektif bagi Habib Mundzir Al- Musawwa dalam melakukan dakwahnya, mengigat pada masa sekarang ini media menjadi tempat informasi yang sangat baik, pemanfaatan media ini juga sesuai dengan asas kmampuan dan keahlian da‟i. Begitu pula yang dilakukan oleh habib Mundzir Al-Musawwa, memanfaatkan media untuk mendukung dalam beliau menjalankan dakwahnya. Secara tidak disadari ternya dari pemanfaatan media tersebutlah yang menjadi ciri khas dari dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa. Setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Rasulullah tentu sangat mempertimbangkan da‟inya yaitu Habib Mundzir Al-Musawwa, kesibukan beliau dalam dakwah terkadang menjadikan kelelahan bagi tubuh beliau. Karena dalam mengemban dakwah seorang d a‟i harus memiliki kekuatan jasmani dan rohani agar apa yang disampaikan mudah diterima oleh jama‟ah. Strategi dakwah ketika diimplementasikan bisa terlihat efisien jika dari segi kuantitas dan kualitas berjalan dengan baik. Kuantitas yaitu banyaknya jama‟ah sedangkan kualitas yaitu cara da‟i menyampaikan materi-materi secara bervariasi, sehingga menambah pengetahuan bagi para mad‟unya. Terlihat bahwa strategi dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa secara kuantitas yaitu, dakwah yang dimulai dari tahun 2000-2013 sangat menanjak darstis yang awalnya jama‟ah hanya ada delapan orang kini telah mencapai ratusan ribu bahkan jutaan orang. Secara kualitas banyak perubahan dari para remaja yang tadinya nongkrong-nongkrong sekarang lebih banyak duduk di majelis Rasulullah, serta shalawat yang sering dibawakan di majelis Rasulullah juga dibacakan oleh remaja-remaja di manapun, baik di rumah saat santai-santai dan di musholla ketika menjelang waktu maghrib. Saya mengikuti taklim dengan Habib Mundzir Al-Musawwa kira-kira sudah tiga tahun dari tahun 2010, awalnya hanya ikut-ikutan diajak temen bareng-bareng remaja Masjid Al-Munawwar kadang hadir kalo lagi kepengen atau tidak kalau lagi malas, tapi sekarang menjadi rutin semenjak awal januari 2011. 10 Remaja-remaja yang awalnya hanya ikut-ikutan kini menjadi istiqomah, pada taklim mingguan ataupun saat acara-acara besar Islam yang diselenggarakan oleh majelis Rasulullah. Walaupun sasaran dakwah yang awalnya adalah merangkul remaja, namun tidak menutup kemungkinan yang telah berkeluarga. B ahkan jama‟ah yang berasal dari luar kota berdatang untuk 10 Rendi Sumantoro, Jama‟ah Majelis Rasulullah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 17 Noember 2013, Jam 20.00 WIB. mengikuti tabligh akbar disaat hari-hari besar islam yang dilakukan dipusat kota yaitu MONAS atau masjid-masjid besar yang ada dijakarta seperti Istiqlal dan lainnya. Keadaan yang sesuai dengan harapan dari Habib Mundzir Al- Musawwa ini dan ini terus di dijaga oleh Habib Mundzir Al-Musawwa dan jama‟ah agar terus menarik perhatian remaja lainnya untuk membenahi akhlak mereka. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai Strategi Dakwah Habib Mundzir Al-Musawwa, penulis dapat menghasilkan kesimpulan akhir dari penulisan karya ilmiyah ini yaitu sebagai berikut: Habib Mundzir Al-Musawwa memiliki strategi dakwah yang efektif, terarah dan terencana dalam setiap kegiatan dakwahnya terhadap para remaja agar menjadi remaja yang berakhlaqul karimah. Dalam menjalankan straegi tersebut agar mencapai tujuan Habib Mundzir Al-Musawwa menggunakan strategi dakwah sebagai berikut : 1. Memfokuskan obyek dakwah pada kaum remaja 1 Mengetahui sasaran dakwah dan mengetahui keadaan sosial yang menjadia sasaran dakwah adalah merupakan salah satu hal penting yang harus diprhatikan oleh seorang da‟i, ini dilakukan Habib Mundzir Al-Musawwa sesuai dengan asas sosiologis yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. dan psycologis yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan kejiwaan manusia. Habib Mundzir Al- Musawwa mengambil langkah pertama dalam strategi dakwah beliau dengan memfokuskan obyek dakwah pada kaum remaja, ini dulakukan agar dakwahnya lebih terarah. Remaja-remaja yang keadaan akhlaknya kurang baik ini lah yang lebih