KESIMPULAN DAN SARAN Strategi Dakwah Habib Mundzir Al Musawa Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Jama’ah Remaja Di Majelis Rasulullah Saw

perubahan zaman yang semakin dinamis. Oleh sebab itu, dalam peradaban Islam sekarang ini guna menyongsong kebangkitan ummat di zaman modern saat ini diperlukan informasi pola strategi yang tepat. 2 Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan strategi dan metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan konstektual. Aktual dalam arti memecahkan masalah terkini hangat di tengah masyarakat. 3 Strategi dakwah harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi yaitu dalam dakwah harus ada usaha untuk mengembangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasil yang semaksimal mungkin. 4 Dakwah yang merupakan panggilan suci, karena sisi dari panggilan itu merupakan satu rangkaian pesan yang mengarahkan kepribadian manusia dalam melakukan hubungan dengan Tuhan, alam dan lingkungan. Hubungan tersebut menjadi sebuah realitas yang tak terelakan dalam kehidupan manusia jamak, ketika rangkaian pesan yang dimaksud tersampaikan dengan jalan hikmah arif dan bijaksana, sebab merumuskan ketentuan penyampaian pesan dakwah tentu tidak bisa ditempuh dengan satu arah. Berbagai dimensi, ruang dan media dapat saja dijadikan komoditas dalam menyampaikan pesan dakwah secara umum. 5 Perbuatan-perbuatan baik, jalan-jalan kedamaian, serta meneyeru dengan tutur kata yang baik merupakan ladang dakwah yang amat luas pengertiannya. Manusia dalam berdakwah dapat melalui sisi manapun dalam kehidupan, karena sesungguhnya manusia memiliki tugas dari Allah pencipta alam semesta, yaitu menjalankan dakwah. 2 M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997 cet ke-1 h. 33. 3 M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Prenda Media, 2006, h. IX. 4 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 33. 5 Ahmad Yani, 160 materi dakwah pilihan Depok: Al-Qalam, 2008 h. 122. Hal tersebut tercantum dalam Al- Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 Artinya : ”Serulah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara baik, sesungguhnya Tuhanmulah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuknya. “ An-Nahl: 125 Ayat di atas menunjukan bahwa Allah mengajarkan manusia untuk saling bertautan, saling menasehati satu dengan lainnya dengan cara yang baik-baik dan menjauhkan perdebatan diantara manusia. Kalimat-kalimat suci menjadi pegangan yang begitu dogmatis dan radikal. Penggalan dari firman-firman Allah di atas khususnya dan di dalam Al- Qur‟an umumnya itu sesungguhnya mewujudkan sesorang muslim dalam tutur katanya, Islam dalam perbuatannya dan juga Islam dalam jiwanya. Allah menganjurkan kepada manusia untuk mampu mendebat kepada sebuah kezhaliman dengan strategi yang baik pula. Semua anjuran tersebut itu perlu di interpretasikan lebih jauh dan mewujudkannya dengan teori-teori yang mendukung proses dakwah. Sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Muhammad Jamal mengutip pendapat Sayy id Quthb bahwa “Sesungguhnya Islam selalu menghindarkan diri dari peperangan, karena perang dapat menimbulkan penjajahan, perbudakan, dan berbagai sikap dan ambisi buruk dari Negara- negara penakluk.” 6 Islam menyeru manusia kejalan Allah dengan jalan bijaksana dan penuh kedamaian. 6 Ahmad Muhammad Jamal, Perang Damai dan MIliter dalam Islam, Jakarta: P.T.Fikhati Aneska, 1991, h. 71.