65
3 Wardrobekostum, pakaian yang telah disediakan tim produksi, hal ini guna menunjang penampilan dari host maupun narasumber
yang terlibat, agar terlihat lebih menarik di kamera. 4 Set up dan Reheasal, Set Up adalah yang bersifat teknis yang
dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat lainnya. Tugasnya mempersiapkan peralatan shooting, dan mempersiapkan tempat
shooting yang sudah ditentukan. Rehearsal atau pelatihan bagi talent. Sedangkan untuk tim produksi untuk mengetahui seberapa
jauh persiapan produksi.
c. Biaya Produksi
Setelah materi dan sarana, selanjutnya hal yang diperlukan dalam pelaksanaan produksi Wisata Religi adalah biaya produksi. Dalam
proses produksi program Wisata Religi TVRI biaya produksi tergantung dari pengarahan kru, bensin, dan uang makan. Karena
produksi program Wisata Religi ini menggunakan latar belakang Outdoor maka estimasi biaya sangat dan perlu diperhatikan untuk
menghindari over budget. Hal ini sangat diperhatikan karena setiap lokasi berbeda-beda jarak, dan kebutuhan lainnya. Dalam setiap
produksi Wisata Religi diberikan biaya sebesar 5 juta rupiah biaya tersebut harus digunakan secara maksimal dengan tidak melebihi
budget yang telah ditentukan dan dalam penggunaan biaya.
d. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Untuk organisasi pelaksanaan produksi program Wisata Religi sudah diungkapkan penulis pada gambaran umum TVRI dan program
Wisata Religi. pada tabel 1.
66
e. Tahap Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi program Wisata Religi dimulai dengan rapat tim yang bertugas, menentukan lokasi yang akan dilakukan
produksi, mencari tahu tempat atau lokasi yang akan dilakukan shooting. Proses produksi Wisata Religi dalam setiap timnya hanya
melibatkan 7-8 orang, hal ini karena produksinya menggunaan latar Outdoor tidak melibatkan banyak SDM, berbeda dengan produksi
yang berlatar Indoor bisa melibatkan 30 orang bahkan lebih. Menurut Ludwie Anggara Samodra yang bertugas sebagai
pengarah acara, ia juga bertanggung jawab dalam mencari, mengumpulkan, dan menghimpun yang memilik nilai informasi dan
layak untuk di produksi dan di tonton oleh khalayak.
6
Dalam setiap produksi dibutuhkan komponen atau peralatan yang harus sudah tersedia sebelum proses produksi berlangsung.
Penanganan dan penggunaan peralatan produksi memerlukan pengetahuan, pengalaman dan penghayatan atau seri yang baik.
Beberapa peralatan penting tersebut seperti: Kamera, Lighting, Audio, Video Tape Recording VTR, Visual Effects, dan Production Control .
Lokasi Indoor maupun lokasi Outdoor, baik dari tahap set up atau rehearsal sampai general rehearsal.
7
Proses produksi juga ada yang secara record yang disebut taping siaran tunda.
6
Wawancara pribadi dengan Ludwie Anggara Samodra, Pengarah Acara Program Wisata Religi, Jakarta, 31 Januari 2013.
7
Departemen Program TVRI, Standar Operating Procedure Produksi, Jakarta, PT. TVRI, 2008.
67
Dalam pelaksanaan proses produksi ini, sutradara menentukan jenis shot yang akan diambil didalam adegan scene. Biasanya
sutradara mempersiapkan suatu daftar shot atau tine code pada akhir pengambilan adegan, kode waktu time code adalah nomor pada pita.
Nomor itu dihidupkan ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses
editing. Biasanya hasil shooting dikontrol setiap diakhir proses produksi hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar
sudah cukup baik apa belum baik. Apabila tidak cukup baik maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya sampai dianggap
baik dan maksimal. Setelah adegan dalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli original material or row footage dibuat
catatannya logging untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.
Wisata Religi pelaksanaan produksinya tidak dilakukan dengan live melainkan dengan menggunakan taping siaran tunda. Selama
pelaksanaan produksi program ini terbagi 5 segmen diselingi dengan beberapa iklan, berhubung TVRI merupakan TV pemerintah maka
iklan yang ditayangkan lebih kepada layanan masyarakat atau acara- acara seputaran TVRI saja. Dalam rundown terdapat beberapa susunan
program Wisata Religi yang akan diproduksi antara lain: pertama diawali dengan menampilkan latar tempat tema yang diangkat setelah
itu Opening atau pembukaan oleh host pembawa acara dilanjutkan
68
dengan gambar-gambar atau cuplikan tentang tema yang akan ditayangkan.Dilanjutkan dengan mengelilingi tempat atau latar
produksi yang dianggap memiliki nilai sejarah dan menanyakan dengan narasumber bagaimana dan asal mula dari tempat tersebut,
setelah itu diselingi sekitar 3-5 menit iklan, diulang-ulang dengan terus mengeliling tempat tersebut diemani dengan narasumber yang
terus menginformasikan. Dalam program Wisata Religi seorang produser selalu
memantau perjalanan pelaksanaan produksi, secara keseluruhan seorang produser berperan sebagai pengawas kerja tim produksi dan
tim kreatif agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan produksinya. Supaya selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan dan
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan produksi ini memiliki perbedaan dengan program-
program lain karena ketika shooting berlangsung antara host dan narasumber berimprovisasi maksudnya disini yaitu tetap mengikuti tema
yang sudah dibuat berdasarkan naskah namun tidak terlalu terpaku, hal ini membuat suasana antara narasumber dan host lebih hangat dan tidak kaku
dan berjalan seperti apa adanya tanpa dibuat-buat. Hal ini yang membuat program Wisata Religi berbeda dari program-program lainnya.
3. Analisis Pasca Produksi Program Wisata Religi
Tahapan pada proses pasca produksi merupakan tahap penyelesaian dan mengemas tayangan setelah peliputanshootingtaping.
69
Pasca produksi adalah semua kegiatan setelah proses produksi sampai materi selesai dan siap ditayangkan atau diputar kembali. Pelaksanaan
pasca produksi melibatkan editor yang bekerjasama dengan tim yang terlibat.
Menurut Badriansyah, editor mempunyai tugas dan kewajiban memotong, memilah, dan memanipulasi gambar. Selain itu, seorang editor
harus mengetahui seorang editor harus mengetahui aturan yang berlaku dalam program produksi, dimana ia bertugas menyeleksi gambar-gambar
yang tidak layak tayang. Editor merupakan penyaring terakhir gambar dan menyelaraskan gambar agar tidak berlawanan jumping shot.
8
Pasca produksi memiliki tiga langkah seperti: a. Editing Offline
b. Editing Online c. Mixing
Dalam program produksi Wisata Religi memiliki beberapa tahapan-tahapan setelah produksi yang biasa disebut pasca produksi, pasca
produksi dalam program ini yang utama adalah proses editing dimana dalam proses ini seorang editor harus mempunyai sikap dan berani untuk
menolak gambar-gambar yang diminta oleh reporter atau tim lainnya yang terlibat ternyata tidak layak untuk disiarkan mengingat kualitas cahaya,
gambar, dan tidak memenuhi syarat, disini dilakukan beberapa prosedur antara lain:
8
Wawancara pribadi dengan Badriansyah, selaku Produser Program Wisata Religi, Jakarta 31 Januari 2013.
70
a. Prosedur pertama ini adalah memindahkan gambar hasil proses shooting ke komputer, setelah itu membantu proses merekam suara
narasai dubbing lalu memilih backsound apa yang digunakan dalam program yang ingin ditayangkan dan sesuai dengan tayangannya.
b. Setelah prosedur pertama dilakukan maka prosedur selanjutnya adalah, menyatukan gambar, suara narasi, backsound, credit title, sedemikian
rupa sehingga terihat dan terdengar baik dan tidak saling mengganggu antara suara dan gambar.
Adapun sarana pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan produksi program Wisata Religi:
a. Kamera alat penangkap gambar b. Lighting alat pencahayaan
c. Sound alat penangkap suara d. VTR Video Tape Recorder
Dalam program Wisata Religi pasca produksi karena acara Wisata Religi tidak ditayangkan secara langsung melainkan dengan taping maka
dalam 1 episode dapat dilakukan editingselama 2 hari, dalam proses editing ini dilakukan pemulihan gambar, pemotongan durasi agar tidak
terjadi over durasi, selain itu dipilih lagi mana yang layak ditayangkan dan tidak layak ditayangkan. Selanjutnya membuat subtitle, mixing, dan efek-
efek sehingga terlihat semenarik mungkin.