59
menuangkan sebuah ide kedalam naskah harus memperhatikan faktor pemirsa dan waktu siaran, selera dan kebutuhan pemirsa agar apa yang
disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasaran, serta pemilihan beberapa topik yang memang sedang banyak dibicarakan.
Gagasan ide merupakan buah pikiran dari seseorang perencana acara siaran yakni seorang produser. Namun ide juga dapat timbul dari
kerabat kerja lainnya. Program Wisata Religi sebelum melakukan proses produksi
terlebih dahulu melakukan proses perencanaan dalam pembuatan suatu program, karena jika tidak melakukan perencanaan maka tidak akan
diketahui apa yang akan dilakukan dan apa saja yang akan menjadi kekurangannya. Sebelum melaksanakan produksi maka crew yang
bertugas untuk mencari lokasi dan tempat-tempat yang dianggap mengandung unsur sejarah Islam, setelah itu biasanya crew yang
mencari lokasi tersebut bertanya dan mencari tahu dengan masyarakat sekitar tentang tempat tersebut, dan narasumber yang dianggap
mengetahui secara keseluruhan tentang tempat tersebut, hal ini berfungsi agar ketika tayangan sudah ditayangkan ke televisi atau
masyarakat luas, informasi yang diberikan itu benar dan sesuai fakta, tidak menambah atau mengurang-ngurangi suatu informasi yang
sebenarnya. Dalam pencarian ide tentang tema materi yang akan menjadi topik
dalam penayangan program, produser dan kerabat kerja perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
60
1 Apakah tema tersebut cukup menarik 2 Tema tersebut merupapan hal yang sedang banyak dibicarakan
oleh masyarakat 3 Apa manfaat bagi khalayak dan apa dampaknya
Ide yang telah didapat oleh produser dan berbagai element pruduksi lainnya, didiskusikan untuk dapat mengetahui kebutuhan
sebuah produksi acara. Dan pada akhirnya ide dasar dapat diwujudkan menjadi program yang layak ditonton.
b. Sasaran Program
Remaja, anak-anak, dan keluarga merupakan sasaran utama dari terbentuknya program Wisata Religi karena ditayangkan pada hari
minggu pagi dimulai pada pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 05.30 WIB. Hal ini dilakukan dengan harapan pada pukul 05.00 WIB
remaja, anak-anak, dan keluarga sudah beraktivitas di pagi hari, maka program tersebut diharapkan dapat menemani keluarga pada saat santai
tersebut.
c. Tujuan Program
Dalam perjalanannya wisata religi mempunyai tujuan yaitu dapat menambah wawasan kepada para penonton untuk mengetahui tempat
bersejarah Islam yang ada di indonesia. Program ini mengagabungkan Ilmu Agama dengan Ilmu Pengetahuan, jadi disini umat Islam diajak
mengulas dan mengetahui tentang tempat-tempat bersejarah yang berkaitan dengan sejarah Islam, wisata religi memiliki tujuan yang
61
paling utama yaitu mempelajari dan membuka wawasan dan mencerahkan karena sebagaimana kita ketahui pada zaman modern
seperti sekarang ini banyak remaja dan anak-anak yang tidak tahu dan salah mengartikan tempat-tempat yang berkaitan dengan sejarah Islam.
d. Garis-garis Besar Isi Program
Dalam program Wisata Religi memiliki garis-garis besar yang akan menjadi isi program yaitu, informasi mengenai tempat-tempat yang
dianggap memiliki nilai sejarah dalam Islam yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Program ini tayang pada hari minggu
pada pukul 05.00 WIB – 05.30 WIB. Wisata Religi lahir dengan
format feature, namun dibuat menarik, kreatif, dengan menampilkan latar setting alur cerita yang mengambil gambar yang menarik. Dan
membahasnya secara santai tidak formal. Dengan format religi dan format pengambilan gambarnya secara
taping, pelaksanaan produksi program ini selalu melibatkan warga masyarakat sekitar yang berada tidak jauh dari sekitar wilayah tempat
tersebut, masyarakat dilibatkan dalam rangka untuk mengetahui lebih dalam sejarah atau asal mula dari tempat tersebut. Namun tidak semua
warga atau masyarakat diikutsertakan dalam produksi Wisata Religi tersebut, warga atau masyarakat yang dianggap memiliki pengetahuan
lebih saja yang dilibatkan, biasa disebut dengan sesepuh desa atau narasumber bagi program Wisata Religi.
Pelaksanaan produksi program Wisata Religi dilakukan diluar studio atau outdoor yang dimana tempat produksi dilaksanakan sesuai
62
dengan tema yang akan ditayangkan. Durasi pada tayangan secara keseluruhan adalah 30 menit dengan beberapa jeda.
Ada beberapa tahap dalam pra produksi program Wisata Religi diantaranya:
1 Production Meeting, dalam program produksi Wisata Religi selalu melakukan rapat sebelum memulai proses pelaksanaan. Dalam
production meeting ini beberapa divisi berkumpul mulai dari produser,
tim kreatif,
art director,
cameramen, untuk
membicarakan dan membahas persiapan-persiapan sebelum produksi dilaksanakan, agar kekurangan
dalam produksi sebelumnya bisa diperbaiki.
2 Script atau Naskah, dalam program Wisata Religi script atau naskah penting agar supaya tidak ada kesalah pahaman antara host
dengan narasumber dalam membahas materi yang akan ditayangkan, dan tidak keluar dari materi pembahasan.
3 Membuat Rundown, rundown berisikan sebuah perencanaan, gambar, suara, dan durasi waktu. Semua dikemas dan disusun
dalam urutan yang disesuaikan dengan nomor adegan dan keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan.
5
Yang digunakan untuk keperluan shooting pada program Wisata Religi yang dibuat
oleh tim kreatif. Masalah tema yang disajikan dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada narasumber sehingga didapatkan tema yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.
5
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi, Jakarta: PT. Grasindo, 2006, cet. Ke-3.
63
2. Analisis Pelaksanaan Produksi Program Wisata Religi
Produksi pada televisi merupakan suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatan-peralatan yang rumit dan koordinasi
sekelompok individu yang memiliki kemampuan tehnis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Pelaksanaan
produksi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya pada pra produksi dengan menggunakan naskah atau roundow
sebagai panduan. Ada beberapa hal yang harus benar-benar menjadi perhatian tim
produksi. Program Wisata Religi dalam pelaksanaan produksi diantaranya:
a. Materi Produksi
Program Wisata Religi berawal dari ide yang ditentukan bersama antara produser dengan tim inti yang bertugas dalam proses produksi
tersebut, lokasi atau tempat yang dilakukan produksi harus mengandung unsur Islam dan sejarahnya. Setelah itu bersama antara
produser dan narasumber masyarakat sekitar yang memberikan informasi membentuk rundown sekaligus naskah yang sekiranya bisa
menarik khalayakmasyarakat penonton b. Sarana dan Prasarana
Sarana produksi yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide agar menjadi sebuah program yang siap untuk ditayangkan, dengan
diperhatikan kualitas alat sesuai dengan standart broadcastyang mampu menghasilkan suara secara baik, jika kualitas penunjangnya
64
terpenuhi maka proses produksi akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Sarana-sarana yang menunjang antara lain:
1 Kamera, dalam program Wisata Religi menggunakan 2 kamera ini dikarenakan setting gambarnya berpindah-pindah melaikan
diberbagai tempat pengambilan gambarnya. Karena produksi program Wisata Religi diluar studioOutdoor jadi tidak
memerlukan banyak kamera. 2 CCU, Camera Control Unit alat pengontrol fungsinya dapat
mengatur pencahayaan, tempratur warna, kecepatan. 3 VTR Video Tape Recorder, alat yang digunakan untuk merekam
hasil shooting. 4 Lighting, alat yang digunakan untuk pencahayaan dalam proses
shooting. 5 Character Generator, merupakan alat yang digunakan untuk
membuat serta menampilkan title, subtitle, serta grafik yang digunakan dalam produksi program Wisata Religi.
Selain sarana yang digunakan sebagai penunjang, prasarana juga merupakan bagian dari produksi program Wisata Religi
diantaranya: 1 Tempat Shooting, pelaksanaan produksi dilakukan sesuai dengan
tema atau judul acara yang akan ditayangkan, dengan berbagai macam property yang disesuaikan.
2 Property, yaitu aksesoris yang menghiasi ruang shooting sehingga dapat menunjang proses produksi program.
65
3 Wardrobekostum, pakaian yang telah disediakan tim produksi, hal ini guna menunjang penampilan dari host maupun narasumber
yang terlibat, agar terlihat lebih menarik di kamera. 4 Set up dan Reheasal, Set Up adalah yang bersifat teknis yang
dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat lainnya. Tugasnya mempersiapkan peralatan shooting, dan mempersiapkan tempat
shooting yang sudah ditentukan. Rehearsal atau pelatihan bagi talent. Sedangkan untuk tim produksi untuk mengetahui seberapa
jauh persiapan produksi.
c. Biaya Produksi
Setelah materi dan sarana, selanjutnya hal yang diperlukan dalam pelaksanaan produksi Wisata Religi adalah biaya produksi. Dalam
proses produksi program Wisata Religi TVRI biaya produksi tergantung dari pengarahan kru, bensin, dan uang makan. Karena
produksi program Wisata Religi ini menggunakan latar belakang Outdoor maka estimasi biaya sangat dan perlu diperhatikan untuk
menghindari over budget. Hal ini sangat diperhatikan karena setiap lokasi berbeda-beda jarak, dan kebutuhan lainnya. Dalam setiap
produksi Wisata Religi diberikan biaya sebesar 5 juta rupiah biaya tersebut harus digunakan secara maksimal dengan tidak melebihi
budget yang telah ditentukan dan dalam penggunaan biaya.
d. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Untuk organisasi pelaksanaan produksi program Wisata Religi sudah diungkapkan penulis pada gambaran umum TVRI dan program
Wisata Religi. pada tabel 1.