27
b. Produksi Studio seperti: 1 LIVE, program ini disiarkan secara langsung, tahap produksi
merupakan tahap akhir dalam suatu proses, kebanyakan program- program berita, olahraga, upacara kenegaraan yang disiarkan
secara langsungLIVE dilakukan karena mengandung unsur-unsur akualitas. Dengan demikian tidak dilakukan rekaman. Live
memerlukan persiapan yang matang dan lebih sulit dari pada rekaman.
2 VIDEO TAPING, merupakan sistem siaran yang menayangkan paket acara yang telah diproduksi sebelumnya misalnya film atau
sinetron dan juga iklan, sistem ini menggunakan komputer yang berfungsi sebagai traffic. Program ini direkam dengan video atau
video cassette. 3 LIVE ON TAPE, produksi yang berlangsung terus tanpa berhenti
sampai akhir program, editing hanya dalam hal-hal khusus insert editing.
Jadi produksi dapat dikatakan bahwa seluruh kehiatan liputan shooting baik di dalam studio maupun diluar studio, baik dari tahap set
up dan rehearsal sampai general rehearsal. Produksi ada juga yang secara record disebut taping. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara
menentukan jenis shot yang akan diambil didalam adegan scene. Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shot atau time code pada
akhir pengambilan adegan, kode waktu time code adalah nomor yang ada di pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam
28
dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing.
20
3. Pasca Produksi Penyelesaian dan Penayangan
Pasca produksi adalah semua kegiatan setelah peliputanshooting taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar
kembali. Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing offline, editing online, and mixing, disini akan dijelaskan mengenai ketiga langkah
tersebut yaitu: a. Editing Offline
Setelah shooting selesai, seorang editor mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Didalam logging time code nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian
berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline dengan copy video VHS supaya lebih murah
sesuai dengan gagasan yang ada dalam synosis dan treatment. Sesudah hasil editing offlinedirasa sudah baik barulah editing script.
Naskah editingini sudah dilengkapi dengan susunan untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah
editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor untuk dibuat online. Kaset VHS hasil
shooting dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.
20
Departemen Program TVRI, Standart Operating Procedure Production. Yogyakarta: PT TVRI, 2008.
29
b. Editing Online
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan scene dibuat
tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah
editing online ini siap, proses berlanjut denga mixing. c. Mixing
Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan kedalam pita hasil editing online sesuai
dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing keseimbangan antara sound effect suara asli, suara narasi dan suara
musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh
dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview
tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini sudah siap untuk ditayangkan.
Penayangan program televisi dibatasi oleh frame waktu. Oleh karena itu dalam hal ini juga perlu diperhatikan, apabila program ternyata
melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong ditempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.
21
21
Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, h. 22-24.
30
4. Evaluasi Program Televisi
Evaluasi disini mempunyai dua maksud yaitu: a. Evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program
ini bisa dianggap baik menurut sasaran. b. Evaluasi intruksional, disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan
dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audiens dalam memahami program yang diselenggarakan.
Produksi siaran yang sudah ditayangkan harus dievaluasi apakah tayangan tersebut diminati oleh penonton. Apakah penempatan waktu
penyiaran sesuai untuk ditonton orang banyak. Apakah kualitas penggarapan memenuhi standar penyiaran yang berlaku. Apakah penulis
cerita, pemain, dan sutradara dapat mengikat penonton. Apakah biaya produksinya dapat menjadi ukuran bagi pembiayaan dalam produksi-
produksi sejenis mendatang. Secara rinci tahapan evaluasi dapat dilihat sebagai berikut:
a. Setiap judul produksi di copy, diusahakan hasil copy sama dengan master copy yang ditayangkan.
b. Hasil copy itulah yang dijadikan bahan evaluasi. Evaluasi dilakukan dua kali, yaitu:
1 Evaluasi produksi sebelum disiarkan penekanan pada isi, kualitas, suara dan gambar, sehingga bisa dimasukan kedalam kategori
periode quality control,