Fenomena angka 19 dalam al-Qur’an

65 satu-satunya angka dalam al-Qur’an yang dikomentari fungsinya oleh al-Qur’an. 16 Menurut ayat tersebut, fungsi bilangan 19 adalah agar: a. Orang yang beriman bertambah imannya. b. Orang-orang yang diberi Kitan menjadi yakin. c. Semua keraguan menghilang dari pikiran orang-orang yang diberi Kitab dan orang-orang mukmin. d. Menciptakan situasi yang di dalamnya orang-orang kafir dan yang di hatinya ada penyakit berkata, “apakah yang dikehendaki Allah dengan bilagan ini sebagai suatu perumpamaan?” atau “apa gunanya ini?”. 17 Dalam al-Qur’an ada angka selain 19, tetapi kebanyakan digunakan sebagai kata sifat empat bulan, tujuh langit, seribu bulan, dan sebagainya. Penyebutan angka-angka dalam al-Qur’an baik itu 19 maupun huruf, bilangan, ayat, surat, juz, kalimat dalam al-Qur’an adalah tulisan yang terlihat tidak beraturan, namun ketika menemukan kuncinya, maka semuanya adalah keteraturan yang menakjubkan yang keseimbangannya tidak akan pernah mampu dibuat oleh manusia biasa.

2. Fenomena angka 19 dalam al-Qur’an

Awal penemuan kemukjizatan al-Qur’an dengan desain 19 adalah pada tahun 1974 oleh seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang muslim bernama Rashad Khalifa 18 . Dia memulai meneliti komposisi matematik dari al-Quran pada 1968, dan 16 Caner Taslaman, Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, terj. Ary Nilandari, Bandung: Mizan, 2010, cet-1, h. 376. 17 Caner Taslaman, Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, terj. Ary Nilandari, Bandung: Mizan, 2010, cet-1, h. 380- 381. 18 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 59. 66 memasukkan al-Qur’an ke dalam sistem komputer pada 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkan al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Rashad Khalifa mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “Miracle Of The Quran: Significance of the Mysterious Aphabets” pada Oktober 1973 bertepatan dengan Ramadan 1393. Pada Januari 1974 bertepatan dengan Zul-Hijjah 1393, dia menemukan bahwa bilangan 19 merupakan kode rahasia al-Qur’an yang disebut common denominator 19 . Dan Rashad Khalifa mencoba mengemukakan makna surat al- Muddatsir ayat 30:     Artinya: “Dan di atasnya ada Sembilan” Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat penjaga Neraka Saqar. 20 Menurut Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk ujian bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang Nasrani dan Yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari al-Qur’an. 21 Ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh rasad Khalifa untuk mendukung penemuannya, yaitu menggunakan pendekatan matematis sederhana dengan berpatokan pada hisab al-jumal atau nilai gematrik tiap 19 http:www.submission.orgbeyond.html dan http:www.submission.orgmiracle- history.html 20 Darwis Hude, et.al., Cakrawala Ilmu Dalam al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002, h. 396. 21 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 55-59 67 huruf hija’iyah, berikut daftar hisab al-jumal atau nilai gematrik tiap huruf hija’iyah: 22 Huruf Angka Huruf Angka Huruf Angka ا 1 ي 10 ق 100 ب 2 ك 20 ر 200 ج 3 ل 30 ش 300 د 4 م 40 ت 400 ه 5 ن 50 ث 500 و 6 س 60 خ 600 ز 7 ع 70 ذ 700 ح 8 ف 80 ض 800 ط 9 ص 80 ظ 900 غ 1000 Dengan menggunkan hisab al-jumal mendukung penemuan Rashad Khalifa tentang bilangan 19 yang berkaitan dengan ke-Esa-an Tuhan atau berhubungan dengan kata ﺪﺣاو dimana jumlah nilai gematrikal-nya tiap huruf wahid atau al-jumal adalah 19 juga. Contoh sederhananya adalah و = 6, ا = 1, ح = 8, د = 4, total 19. 23 Dari segi bahasa, kata wahida, berasal dari kata wahada yang berarti tak terbilang atau awal dari bilangan. Arti umum adalah tidak ada bandingannya atau tidak ada yang menyerupainya. Kata Wahid dalam Al-Qur’an disebut 20 kali, tetapi yang berhubungan dengan Ke-Esa-an Tuhan hanya 19 kali. Sisanya 1 kali, menyatakan bilangan yang berarti satu. Ini berarti angka 19 ini bisa diartikan sebagai simbol keesaan Tuhan. 22 Rosma Lubis, Keajaiban Angka 11 dalam Al-Qur’an, Jakara: Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 4. 23 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 157. 68 Selain menggunkan hisab al-jumal ada beberapa pendekatan yang digunakan oleh Rashad Khalifa yang berkaitan dengan penghitungan, metode yang digunakan dalam penghitungannya adalah: a. Nilai numerik pada setiap kata dengan hisab al-jummal seperti kata wahid di atas. b. Penyebutan kata, nomor ayat maupun surat yang ada dalam al- Qur’an yang habis dibagi dengan 19. Seperti kata Kata Allah ﷲا sebanyak 2698 kali; habis dibagi dengan 19 c. Penghitungan huruf dalam ayat maupun surat dalam al-Qur’an yag habis dibagi dengan 19. Seperti Jumlah huruf nun yang mengawali QS. Al-Qalam 68, sebanyak 133 kali; habis dibagi dengan 19 Namun pendekatan yang digunakan Rashad Khalifa ini menimbulkan beberapa keritikan terhadapnya, berikut ini pola-pola yang digunakan Rashad Khalifa yang pendukung dalam metode penghitungannya: Pertama, Rasyad Khalifa tidak menghitung huruf mudhaaf sebagai dua huruf; tetapi menghitungnya menjadi satu huruf. Kedua, beliau hanya menghitung satu basmalah untuk seluruh Al-Quran; beliau tidak menghitung basmalah di dalam 112 surat yang lain. Ketika beliau tidak menghitung 112 basmalah tersebut, maka berarti beliau mengesampingkan kata Allah, Al- Rahman, dan AI-Rahim. Rashad Khalifa sesekali memasukkan basmalah pada setiap awal surat pada perhitungannya, akan tetapi pada lain kali beliau tidak menghitungnya. 24 Ketiga, dalam penghitungan kata Rashad Khalifa 24 Abu Zahra An-Najdiy, Al-Qur’an dan Rahasia Angka-Angka, terj. Agus Effendi Bandung: Pustaka Hidayah, 1996, cet-8,h.77 69 kadang menghitung kalimat dengan harf-nya menjadi dua kata, dan kadang pulang menghitungnya menjadi satu kata. Misalnya huruf jarr dan majrur kadang dihitung satu kata dan kadang pula dihitung dua kata. Wa inna, ya ayyuha, ma lam, ma yaqulun, wa uhjurhum dihitung satu kata. Keempat susunan surat al-Qur’an berdasarkan kronologi turunnya wahyu, seperti QS. Al-alaq96:1-5 wahyu pertama, QS. Al-qalam68: 1-9 wahyu kedua, QS. Al-muzzammil73:1-10 wahyu ketiga, QS. Al-muddatstsir74:1-10 wahyu keempat, QS. Al-fatihah1 wahyu kelima, QS. Al-nashr110:1-3. Pendapat ini berbeda dengan dengan jumhur ulama bahwa wahyu kedua adalah QS. Al- muddatstsir74:1-10.

3. Contoh-contoh kemukjizatan angka 19