1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Masalah
Keotentikan al-Qur’an tidak dapat diragukan lagi. Dari sudut apapun al- Qur’an sulit untuk dibantah keasliannya. Dari segi bahasa, al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Arab. Tetapi tidak semua orang Arab waktu itu memahami al- Qur’an sebab bahasa Arab al-Qur’an adalah sangat istimewa.
1
Dari segi kadungannya, al-Qur’an tidak saja memuat ajaran-ajaran yang bersifat relegius keakhiratan melainkan juga berisi masalah muamalah keduniaan
seperti ilmu pengetahuan, masalah ekonomi, sosial, kemasyarakatan, pendidikan, dan hubungan antara pemeluk agama.
Dalam ulum al-Qur’an, kajian pembuktian keotentikan al-Qur’an disebut sebagai mukjizat al-Qur’an atau i’jaz al-Qur’an. Barbagai macam segi wajh
kemukjizatan al-Qur’an dinyatakan oleh para ulama ulum al-Qur’an, yaitu dari segi kebahasaan, segi keilmuan, segi infomasi gaib, dan sebagainya.
Para ulama ulum al-Qur’an pada umumya melihat kemukjizatan al-Qur’an terletak pada susunan kalimat yang indah, pemilihan bahasa yang bagus, serta
penempatan kosa katanya yang berimbang.
2
Untuk mengetahui mukjizat al- Qur’an dari segi kebahasaan tidaklah mudah harus dibenturkan dengan kaidah-
kaidah kebahasaan, bilangan kata dan huruf dalam teks dan naskah al-Qur’an.
1
Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005, cet-1, h. 17
2
M. Quraish Shihab, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, h. 113
2
Kajian terhadap teks dalam al-Qur’an ini telah melahirkan mukjizat al- Qur’an yang berupa bilangan atau angka dalam susunan ayat atau surat bahkan
huruf dalam al-Qur’an. Mukjizat ini disebut dengan i’jaz ‘adadi. Dalam kajian ulumul Qur’an klasik, i’jaz ‘adadi belum menjadi topik kajian yang utama ketika
mengkaji segi-segi kemukjizatan al-Qur’an. Namun isyarat akan adanya i’jaz ‘adadi sudah tampak dalam mukjizat al-Qur’an dari segi bahasa.
3
I’jaz ‘adadi dimulai dengan berbagai kajian tentang huruf-huruf muqaththa’ah
4
Selanjutnya i’jaz ‘adadi atau mukjizat angka-angka dalam al-Qur’an berkembang, sehingga hasilnya diketahui secara luas oleh umat islam.
Pengetahuan ini semakin berkembangan pada abad ke-19 hingga sekarang sebagai kemajuan ilmu pengetahuan modern seperti komputerisasi, sehingga membantu
secara teknologi untuk mengembangkan dan menggali i’jaz ‘adadi yang terkandung dalam al-Qur’an.
Kata I’jaz زﺎﺠﻋإ merupakan bentuk mashdar dari bentuk fi’il yaitu kata
a’jaza-yu’jizu ﺰﺠﻋأ
- ﺰﺠﻌﯾ
. A’jaza sendiri berasal dari kata ‘ajaza ﺰﺠﻋ yang
berati lemah
5
. Secara bahasa a’jaza atau i’jaz berarti melemahkan atau menjadikan sesuatu menjadi lemahtidak mampu.
6
Sedangkan kata ‘adad merupakan bentuk ism kata benda dari wajan fi’il kata kerja ‘adda
ﺪﻋ yang bermakna hasaba dan al-ihsha’ menghitung.
7
3
Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulum Al-Qur’an, Beirut: Maktabah Al-Ashriyyah, 1979, j. 4, h. 8
4
Huruf muqaththa’ah adalah huruf arab dibaca sesuai dengan namabunyi hurufnya yang menjadi salah satu pembuka surat-surat dalam Al-Qur’an.
5
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 h. 898.
6
Muhammad ibn Makram ibn Manzhur, Lisan al-Arab, Beirut: Dar al-Fikr, t.th, j.5, h. 369 dan Luwis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah, Beirut: Dar al-Masyriq, 2002, cet-39, h. 488
7
Luwis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah, Beirut: Dar al-Masyriq, 2002, cet-39, h. 490, lihat juga Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997 h. 903.
3
Menurut Ibn Manzhur, دﺪﻋ berarti menghitung sesuatu, sementara ‘adad sendiri
adalah ukuran miqdar dan mablagh dari sesuatu yang dihitung.
8
Secara bahasa pengertian ‘adadi adalah berkaitan dengan hitungan. Dengan demikian secara
istilah didefenisikan i’jaz ‘adadi adalah kemampuan mukjizat yang dimiliki Al- Qur’an dalam segi angka atau bilangan tertentu yang menyusunnya.
Ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian terhadap angka-angka dalam al-Qur’an diantaranya; Rashad Khalifa, Abd al-Razzaq Nawfal, Abu Zahra
al-Najdi, ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil dan di Indonesia ada Rosman Lubis, Fahmi Basya yang banyak melakukan penelitian dan membuat buku yang berkaitan
dengan angka-angka dan keseimbangan angka dalam al-Qur’an. Berkaitan dengan i’jaz ‘adadi di atas, i’jaz ‘adadi mempunyai peranan
yang penting terhadap rumusan angka-angka yang mewarnai pembuktian adanya kemukjizatan dalam al-Qur’an. Isyarat-isyarat angka telah tampak tersurat dan
tersirat dalam teks-teks al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri menyebutkan berbagai bilangan angka, baik bilangan aslipokok, bilangan bertingkat, maupun bilangan
pecahan.
9
Dengan banyaknya bilangan angka-angka dalam al-Qur’an ini, maka penulis akan membatasi kajian pada angka 7 dan 19 saja.
Ada beberapa hal mengapa penulis membatasi kajian pada angka 7 dan 19 dan apa keistimewaan angka-angka ini dengan angka yang lainya. karena kedua
angka ini sangat istimewa dibandingkan dengan angka-angka yang lain; Misalnya saja angka 7 yang banyak di sebut didalam al-Qur’an, sering ditemukan
banyaknya indikasi angka 7 dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw, juga
8
Muhammad ibn Makram ibn Manzhur, Lisan al-Arab, Beirut: Dar al-Fikr, t.th, j.3, h. 281-282
9
Darwis Hude, dkk., Cakrawala Ilmu Dalam al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002, h. 381-393.
4
pengulangan angka ini dalam tatanan yang sangat teratur di Kitabullah, dan ini mengindikasikan urgensi angka 7.
1. Allah memilih angka tujuh untuk dijadikan jumlah dari tingkatan langit dan bumi. Termuat dalam QS. Al-Thalaq ayat 12. Allah SWT berfirman,
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”
2. Nabi Nuh a.s. yang mengajak kaumnya untuk berpikir tentang pencipta langit yang tujuh tingkat. Termuat dalam QS. Nuh ayat 15.
Artinya: “tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan
tujuh langit bertingkat-tingkat?” 3. Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf
Nabi saw bersabda; فﺮﺣأ ﺔﻌﺒﺳ ﻰﻠﻋ لﺰﻧُأ نآﺮﻘﻟا اﺬھ نإ,
Artinya:“Al-Qur’an diturunkan dengan 7 huruf.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
Menurut ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil, al-Qur’an di desain dengan angka 7 terlihat banyak ayat al-Qur’an yang menyebut angka 7 seperti: Penyebutan angka
7 dalam al-Qur’an pertama kali dam surat al-Baqarah ayat 29 yaitu;
5
Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
Penyebutan angka 7 terakhir kali dalam al-Qur’an adalah surat al-Naba’
pada ayat berikut;
Artinya: “dan Kami bina di atas kamu tujuh buah langit yang kokoh” Dengan hasil penelitian ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil menemukan fenomena angka 7
dalam al-Qur’an diantaranya sebagai berikut
10
; 1. Jumlah surat yang berada diantara surat al-Baqarah dan surat an-Naba’
adalah berjumlah 77 surat. Angka 77 merupakan kelipatan dari angka 7. 11x7=77
Jumlah ayat yang berada diantara ayat ke-29 surat al-Baqarah dengan ayat ke-12 surat an-Naba’ berjumlah 5649 ayat. Angka 5649 merupakan
kelipatan dari angka 7. 807x7=5649
2. Mulai dari permulaan surat al-Baqarah hingga akhir surat surat an-Naba’ terdapat 5705 ayat. Bilangan 5705 merupakan kelipatan dari angka 7.
815x7=5705
10
Hisham Thalbah, dkk., Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadis Kemukjizatan Angka, terj. Sarif Dede Masyah, dkk., Jakarta: PT. Sapta Sentosa, cet-3, h. 18
6
3. Jumlah ayat yang mendahului ayat pertama yag mememuat tentang angka 7 berjumlah 35 ayat. Angka 35 adalah kelipatan dari angka 7. Begitu pula
jumlah ayat yang berada sebelum ayat terakhir yang menyebut angka 7, yaitu 5684, juga merupakan bilangan kelipatan angka 7 untuk kedua
kalinya, 5684=7x812 4. Jumlah ayat mulai dari permulaan surat al-Baqarah hingga ayat pertama
yang memuat tentang angka 7 ada 28 ayat. Artinya bilangan tersebut adalah kelipatan dari angka 7 yaitu; 4x7=28, adapun dari ayat terakhir
yang menyebut angka 7 dalam surat an-naba’ diketahui bahwa jumlah ayat setelah ayat tersebut hingga akhir surat an-naba’ adalah berjumlah 28 ayat.
Artinya bilangan tersebut adalah kelipatan dari angka 7 dengan persamaan 4x7=28.
Bukan hanya angka 7 yang menarik dalam kajian ini tetapi juga angka 19 didalam al-Qur’an yang hanya satu kali yaitu terdapat pada QS. Al-Muddatsir ayat
30. Kebanyakan para mufasir menafsirkan angka 19 dalam ayat ini adalah jumlah malaikat penjaga Neraka Saqar. Namun Rashad Khalifa menafsirkan angka 19
adalah sebuah bilangan yang mengandung rahasia dibalik angka 19. Rashad Khalifa adalah Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika
keturunan Mesir dan seorang ilmuan muslim di tahun 1974 pertama kali menemukan sistem 19 pada desain al-Qur’an
11
, yang mencoba mengemukakan makna surat al-Muddatsir ayat 30:
11
Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 59.
7
Artinya: “Dan di atasnya ada Sembilan belas” Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat penjaga
Neraka Saqar.
12
Menurut Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah malaikat
dapat dijadikan untuk ujiantes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang- orang Nasrani dan Yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah
beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari Al Qur’an.
13
Rashad Khalifa membuktikan awal idenya dengan mengulas kata yang terdiri dari 19 huruf ini dapat dibuktikan dari
penghitungan yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat komplek. Berikut ini hanya sebagian kecil dari keajaiban al Quran angka 19:
1. Kata disebut sebanyak 114 kali, yang habis dibagi dengan
angka 19, yaitu: 19x6=114 2.
terdiri dari 19 huruf; habis dibagi dengan 19
14
3. Kata Ism ﻢﺳا sebanyak 19 kali; habis dibagi dengan 19
4. Kata Allah ﷲا sebanyak 2698 kali; habis dibagi dengan 19
15
5. Kata Ar-Rahman ﻦﻤﺣﺮﻟا sebanyak 57 kali; habis dibagi dengan 19
6. Kata Ar-Rahim ﻢﯿﺣﺮﻟا sebanyak 114 kali; habis dibagi dengan 19
12
Darwis Hude, dkk., Cakrawala Ilmu Dalam al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002, h. 396.
13
Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 55-59
14
Fahmi Basya,Matematika Islam 2 Al-Qur’an 4- Dimensi, Jakarta: Republika, 2008, h. 97
15
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan Isyarat dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan, 1998, h. 139.
8
7. Jumlah kata-kata dalam wahyu pertama lima ayat adalah 19 kata; habis dibagi dengan 19.
8. Jarak wahyu pertama dari surat terakhir surat an-nas dalam Al-Qur’an adalah 19 surat; habis dibagi dengan 19
9. Jumlah huruf nun yang mengawali surat Al-Qalam 68 sebanyak 133 buah; habis dibagi dengan 19
10. Surat Al-Alaq terdiri dari 19 ayat; habis dibagi dengan 19 11. Jumlah huruf Qaf dalam surat Qaf 50 sebanyak 57 kali; habis dibagi
dengan 19
16
Dan juga angka 19 berhubungan dengan kata Wahid dalam Al-Qur’an atau
berhubungan dengan simbol ke-Esa-an Tuhan, di mana jumlah nilai gematrikalnya tiap huruf wahid atau al-jumal adalah 19 juga. contohnya,
و = 6, ا = 1,
ح = 8, د = 4, total 19.
17
Kata Wahid dalam al-Qur’an disebut 20 kali, tetapi yang berhubungan dengan Ke-Esa-an Tuhan hanya 19 kali. Sisanya 1 kali,
menyatakan bilangan yang berarti satu. Ini berarti angka 19 ini bisa diartikan sebagai simbol atau cap keesaan Tuhan.
berikut daftar hisab al-jumal atau nilai gematrik tiap huruf hija’iyah yang digunakan oleh Rashad Khalifa:
Huruf Angka
Huruf Angka
Huruf Angka
ا 1
ي 10
ق 100
ب 2
ك 20
ر 200
ج 3
ل 30
ش 300
د 4
م 40
ت 400
ه 5
ن 50
ث 500
و 6
س 60
خ 600
ز 7
ع 70
ذ 700
16
Suwaidan, S., Numeric Miracles In the Holy Qur’an, www.islamicity.org
17
Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 157.
9
ح 8
ف 80
ض 800
ط 9
ص 80
ظ 900
غ 1000
Melihat fenomena angka 7 dan 19 ini bukanlah sebuah kebetulan, logika ilmiah dasar beranggapan bahwa suatu kebetulan tidak mungkin selalu berulang
dalam sebuah buku kecuali bila si penulis buku tersebut telah mengurutkan tulisannya dengan sebuah metode tertentu. Keteraturan bilangan yang kita
saksikan sekarang menunjukkan bahwa Allah SWT telah mengurutkan kitab-Nya dengan bentuk yang selaras.
Munculnya fenomena rumusan angka 7 dan 19 dalam al-Qur’an sangat menarik untuk dikaji dan diteliti, namun dalam skripsi ini penulis hanya
menjabarkan dari hasil penemuan kedua tokoh yaitu ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil dan Rashad Khalifa, maka penulis berniat ingin mengangkatnya menjadi sebuah judul
skripsi yaitu: I’jaz ‘Adadi Kemukjizatan Angka 7 dan 19 dalam Al-Qur’an
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah