Penilaian ulama terhadap fenomena angka 7 dan 19

71 2. Jumlah huruf qaf dalam QS. Qaf50, sebanyak 57 kali; habis dibagi dengan 19 34 3. Surat lain yang diawali huruf qaf adalah QS. Asy-syuura42, berjumlah 57 huruf qaf; habis dibagi dengan 19. 35 4. Jumlah huruf qaf yang terdapat pada dua surat yang diawali huruf qaf berjumlah 114 huruf qaf; habis dibagi dengan 19. 5. Huruf muqaththaah shad terdapat di tiga surat, QS. al-A’raaf7, 97 huruf, QS. Maryam19, 26 huruf dan QS. Shad38, 29 huruf, jumlah huruf shad dari tiga surat adalah 97+26+29= 152, habis dibagi dengan 19. 36

C. Penilaian ulama terhadap fenomena angka 7 dan 19

Pembahasan mengenai ijaz adadi dalam kajian Ulum al-Qur’an adalah perbahasan yang termasuk baru. Oleh itu, banyak timbul pro dan kontra dalam masalah ini. Hal tersebut dianggap wajar, selama tidak menjatuhkan umat Islam ke dalam kesesatan dan perpecahan yang tidak produktif. Sesuatu gagasan yang asing memang sukar diterima secara langsung. Bagi sebagian kalangan, kajian i’jaz ‘adadi perlu dibuktikan mengingat manfaatnya yang cukup besar bagi membuktikan kewujudan mukjizat al-Quran, selain mukjizat khabar, tasyriiyyah, bayani dan ilmi yang sudah ada. Namun bagi kalangan yang menganggap kajian ini tidak mengandungi faedah, malah dapat memasung umat Islam dengan angka-angka dan memaksa “memperkosa” al- 34 Suwaidan, S., Numeric Miracles In the Holy Qur’an, www.islamicity.org 35 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 185. 36 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007, cet-1, h. 189. 72 Qur’an karena menurut mereka, al-Qur’an bukanlah kitab angka-angka seperti ilmu Matematik. a. Kritik terhadap fenomena angka 7 Dari segi pengitungan huruf, ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil menghitung huruf mudha’af menjadi satu huruf, tidak menghitungnya menjadi dua huruf, tidak dihitungnya huruf mudha’af ini sangat berpengaruh pada jumlah huruf. ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil dalam penelitiannya banyak sekali menghitung huruf-huruf dalam setiap kata maupun surat dalam al-Qur’an. Jika ini terjadi maka data dan informasi yang ditemukan oleh ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil kurang tepat. Karena ketidak konsistennya dalam menggunkan metode pendistribusian huruf Namun secara umum ada beberapa kalangan yang tidak menerima i’jaz ’adadi atau kemukjizatan angka-angka dalam al-Qur’an diantaranya ialah Ibn Hajar al-Asqalani, Jalaluddin al-Suyuti, Subhi al-Salih. 37 Dalam pendapat mereka dinyatakan, wa hadha batil la yatamid alayh—ini adalah perkara yang batil tidak boleh berpegang dengannya dan ungkapan, la asl lahu fi al-shariah—tidak ada asasnya dalam syariah Islam. Sebahagian kalangan lain beranggapan, bahawa pembahasan tersebut tidak memberikan faedah, baik untuk peningkatan kualiti ibadah ritual, kehidupan sosial dan sebagainya. b. Kritik terhadap fenomena angka 19 Rashad Khalifa menemukan fenomena angka 19 dalam al-Qur’an berawal ketika menafsirkan QS. al-Muddatsir ayat 30, dan berlanjut dengan 37 lihat Jalaluddin al-Suyuti, 1985: 26-27 73 penemuan kesesuaian, kecocokan dan keterkaiatan angka 19 dalam al- Qur’an. Namaun metode yang digunakan oleh Rashad Khalifa ini bertentangan dengan kebanyak pendapat atau jumhur ulama. Namun banyak juga yang mendukung dan melakjutkan hasil penemuan-penemuannya, bahkan tidak sedikit hasil-hasil penemuannya dijadikan rujukan. Seperti; M. Quraish Shihab dalam bukunya Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib 38 . Drawis Hude, dkk., dalam bukunya Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an 39 . Rosma Lubis dalam bukunya Keajaiban Angka 11 dalam Al-Qur’an 40 . Abah Salma Alif Sampaya dalam bukunya Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an 41 . Caner Taslaman, Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern. 42 Namun ada juga tokoh yang mengkritik Rashad Khalifa dari segi metodologi yang digunakan dalam penelitiannya, yang kadang bertentangan dengan pendapat juhur ulama dan ada juga ketidak konsistennannya dalam menggunakan metodologinya. Berikut tokoh-tokoh yang mengkritik penemuan Rashad Khalifa diantaranya: ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil, menurutnya Rashad Khalifa telah banyak melakukan kesalahan dan penakwilan yang jauh dari logika ilmiah, salah satu contoh yang paling 38 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 2003 39 Drawis Hude., dkk, Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an , Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002 40 Rosma Lubis, Keajaiban Angka 11 dalam Al-Qur’an, Jakara: Pustaka Al-Kautsar, 2001 41 Abah Salma Alif Sampaya, Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Republika, 2007 42 Caner Taslaman, Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, terj. Ary Nilandari, Bandung: Mizan, 2010 74 penting yang telah ia kemukakan adalah tentang kelipatan angka 19 dalam al-Qur’an, tetapi faktanya pernyataan itu tidak tepat. Misalnya saja kata ﻢﺴﺑ dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali, yang benar kata ini terdapat 22 kali. Kata ﷲا dalam al-Qur’an sebanyak 2698, yakni 19x142, tetapi yang benar adalah 2699 kali. kata ﻦﻤﺣﺮﻟا sebanyak 57 kali, terbukti benar. Kata ﻢﯿﺣﺮﻟا sebanyak 144 kali, yang benar adalah 115 kali. Namun Rashad Khalifa telah medapatkan hasil penting dalam kemukjizatan angka 19. Ia telah mengungkapkan keistimewaan susunan yang berlandaskan pada angka 19. Terlihat dari hasil penghitungannya tentag huruf-huruf muqaththaah. Misalnya jumlah huruf qaf dalam surat Qaf sebanyak 57 huruf, merupakan kelipatan angka 19. Demikian pula jumlah hurf ya’ dan sin dalam surat Yasin, yang berjumlah 285 huruf, yakni 15x19. ‘Abd Ad-Da’im Al Kahil juga mengkritik penggunaan penghitungan dengan menggunakan hisab al- jummal seperti yang digunakan Rashad Khalifa. 43 Abu Zahra an-Najdi juga memberikan kritik atas perhitungan Rashad Khalifa yang berani menghilangkan ayat 128 dan 129 QS. at- Taubah 9 karena tidak cocok dengan formulasinya. Begitu pula Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Mufti Besar Arab Saudi juga mengkritik Rashad Khalifa, dalam fatwanya menyatakan bahwa gerakan inkarus sunnah seperti yang diajarkan Rashad Khalifa adalah sesat. 44 Muhammad Shidqi Bek mengatakan Rasyad Khalifah tidak menghitung huruf mudhaaf sebagai dua huruf; tetapi menghitungnya menjadi satu huruf. Beliau hanya menghitung satu basmalah untuk seluruh 43 Hisham Thalbah, et.al, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan HadisKemukjizatan Angka, terj. Sarif Dede Masyah., et.al, Jakarta: PT. Sapta Sentosa, cet-3, h. 40-45. 44 http:www.darulkautsar.netprint.php?page=ArticleID=822 75 al-Qur’an; beliau tidak menghitung basmalah di dalam 112 surat yang lain. Maka berarti beliau mengesampingkan kata Allah, Al-Rahman, dan AI-Rahim. Rashad Khalifa sesekali memasukkan basmalah pada setiap awal surat pada perhitungannya, akan tetapi pada lain kali beliau tidak menghitungnya. 45 Rashad Khalifa dalam pendekatan ulum al-Qur’an tidak menggunakan pendapat yang lebih kuat, ini digunakan oleh Rashad Khalifa untuk mendukung fenomena angka 19, yaitu dengan menulis huruf muqaththaah yang terdapat di QS. Al-Qalam beliau menulis huruf ن menjadi نﻮﻧ. Menanggapi pro dan kontra i’jaz ‘adadi ini, sebaiknya tidak bersikap apriori ataupun cepat mengambil kesimpulan. Menurut penulis, kedua kalangan Islam tersebut sama-sama mempunyai tujuan yang baik yaitu menjaga al-Qur’an. Kelompok Numerikyang mendukung i’jaz ‘adadi, yaitu ingin membuktikan kemukjizatan melalui mukjizat angka-angka yang terkandung di dalamnya. Sementara kalangan yang lain, menginginkan al-Qur’an selalu terpelihara daripada tangan-tangan orang-orang dungu yang menjelaskan al-Qur’an jauh daripada kaedah-kaedah penafsiran muktabar. Kerana perbahasan i’jaz ‘adadi masih terbilang baru, maka sepatutnya kita bersikap; meneruskan penyelidikan kajian ini. Sehingga pada akhirnya terlahir satu kaedah dan metodologi yang baik, terbebas daripada kesalahan. walaupun ijtihad itu tidak terlepas daripada kesalahan, mudah-mudahan itu tetap dinilai sebagai satu kebaikan 45 Abu Zahra An-Najdiy, Al-Qur’an dan Rahasia Angka-Angka, terj. Agus Effendi Bandung: Pustaka Hidayah, 1996, cet-8,h.77 76

D. Analisa