untuk menggerakkan tangan dan lidah, mereka ini adalah orang-orang yang hatinya tidak malu dan takut kepada Allah dan kemurkaan Allah yang disebabkan
oleh kejahatan manusia.
b. Ziki Guru Bura Sebagai Pemersatu Masyarakat
Kebudayaan, Islam dan masyarakat merupakan komponen yang menyatukan kebutuhan fisik maupun non-fisik. Di dalamnya terkandung gagasan dan cita-cita
masyarakat untuk mengatur kehidupan agama, lingkungan, dan masyarakat itu sendiri. Melaluinya, budaya dan agama menjadi kekuatan dalam membangun
kehidupan yang lebih baik dan mapan secara sosial dan agama. Kebudayaan, yang merupakan hasil cipta karya manusia di dalam memenuhi
segala kebutuhannya sejak abad ke-16, memiliki landasan dan ajaran yang disampaikan secara pelan dan khusus dari generasi ke generasi, sebut saja sesanti,
semacam pantun kapantu yang selalu mewarnai kehidupan masyarakat Bima sebelum dan sesudahnya. Ajaran dan nilai yang mengajarkan etika kehidupan
tersebut tetap dipertahankan sebagai suatu warisan nenek moyang yang tinggi nilainya hingga saat ini. Ajaran yang terkandung dalam sesanti tersebut
berkembang dengan sendirinya berkat adanya kesesuaiannya dengan ajaran dan nilai agama Islam.
Melestarikan nilai budaya masa lalu menjadi penting sebagai upaya menjaga jati diri daerah Bima dan bangsa dari degradasi moral, karena kalau suatu
masyarakat sudah tidak menghiraukan nilai-nilai budaya maka pertanda bahwa masyarakat tersebut sudah tidak lagi mempunyai keasadaran mempertahankan jati
diri sebagai sebuah bangsa yang patut memiliki kedaulatan. Masyarakat yang tidak mempunyai jati diri adalah masyakat yang labil dan mudah terombang
ambing oleh arus informasi serta globalisasi yang tida sesuai dengan kedar kemanusiaan serta kebiasaan masyarakat setempat.
Adat kebiasaan budaya adalah norma yang meletakkan pondasi prilaku mendasar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga intrik
apapun yang terjadi di dalam hubungan masyarakat dapat terbaca dan terbatas pada kesepahaman yang bisa diselami secara bersama-sama. Sehingga peralihan
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
tingkah laku, dan tujuan hubungan sosial dapat di terima atau tidak, diinginkan ataupun tidak diinginkan, dan bisa dianggap baik atau dianggap buruk
3
dalam kegiatan hidup sehari-hari.
Agar nilai-nilai yang tertanam dalam ziki guru bura tersebut tetap lestari dan tidak musnah serta usang oleh gempuran zaman, maka perlu ada kesadaran
pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkannya dalam ranah apapun di berbagai lapisan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga nilai budaya dan
sejarah tersebut dapat dipertahankan sebagai gerbang penjaga kerusakan moral dan identitas generasi muda kekinian.
Dan upaya masyarakat Bima itu sendiri untuk melindungi arti penting nilai agama dan budaya terhadap kekuatan-kekuatan budaya lain yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri. Kekuatan-kekuatan tersembunyi dalam masyarakat tidak selamanya baik. Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan yang buruk, manusia
harus melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidupnya. Agama Islam melalui kebudayaan ziki guru bur telah mengatur agar masyarakat dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan Tuhannya.
Hal inilah, yang membuat ziki guru bura mejadi satu tata nilai yang mengatur seluruh komponen hidup masyarakat Bima, yang di dalamnya terkandung gagasan
dan cita-cita agama yang mengatur pola hubungan masyarakat dengan dimensi keilahiaan, dimensi alamiah dan dimensi kemanusiaan. Dalam mempertahankan
kebudayaan, agama dijadikan sebagai kekuatan untuk membangun diri, pengerahuan, dan semangat hidup bagi masyarakat. Konsep dasar ini yang
menjadi perpaduan antara agama dan budaya sehingga bisa dijadikan sebagai pandangan hidup bagi masyarakat sejak lama.
Ziki guru bura yang di dalamnya terkandung berbagai makna dan kelestarian serta semangat kesatuan manusia dengan alam, baik dalam tindakan-tindakannya
3
Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam Dan Sains Sosial, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002, h. 91.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
maupun pemikirannya untuk melindungi diri terhadap pengrusakan lingkungan alam dan sesama. Walaupun pada permulaannya, manusia bersikap menyerah dan
semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Dalam ziki guru bura telah mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu dan
penting untuk melanggengkan tata-nilai masyarakat yang tertib dalam pola dan hubungan masing-masing individu masyarakat.
Islam mengajarkan manusia untuk mengingat kembali bagaimana manusia diciptakan untuk menjadi serangkaian pemimpin yang memiliki tindak laku mulia
agar dunia dan sesama makhluk dapat berbangsa dan berkarib kerabat secara erat. Dengan ziki guru bura, implementasi ajaran Islam mudah dicerna oleh masyarakat
Bima sehingga terciptalah budaya malu dan takut kepada Allah dan kejahatan. Malu dan takut merupakan tempat kembali ke dalam hati yang dipenuhi oleh
perasaan yang halus, sehingga akan lebih mendekatkan diri manusia kepada rasa persaudaraan antarsesama, “Muslim adalah cermin bagi muslim lainnya”.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan Mengawasi kamu.” Q.S. An-Nisa’4 ayat 1 Seorang harus bertanggung jawab untuk menjadi pribadi yang saling
mengawasi, saling membagi kebaikan, dan saling menjamin keamanan antar sesama, dan apapun yang dilakukannya. Perpaduan antara manusia lain dengan
dirinya adalah satu sistem pendidikan yang membangunkan hati nurani dan perasaan seseorang, persis sebagaimana ia membangunkan dan menidurkan
dirinya dalam aktifitasnya sehari-hari. Meski kebebasan dan pertanggungjawab adalah dua tonggak utama suatu peribadi yang merdeka untuk melakukan apapun,
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
namun bukan berarti manusia dapat bebas melakukan apa saja tanpa kendali agama dan masyarakat. Pada penampakan lahirnya, ini terlihat sebagai suatu
perpaduan individual, tetapi pada hakikatnya adalah suatu perpaduan kemasyarakatan dengan pengertiannya yang luas yang dimaksudkan oleh Islam
yang terdapat di dalam al-Quran.
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat
petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
” Q.S. Al-Maidah5 ayat 105.
Hal di atas berkaitan dengan tata laku individu dalam bentuk relasi sosialnya dengan masyarakat. Karena pengaruh tindakan individu akan mempunyai akibat
yang berkaitan langsung dengan ranah sosial kemasyarakatan tempat individu itu hidup. Dengan demikian, membangun hati nurani dan mempertajam perasaan,
mengarahkan individu kepada kecintaan, kerjasama dan saling hormat menghormati antar masyarakat adalah tanggungjawab sosial yang tercermin di
dalam kepribadian individu, kerana itulah ziki guru bura mendapati individu dalam keadaan siap dalam bentuk sebaik-baiknya untuk menjadi suri tauladan
bagi generasi yang akan datang. Dengan demikian, nilai-nilai sosial sebagai jembatan penjelas hubungan
masyarakat tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk norma atau aturan hidup yang mudah diperluas ke dalam penghayatan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
2. Implementasi Nilai Akhlak pada Ziki Guru Bura dalam Kehidupan