norma agama dan masyarakat. Karena itu Sultan sebagai penguasa, bersama ulama dalam menyebarluaskan ajaran agama menggunakan metodologi seperti
kias analogi untuk menyusun berbagai norma dan peraturan yang bersumber dari hukum Islam al-Quran, Sunnah, Ijma tersebut, agar dapat dijadikan hukum adat
hadat
1
yang diterima oleh masyarakat. Aspek yang berbeda antara budaya lokal dengan ajaran Islam diselesaikan melalui adaptasi sebagaimana yang dilakukan al-
Quran dan Hadist pada masa-masa awal perkembangan Islam di Arab. Sehingga perbedaan diantara keduanya tidak bertentangan dengan nilai ketauhidan. Praktek
budaya lokal menjadi basis implemetasi bagi ajaran agama Islam. Keberadaan ziki guru bura sebagai tradisi atau pranata sosial-budaya yang sudah ada tetap
dipertahankan selama tidak bertentangan dengan ajaran yang universal dari al- Quran dan Hadist.
3. Ziki Guru Bura Sebagai Metode Pendidikan Akhlak
Tidak banyak orang yang langsung dapat memahami pesan yang terkandung dalam al-Quran dengan mudah. Ajaran yang terdapat di dalamnya tidak serta
merta bisa langsung dikonsumsi begitu saja oleh umat muslim. Ada beberapa bagian ayat mutasyabihat yang perlu untuk mendapatkan penafsiran untuk
memahami pesan yang terdapat di dalamnya, begitu pula dengan hadits. Ziki guru bura sebagai salah satu cara untuk memudahkan penyampaian ajara tersebut
sehingga mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat awam. Ziki guru bura adalah salah satu dari banyak cara untuk menyampaikan nilai-
nilai akhlak yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits. Dengan ziki guru bura yang dijadikan sebagai metode penyampaiannya, peserta didik masyarakat
umum dapat menyerap dengan lebih cepat dari apa yang dimaksud oleh sesuatu ayat yang disampaikan oleh seorang pendidik. Karena metode ziki guru bura
sangat efektif dan disenangi oleh para peserta didik. Pada praktiknya, dalam ziki guru bura terdapat 3 metode penyapaian
pendidikan akhlak. 1 Keteladanan, dalam menyampaikan isi ziki guru bura kepada peserta didik sesorang terlebih dahulu paham dengan torinya, terlebih
1
M. Hilir Ismail, Peran Kesultanan Bima Dalam Perjalanan Sejarah Nusantara, Mataram: Lengge, 2004. cet.I, h.75
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan. Sehingga orang tersebut penuh dengan kebijaksanaan, dalam kehidupannya dipenuhi dengan akhlak terpuji dan
meninggalkan segala macam bentuk perbuatan tercela sehingga peserta didiknya dapat menjadikannya sebagai teladan yang patut untuk diteladani. Hal yang
seperti itu telah menjadi keharusan yang dimiliki oleh seseorang yang akan menyampaikan isi ziki guru bura. Karena apabila seseorang yang dalam
menyampaikan isi dari ziki guru bura tidak mengaplikasikannya terlebih dahulu dalamkehidupannya sehari-hari, peserta didiknya pun enggan untuk menerima
pesan yang disampaikannya apalagi jadikannya sebagai contoh teladan. Seperti halnya yang diterangkan dalam al-Quran.
2 Analogi, pesan dan ajran yang terdapat dalam al-Quran dan Hadits diolah sedemikian rupa dalam ziki guru bura, membandingkannya dengan kehidupan
nyata yang di alami oleh masyarakat sehingga peserta didik yang dalam hal ini adalah masyarakat Bima mudah untuk memahami pesan yang disampaikan serta
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Syair, dalam proses pendidikan seorang peserta didik, seorang pendidik
terlebih dahulu mengetahui kesiapan peserta didik dan mengetahui apayang diinginkan dan disenangi oleh peserta didik. Syair adalah salah satu yang disukai
oleh masyarakat Bima, oleh sebab itu juga ziki guru bura berbentuk syair Islami yang menggambarkan pesan dan ajaran yang terdapat dalam al-Quran dan Hadits.
Sehingga ketika dalam proses pendidikan peserta didik telah siap untuk menerima dan melaksanakan proses pendidikan dengan baik serta mereka senang untuk
menjalaninya. Dan ajaran yang mereka dapatkan dalam proses pendidikan tersebut dapat diserap dan dipahami oleh peserta didik, karena mereka senang
dengan prosesnya serta akan menumbuhkan rasa penasarannya untuk mengikuti proses pendidikan dan memperoleh pengajaran selanjutnya.
B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian