mengatur  kehidupan  masyarakat  Bima,  menyampaikan  ajaran-ajaran  yang terkandung  di  dalam  al-Quran  dan  hadits  sebagai  sumber  utama  ajaran  Islam
dengan syair, yang dalam bahasa Bimanya adalah kapatu.
39
Menurut  penulis,  ziki  guru  bura  adalah  syair  yang  bersifat  tasawuf,  seperti halnya syair-syair yang diciptakan oleh Hamzah Fansuri
40
dalam menggambarkan proses  penghambaan  diri  manusia  kepada  Allah  swt.,  sehingga  menjadi  insan
kamil. Di dalam ziki guru bura termuat tatanan dan peraturan hidup atau falsafah hidup  bagi  masyarakat  Mbojo  dalam  kehidupannya  sehari-hari,  baik  dalam  segi
duniawi maupun ukhrawi. Jadi,  secara  terminologi,  ziki  guru  bura  adalah  syair  yang  di  dalamnya
termuat  ajaran-ajaran  yang  dijadikan  sebagai  falsafah  hidup  dan  petuah  bagi masyarakat  yang  disampaikan  oleh  seorang  yang  telah  mendapatkan  gelar
mursyid  yang  dapat  dijadikan  sebagai  contoh  teladan  yang  baik  dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
b. Sejarah dan Perkembangan Ziki Guru Bura
Pada  masa  kesultanan  Sultan  Ismail  1819-1854  M.,    syair  atau  yang  biasa disebut oleh dou Mbojo sebagai dali dibuat atau disampaikan dengan tujuan untuk
meningkatkan  kesadaran  masyarakat  yang  religious  dan  cinta  tanah  air.  Karena pada  tanggal  11  April  1815  waktu  itu  terjadi  kejadian  dahsyat  yang  meluluh
lantahkan  pulau  Sumbawa  yaitu  meletusnya  gungung  Tambora  selama  3  hari  2 malam
41
yang  mengakibatkan  sekitar  setengah  dari  penduduk  yang  ada  di  pulau Sumbawa  meninggal  dunia.  Dan  masyarakat  yang  mayoritasnya  sebagai  petani
tidak  bisa  bertani  dan  berladang  selama  lima  tahun  sehingga  didera  kelaparan yang  berkepanjangan.  Akibatnya,  kekayaan  masyarakat  seperti  emas,  tembaga,
dijual  dengan  harga  yang  tidak  seberapa  dan  banyak  terjadi  pelanggaran  sosisal
39
Wawancara dengan pak Idham  atau akrab dipanggil dengan Khotib to’i, Jum’at tanggal 22 Maret 2013 di Sape.
40
Hamzah Fansuri adalah seorang sufi yang berasal dari KotaBarus di Aceh Barat Daya yang diperkirakan  hidup  sebelum  tahun  1630-an.  Selanjutnya  baca,  M.  Solihin,  Melacak  Pemikiran
Tasawuf di Nusantara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 31-36.
41
Abdullah Tajeb BA., Sejarah Bima Dana Mbojo,Jakarta: PT Harapan Masa PGRI Jakarta, 1995, cet.I, h. 236.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
seperti  menjual  anak-istri  kepada  para  pendatang  hanya  untuk  memenuhi kebutuhan makan pada saat itu.
42
Selain  itu  juga,  sekitar  tahun  1830  yaitu  hampir  sezaman  dengan  syair-syair yang  dikarang  oleh  Abdullah  bin  Abdulkadir  Munsyi  di  Malaka  dan  Singapura,
dan  oleh  Syaikh  Abdullah  Al-Misri  di  Batavia.  Ketika  itu  syair-syair  di  Bima ditulis untuk menceritakan kisah-kisah kesaksian dan menggambarkan kehidupan
di  Kerajaan  dan  masyarakat  Bima.  Dalam  mengisahkan  tentang  lingkungan pengarang  syair  itu  sendiri  menceritakan  tentang  hal-ihwal  kaum  bangsawan
Bima  dan  para  pembesar  kerajaan  dan  tugasnya  masing-masing  serta  para kerabatnya.
43
Pada  akhir  abad  ke  XIX,  syair  di  Bima  tersebar  dan  berkembang hampir  diseluruh  daerahnya  terutama  di  daerah  Bima  bagian  timur  yang  oleh
masyarakatnya mengenalnya dengan istilah ziki guru bura atau dali dou mbojo. Tidak  banyak  yang  tau  pasti  bagaimana  terciptanya  istilah  ziki  guru  bura.
Khotib To ’i  berpendapat bahwa istilah ziki guru bura berawal dari meninggalnya
seorang  mubaligh  yang  menyebarkan  ajaran  Islam  dengan  syair  di  daerah  Bima bagian  timur  sape  dan  sekitarnya.  Nilai-nilai  dan  pesan  akhlak  yang  beliau
sampaikan  dengan  syair  sebagai  kenangan  dan  ingatan  sendiri  bagi  masyarakat. Selama  hidupnya,  tidak  ada  yang  meragukan  kesalehan  dan  kebaikannya  kepada
masyarakat  serta  akhlaknya  menjadi  panutan  bagi  masyarakatnya.  Kain  kafan berwarna  putih  yang  membungkus  jasadnya  dianggap  sebagai  simbol  untuk
memulai  keidupan  baru  yang  sebelumnya  harus  dipersiapkan  oleh  kita dikehidupan sekarang.
44
Seiring  dengan  perkembangannya,  ziki  guru  bura  dijadikan  sebagai  metode dakwah  yang  sangat  efektif  kepada  masyarakat  Bima.  Karena  dalam
pelaksanaannya,  masyarakat  senang  dengan  pesan-pesan  akhlak  yang  termuat
42
Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  RI,  Kerajaan  Tradisinoal  di  Indonesia:  Bima, Jakarta: CV. Putra Sejati Raya, 1997, h. 91-92.
43
Henri Cambert-Loir, Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah,  Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004, cet. II, h. 232.
44
Wawancara dengan pak Idham  atau akrab dipanggil dengan Khotib To’i, Jum’at tanggal 22 Maret 2013 di Sape.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
dalam  al-Quran  dan  hadits  dijabarkan  kedalam  syair-syair  yang  menyentuh  dan mudah  dipahami  oleh  masyarakat,  bahkan  orang  yang  menyampaikan  ziki  guru
bura  tersebut  sering  diminta  untuk  memberikan  fatwanya  dalam  permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Hal seperti ini terlaksana dalam masyarakat
sekian lama sehingga masyarakat teratur dan tentram karena banyak paran tokoh teladan  yang  dijadikan  contoh  dan  model  dalam  berakhlak.
45
Akan  tetapi  pada awal  tahun  19-an  terjadi  banyak  perang  saudara  di  Bima  yang  dipropagandakan
oleh  pemerintahan  kolonial  Belanda  pada  saat  itu  yang  mengakibatkan  banyak para  tokoh  agama  turun  langsung  dalam  peperangan  sehingga  sempat  fakum
sampai  awal  tahun  90an  karena  banyak  para  tokoh  agama  tersebut  meninggal dunia.
46
Dan tidak banyak generasi pada waktu itu yang tidak paham dengan ziki guru bura baik dalam teori maupun praktiknya.
Dewasa ini, tidak banyak masyarakat yang mengetahui apa dan bagaimana itu ziki  guru  bura.  Bahkan  ketika  dilaksanakannya  ziki  guru  bura  tersebut,
masyarakat  banyak  yang  tidak  mengetahui  itu  adalah  ziki  guru  bura  yang  telah menjadi  adat  dan  kebiasaan  masyarakat  dahulu.  Dan  sangat  disayangkan  juga,
para  pemimpin  yang  mengatur  daerah  secara  organisir  tidak  mengetahui  pula tentang  ziki  guru  bura.  Hanya  bebrapa  masyarakat  dari  kaum  tua  saja  yang
mengetahui  tentang  hal  ini.  Walaupun  begitu,  dari  beberapa  masyarakat  yang mengetahuinya  masih  melaksanaknnya  dalam  beberapa  acara  adat  untuk
meberikan  nasihat  dan  peringatan  serta  melestarikan  adat  dan  potensi  kearifan lokal pada masyarakat.
45
Wawancara dengan pak Idham  atau akrab dipanggil dengan Khotib to’i, Jum’at tanggal 22 Maret 2013 di Sape.
46
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kerajaan..., h. 99-108.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
3. Sekilas Tentang Mbojo Bima, NTB