16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2-4-Iodofenil-3-4-nitrofenil-5-fenil-2H-tetrazolium  klorida,  trypan  blue, crystal violet, safranin, larutan lugol, antibiotik kloramfenikol dan eritromisin.
Tabel 3.1 Data isolat jamur endofit dari tanaman Kina Cinchona pubescens Vahl.
No Kode Isolat
Asal Isolat
1 5-1-8-5
Daun 2
1-2-5-3 Tangkai daun
3 2-2-6-4
Tangkai daun 4
3-2-10-2 Tangkai daun
5 2-3-4-2
Bunga 6
3-3-4-2 Bunga
7 1-2-4-4
Tangkai daun 8
1-2-6-3 Tangkai daun
9 3-2-1-2
Tangkai daun 10
1-3-1-1 Bunga
3.3 Tahapan Penelitian
3.3.1  Skrining aktivitas antibakteri  jamur endofit dari tanaman Kina Cinchona
pubescens Vahl.
3.3.2  Scaling up jamur endofit yang paling aktif sebagai antibakteri 3.3.3  Fraksinasi dan purifikasi metabolit bioaktif antibakteri
3.3.4  Penentuan nilai  KHM Kadar Hambat Minimum 3.3.5  Identifikasi  secara  makroskopik  dan  mikroskopik  jamur  endofit  yang
paling aktif sebagai antibakteri
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Skrining  Aktivitas  Antibakteri  Jamur  Endofit  dari  Tanaman  Kina
Cinchona pubescens Vahl. 3.4.1.1
Kultivasi Jamur Endofit
Proses  kultivasi  dilakukan  terhadap  10  isolat  murni  jamur  endofit  yang diisolasi  dari  bagian  daun,  tangkai  daun,  dan  bunga  tanaman  Kina  yang  dibagi
menjadi  2  tahap  kultivasi:  kultivasi  pertama  dilakukan  terhadap  6  isolat  jamur isolat  no.  1-6  dan  kultivasi  kedua  dilakukan  terhadap  4  isolat  jamur  isolat  no.
7-10. Setiap isolat diambil sebanyak 1 ose dari stock culture pada medium PDA Potato  Dextrose  Agar  miring  dan  diinokulasikan  pada  masing-masing  40  mL
medium PDB Potato Dextrose Broth dan GYP Glucose Yeast extract Peptone yang sudah steril, proses inokulasi ini dilakukan secara steril di dalam laminar air
flow. Proses kultivasi jamur dilakukan selama 3 minggu pada suhu ruang.
3.4.1.2 Ekstraksi Kultur Jamur Endofit
Sebanyak  6  kultur  jamur  endofit  isolat  no.  1-6  yang  sudah  dikultivasi tahap  pertama  pada  medium  PDB  dan  GYP  diekstraksi  dengan  pelarut  etil
asetat:metanol  4:1,  sedangkan  untuk  4  kultur  jamur  isolat  no.  7-10  yang dikultivasi  tahap  kedua  pada  medium  PDB  dan  GYP  diekstraksi  dengan  etil
asetat:metanol  4:1  dan  fraksi  airnya  diekstraksi  lagi  dengan  kloroform.  Jumlah pelarut  yang digunakan pada masing-masing ekstraksi sebanyak 40 mL  yaitu 1:1
dengan  jumlah  medium  kultur  jamur.  Proses  ekstraksi  dilakukan  menggunakan corong  pisah  sebanyak  tiga  kali.  Untuk  ekstraksi  dengan  pelarut  etil
asetat:metanol  4:1  diambil  lapisan  atas  fraksi  etil  asetat:metanol,  sedangkan untuk  ekstraksi  dengan  pelarut  kloroform  diambil  lapisan  bawah  fraksi
kloroform.  Masing-masing  fraksi  dipisahkan  dan  dipekatkan  dengan  vacuum rotary  evaporator.  Ekstrak  pekat  yang  didapat  dari  masing-masing  fraksi
ditimbang dan dilarutkan dengan metanol dalam jumlah tertentu sehingga masing- masing ekstrak diperoleh konsentrasi 10 mgmL.  Selanjutnya dilakukan uji KLT
dengan menggunakan fase gerak diklorometan:metanol 7:1 dan hasilnya diamati dibawah  sinar  UV  254  nm  dan  UV  366  nm  serta  disemprot  dengan  pereaksi