Skrining Aktivitas Antibakteri Jamur Endofit Tanaman Kina Cinchona pubescens Vahl.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d Gambar 4.1 Profil KLT dari 12 ekstrak yang disemprot dengan penampak noda
serium sulfat dan pereaksi Dragendorff Eluen : diklorometan:metanol 7:1
Keterangan : a Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur yang dikultivasi pada
medium PDB yang disemprot dengan penampak noda serium sulfat. b Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur yang dikultivasi pada
medium PDB yang disemprot dengan pereaksi Dragendorff. c Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur yang dikultivasi pada
medium GYP yang disemprot dengan penampak noda serium sulfat. d Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur yang dikultivasi pada
medium GYP yang disemprot dengan pereaksi Dragendorff.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan profil KLT yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 dengan penyemprotan penampak noda serium sulfat dapat diketahui bahwa pada 12
ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur mengandung beberapa senyawa kimia yang merupakan hasil bioproduksi metabolit sekunder hasil kultivasi tahap
pertama dari 6 isolat jamur pada 2 medium yaitu medium PDB dan GYP. Sedangkan, hasil identifikasi dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan tidak
terdapatnya senyawa alkaloid munculnya noda warna jingga pada 12 ekstrak kultur jamur tersebut.
Selain itu, digunakan juga kontrol medium PDB dan GYP yang diekstrak dengan cara yang sama yang menunjukkan tidak adanya spot pada hasil uji KLT.
Hal ini dikarenakan tidak terjadinya bioproduksi metabolit sekunder pada medium PDB dan GYP tanpa kultur jamur.
Kultivasi tahap kedua dilakukan terhadap 4 isolat jamur isolat no. 7-10 yang kemudian diekstraksi secara partisi menggunakan corong pisah dengan
pelarut etil asetat:metanol 4:1 sebanyak 3x40 mL. Dari hasil ekstraksi diperoleh 2 fraksi yaitu fraksi etil asetat:metanol lapisan atas yang kemudian dipekatkan
menggunakan vacuum rotary evaporator dan fraksi air lapisan bawah yang kemudian diekstraksi kembali dengan pelarut klroform sebanyak 3x40 mL. Proses
ekstraksi dengan menggunakan pelarut kloroform ini bertujuan untuk mengekstraksi senyawa alkaloid yang biasanya terdapat pada tanaman Kina.
Selain itu, senyawa alkaloid juga termasuk ke dalam senyawa antimikroba yang telah diisolasi dari jamur endofit Yu et al., 2010. Pemilihan pelarut kloroform
ini berdasarkan pada daya larutnya yang tinggi untuk melarutkan senyawa alkaloid Sarker et al.,2005. Dari proses ekstraksi ini diperoleh 16 ekstrak kultur
jamur yang kemudian ditimbang dan dibuat konsentrasi 10 mgmL dengan cara melarutkannya dalam metanol dengan jumlah tertentu sesuai dengan masing-
masing bobot ekstrak pekat yang diperoleh. Data bobot masing-masing ekstrak yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1.
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.1 Data bobot ekstrak kultur jamur endofit
No Kode
Isolat Bobot Ekstrak Jamur mg
Medium PDB Bobot Ekstrak Jamur mg
Medium GYP
Ekstrak Etil Asetat:MetOH
4:1 Ekstrak
Kloroform Ekstrak Etil
Asetat:MetOH 4:1
Ekstrak Kloroform
1 5-1-8-5
25,0 -
12,5 -
2 1-2-5-3
20,2 -
14,8 -
3 2-2-6-4
23,0 -
16,5 -
4 3-2-10-2
13,1 -
10,0 -
5 2-3-4-2
10,2 -
15,9 -
6 3-3-4-2
20,2 -
29,2 -
7 1-2-4-4
126,8 1,9
35,2 5,3
8 1-2-6-3
86,3 2,0
31,1 5,5
9 3-2-1-2
21,4 1,1
13,2 0,9
10 1-3-1-1
31,2 1,0
93,2 7,1
Keterangan : - Tidak dilakukan
Masing-masing ekstrak diidentifikasi dengan KLT, sebagai proses awal digunakan eluen diklorometan:metanol 7:1, diamati dibawah sinar UV 254 nm
dan UV 366 nm dan disemprot dengan penampak noda serium sulfat yang bertujuan untuk melihat adanya metabolit sekunder dari masing-masing ekstrak.
Pada plat KLT yang berbeda, dilakukan juga identifikasi terhadap masing-masing ekstrak dengan menggunakan pereaksi Dragendorff yang bertujuan untuk
mendeteksi adanya senyawa alkaloid. Profil KLT dari 16 ekstrak yang disemprot dengan penampak noda serium sulfat dan pereaksi Dragendorff dapat dilihat pada
Gambar 4.2
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
e f g
h Gambar 4.2 Profil KLT dari 16 ekstrak yang disemprot dengan penampak noda
serium sulfat dan pereaksi Dragendorff Eluen : diklorometan:metanol 7:1
Keterangan: a Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur pada medium PDB yang
disemprot dengan penampak noda serium sulfat b Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur pada medium PDB yang
disemprot dengan pereaksi Dragendorff c Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium PDB yang disemprot
dengan penampak noda serium sulfat d Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium PDB yang disemprot
dengan pereaksi Dragendorff e Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur pada medium GYP yang
disemprot dengan penampak noda serium sulfat f Ekstrak etil asetat:metanol 4:1 kultur jamur pada medium GYP yang
disemprot dengan pereaksi Dragendorff
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
g Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium GYP yang disemprot dengan penampak noda serium sulfat
h Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium GYP yang disemprot dengan pereaksi Dragendorff
Berdasarkan profil KLT yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 dengan penyemprotan penampak noda serium sulfat dapat diketahui bahwa pada 8 ekstrak
etil asetat:metanol 4:1 dan 8 ekstrak kloroform kultur jamur mengandung beberapa senyawa kimia yang merupakan hasil bioproduksi metabolit sekunder
hasil kultivasi tahap kedua dari 4 isolat jamur pada 2 medium yaitu medium PDB dan GYP. Hasil identifikasi dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan bahwa
pada ekstrak kloroform no. 10 d, 7 h, 8 h, 9 h, dan 10 h menunjukkan adanya senyawa alkaloid munculnya noda warna jingga.
Untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada masing-masing ekstrak maka dilakukan uji bioautografi. Uji bioautografi ini merupakan suatu metode
yang menggabungkan penggunaan teknik kromatografi lapis tipis dengan respon dari mikroorganisme yang diuji berdasarkan aktivitas biologi dari suatu analit
yang dapat berupa antibakteri, antijamur, antitumor, antriprotozoa Choma, 2005. Keuntungan metode bioautografi ini yaitu sifatnya yang efisien untuk mendeteksi
adanya senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun berada dalam campuran yang kompleks sehingga memungkinkan untuk
mengisolasi senyawa aktif tersebut Pratiwi, 2008. Dalam uji aktivitas antibakteri ini digunakan 2 bakteri uji, yaitu bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli yang telah diidentifikasi secara mikroskopis dengan metode pewarnaan Gram. Gambar hasil identifikasi
dapat dilihat pada Lampiran 6. S. aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus bulat yang merupakan penyebab berbagai infeksi pada manusia
dan hewan Pelczar Chan, 1986; Todar, 2002. Sedangkan E. coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk basil batang yang merupakan mikroflora normal
dalam tubuh manusia akan tetapi pada galur-galur tertentu dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan Pelczar Chan, 1986; Holt et al., 1994.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Uji aktivitas antibakteri ini menggunakan metode bioautografi langsung, dimana plat KLT yang telah ditotolkan dengan 10 µL dari masing-masing ekstrak
yang memiliki konsentrasi 10 mgmL, dicelupkan kedalam suspensi bakteri uji. Setelah diinkubasi pada suhu 37
C selama 18 jam, plat KLT disemprot dengan reagen warna INT secara merata yang bertujuan untuk mewarnai adanya bakteri
yang masih hidup. Hal ini terjadi karena adanya reaksi enzimatik yang mengubah garam tetrazolium menjadi formazan yang berwarna merah, sehingga akan
dihasilkan zona hambat yang tidak berwarna jika spot ekstrak bersifat aktif sebagai antibakteri.
Gambar 4.3 Reaksi garam tetrazolium kuning menjadi formazan merah Senoz, 2012
Hasil identifikasi terhadap aktivitas antibakteri dari 28 ekstrak kultur jamur dengan bakteri uji S. aureus dan E. coli dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan
Gambar 4.5. Garam Tetrazolium
Formazan H
+
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
e Gambar 4.4 Hasil uji bioautografi ekstrak kultur jamur dengan bakteri uji
S. aureus
a b
e Gambar 4.5 Hasil uji bioautografi ekstrak kultur jamur dengan bakteri uji E. coli
Keterangan: a Ekstrak etil asetat kultur jamur pada medium PDB
b Ekstrak etil asetat kultur jamur pada medium GYP c Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium PDB
d Ekstrak kloroform kultur jamur pada medium GYP
c d
d
c
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e Kontrol positif antibiotik kloramfenikol 5 µg kiri dan 10 µg kanan
Dari hasil uji bioautografi ini, dapat diketahui bahwa ekstrak kultur jamur endofit yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu ekstrak no. 9 isolat 3-2-1-2 dan
no. 10 isolat 1-3-1-1 yang dikultivasi pada medium PDB dan diekstraksi dengan pelarut kloroform. Diameter zona hambat ekstrak no. 10 S. aureus : 0,9 cm dan
E. coli : 0,8 lebih besar daripada ekstrak no. 9 S. aureus : 0,6 cm dan E. coli : 0,6 cm, sehingga dapat dikatakan bahwa jamur endofit no. 10 memiliki aktivitas
antibakteri lebih besar daripada jamur endofit no. 9. Selanjutnya dilakukan scaling up terhadap kultur jamur endofit no. 10 pada medium PDB.