22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.4.2 Persiapan Larutan Uji
Larutan uji yang digunakan yaitu fraksi 3e. Larutan uji dibuat konsentrasi 512  µgmL  dengan  menggunakan  pelarut  DMSO  30.  Fraksi  3e  1,4  mg
dilarutkan  dalam  1,4  mL  metanol,  kemudian  dipipet  sebanyak  512  µL  ke  dalam vial  dan  dikeringkan  dengan  nitrogen.  Setelah  itu,  dilarutkan  dengan  pelarut
DMSO 30 DMSO 300 µL dan aquabidest 700 µL.
3.4.4.3 Persiapan Bakteri Uji
Bakteri uji yang digunakan yaitu S. aureus dan E. coli. Persiapan bakteri uji terdiri dari:
a  Pembuatan suspensi bakteri Sebanyak  1  ose  isolat  bakteri  diinokulasikan  ke  dalam  20  mL  medium
MHB.  Kemudian  diinkubasi  dalam  shaker  incubator  dengan  kecepatan  100 rpm pada suhu 37
C selama 18 jam. b Pengenceran suspensi bakteri
Suspensi  bakteri  uji  diencerkan  untuk  mempermudah  perhitungan  koloni, yaitu dengan cara dipipet 50 µL suspensi bakteri ke dalam 4.950 µL aquadest
steril  sehingga  didapat  pengenceran  10
-2
,  dari  suspensi  bakteri  pengenceran 10
-2
dipipet  50  µL  ke  dalam  4.950  µL  aquadest  steril  sehingga  didapat pengenceran  10
-4
.  Suspensi  tersebut  diencerkan  lagi  dengan  cara  yang  sama hingga didapat suspensi dengan pengenceran 10
-6
, 10
-8
, dan 10
-10
. c  Perhitungan jumlah koloni bakteri
Suspensi  dengan  faktor  pengenceran  10
-6
,  10
-8
,  dan  10
-10
,  diinokulasikan sebanyak 100 µL kedalam medium MHA, disebarkan menggunakan spreader.
Kemudian diinkubasi  dalam incubator pada suhu 37 C selama 18 jam. Koloni
bakteri yang muncul dihitung Lampiran 5.
Jumlah koloni bakteri = Koloni yang muncul x faktor pengenceran
Volume yang dipipet
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d Pengenceran bakteri untuk uji KHM Stok  bakteri  yang  digunakan  untuk  uji  KHM  dibuat  dengan  cara
mengencerkan  suspensi  bakteri  awal  menjadi  10
5
CFUmL  berdasarkan  hasil dari perhitungan jumlah koloni bakteri yang digunakan Lampiran 5.
3.4.4.4 Pengenceran Larutan Uji
Pengenceran  larutan  uji  dari  konsentrasi  512  µgmL  menjadi  128  µgmL, 64 µgmL, 32 µgmL, 16 µgmL, 8 µgmL, 4 µgmL, dan 1 µgmL menggunakan
96 well microtiter plate dengan komposisi sebagai berikut: a  Sumur A1-A9 diisi dengan 100 µL medium MHB 2.
b Sumur B1-H9 diisi dengan 100 µL medium MHB 1. c  Sumur A1-A3 diisi dengan 100 µL sampel uji.
d Sumur A4-A6 diisi dengan 100 µL eritromisin antibiotic control. e  Sumur A7-A9 diisi dengan 100 µL kloramfenikol antibiotic control.
f  Dari  sumur  A1-A9  masing-masing  diambil  100  µL  dan  dimasukkan  dalam sumur  B1-B9,  begitu  seterusnya  sampai  sumur  H1-H9.  Pada  sumur  H1-H9
diambil 100 µL dan dibuang. g Sumur A10 diisi 200 µL dengan medium MHB 2 sterility control.
h Sumur B10 diisi 200 µL dengan medium MHB 1 sterility control. i  Sumur C10-D10 diisi 100 µL dengan medium MHB 1 growth control.
j  Sumur E10-F10 diisi 100 µL dengan medium MHB 2 dan 100 µL DMSO 30 dan dibuang 100 µL solvent control.
k Sumur G10-H10 diisi 100 µL dengan medium MHB 2 dan 100 µL etanol 30 dan dibuang 100 µ L solvent control.
l  Masing-masing  sumur  ditambah  dengan  bakteri  uji  100  µL  kecuali  sumur untuk sterilitiy control.
3.4.4.5 Inkubasi Microtiter Plate yang Berisi Sampel Uji
Microtiter  plate  yang  berisi  sampel  uji  diinkubasi  dalam  incubator  pada suhu 37
C selama 18 jam.