19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d Uji Bioautografi
Plat KLT yang telah ditotoli sampel  dicelupkan kedalam suspensi bakteri uji dan diinkubasi pada suhu 37
C selama 18 jam, kemudian disemprot dengan pereaksi  warna  INT  4  mgmL  dan  diinkubasi  selama  1  jam.  Keberadaan
aktivitas antibakteri ditentukan dengan terbentuknya zona hambat yang tampak karena penyemprotan INT  yang dikonversikan terhadap warna formazan pada
mikroorganisme hidup.
3.4.2 Scaling up Jamur Endofit yang Paling Aktif sebagai Antibakteri pada
Medium PDB 3.4.2.1  Pembuatan Medium Kultivasi
Medium  PDB  dibuat  sebanyak  2  Liter  dengan  komposisi  24  gram  PDB dalam  1  Liter  aquadest.  Setelah  semua  komponennya  larut,  medium  dibagi  ke
dalam  4  erlenmeyer  berukuran  2  Liter  yang  masing-masingnya  diisi  500  mL. Medium tersebut disterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121
C.
3.4.2.2  Kultivasi Jamur Endofit
Berdasarkan  hasil  skrining  antibakteri,  ekstrak  kultur  jamur  yang  paling aktif  sebagai  antibakteri  yaitu  ekstrak  kloroform  dari  isolat  jamur  endofit  no.  10
isolat 1-3-1-1 yang dikultivasi pada medium PDB. Isolat yang telah diregenerasi pada medium PDA diambil sebanyak ±3 ose dan diinokulasikan ke dalam 4x500
mL  medium  PDB  yang  sudah  steril.  Proses  inokulasi  ini  dilakukan  secara  steril dalam  laminar  air  flow.  Setelah  itu,  kultur  jamur  endofit  diinkubasi  pada  suhu
ruang selama 3 minggu.
3.4.2.3  Ekstraksi Kultur Jamur Endofit Hasil Scaling Up
Hasil  kultivasi  jamur  endofit  no.10  isolat  1-3-1-1  dipisahkan  antara medium  dan  biomassanya  dengan  cara  disaring.  Medium  diekstraksi  dengan
pelarut  kloroform  sebanyak  2  Liter  dengan  perbandingan  1:1  terhadap  jumlah medium,  sedangkan  untuk  biomassa  dimaserasi  terlebih  dahulu  dengan  aseton
3x24 jam, diuapkan asetonnya menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga didapat  fraksi  air  yang  kemudian  diekstraksi  dengan  pelarut  kloroform  dengan
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perbandingan  1:1  terhadap  jumlah  fraksi  airnya.  Proses  ekstraksi  ini  dilakukan secara berulang sebanyak 3 kali. Lapisan bawah yang merupakan fraksi kloroform
dari  medium  dan  biomassa  jamur  dipisahkan  dan  dipekatkan  dengan  vacuum rotary  evaporator.  Ekstrak  pekat  yang  didapat  dilarutkan  dengan  metanol  dan
dilakukan uji KLT dengan menggunakan fase gerak diklorometan:metanol 15:1 dan hasilnya diamati dibawah sinar UV 254 nm dan UV 366 nm serta disemprot
dengan pereaksi penampak noda serium sulfat.
3.4.2.4  Uji  KLT-Bioautografi Ekstrak Jamur Endofit Hasil Scaling Up
Berdasarkan  proses  ekstraksi  pada  kultur  jamur  endofit  no.  10  isolat 1-3-1-1  hasil  scaling  up,  didapat  2  ekstrak  sampel  yaitu:  ekstrak  kloroform
medium  jamur  dan  ekstrak  kloroform  biomassa  jamur.  Ekstrak  tersebut  dibuat konsentrasi  menjadi  10  mgmL,  kemudian  sebanyak  10  µL  dari  masing-masing
ekstrak  ditotolkan  menggunakan  pipa  kapiler  pada  plat  KLT  dan  dielusi menggunakan  pelarut  diklorometan:metanol  15:1.  Setelah  itu,  plat  KLT
dicelupkan  kedalam  suspensi  bakteri  uji  dan  diinkubasi  pada  suhu  37 C  selama
18 jam. Plat KLT yang telah diinkubasi disemprot dengan reagensia pewarna INT 4  mgmL  dan  diinkubasi  selama  1-2  jam.  Selanjutnya  dilakukan  penghitungan
nilai  Rf  Retardation  factor  terhadap  senyawa  yang  memiliki  aktivitas antibakteri. Keberadaan aktivitas antibakteri ditentukan dengan terbentuknya zona
hambat  yang  tampak  karena  penyemprotan  INT  yang  dikonversikan  terhadap warna formazan pada mikroorganisme hidup.
3.4.3 Fraksinasi dan Purifikasi Metabolit Bioaktif Antibakteri
Berdasarkan  hasil  pengamatan  uji  KLT-bioautografi,  selanjutnya dilakukan  fraksinasi  dan  purifikasi  metabolit  bioaktif  dari  ekstrak  kloroform
biomassa jamur  161,7 mg dengan kromatografi kolom menggunakan fase diam silika  gel  70-230  mesh  dan  fase  gerak  kloroform:metanol  30:1.  Fase  diam
disuspensikan kedalam fase gerak eluen kemudian dimasukkan  secara perlahan melalui  corong  ke  dalam  kolom  yang  telah  diisi  kapas  dan  seasand  di  bagian
bawah  kolom.  Untuk  penyempurnaan  proses  pemisahan,  fase  diam  dipadatkan dengan  cara  menurunkan  fase  gerak  serta  dinding  kolom  diketok-ketok  secara