Komunikasi Organisasi Tabel Tunggal 1 Karakteristik Responden

sarjana sebanyak 18 orang 40,9, dan yang masih kuliah sebanyak 6 orang 13,6. Seperti yuang telah diketahui bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan yaitu sikap dan pandangan seorang terhadap kerja. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja No. Usia F 1. 1 tahun 21 47,7 2. ≥ 1 tahun 23 52,3 Jumlah 44 100 Sumber : P4FC6 Sebagaimana hasil data yang trkumpul diperoleh usia kerja karyawan paling lama adalah 1 tahun 4 bulan, dan yang terendah adalah 10 bulan sehingga diperoleh rentang masa kerja 1 tahun dan ≥ 1 tahun. Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa karyawan yang berkerja di bawah 1 tahun ada sebanyak 21 orang 47,7. Sedangkan yang telah bekerja selama 1 tahun dan di atas 1 tahun ada sebanyak 23 orang 52.3.

4.1.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam orgnaiasasi baik di dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi. Dalam memenuhi tugas organisasi terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dnamakan jaringan komunikasi. Universitas Sumatera Utara Jaringan komunikasi dalam organisasi ada dua macam yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal Muhammad, 1995 : 102. Tabel-tabel berikut ini menunjukkan komunikasi organisasi yang terjadi baik dalam jaringan komunikasi formal maupun jaringan komunikasi informal. Tabel 6 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Instruksi Tugas No. Pemahaman terhadap instruksi tugas F 1. Sangat mengerti 9 20,4 2. Mengerti 30 68,2 3. Kurang Mengerti 5 11,4 4. Tidak Mengerti Jumlah 44 100 Sumber : P5FC7 Berdasarkan tabel 4.5 sebagian besar karyawan yaitu 30 orang 68,2 mengerti dengan instruksi tugas yang diberikan oleh atasan yaitu penjelasan mengenai tugas yang harus dilakukan dan bagaimana mereka harus melakukannya. 9 orang 20.4 sangat mengerti dengan instruksi tugas yang diberikan oleh atasannya. Sementara hanay 5 orang 11,4 yang kurang mengerti dengan instruksi tugas yang diberikan atasan. Hal di atas menunjukkan bahwa komunikasi ke bawah yaitu dari atasan kepada bawahan atau karyawan dalam memberikan instruksi tugas berlangsung degnan baik, karena sebagaian besar karyawan mengerti dengan jelas tugas yang harus mereka lakukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 7 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Rasional No. Ketepatan Rasional F 1. Sangat Tepat 11 25 2. Tepat 28 63.6 3. Kurang Tepat 5 11,4 4. Tidak Tepat Jumlah 44 100 Sumber : P6FC8 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian karyawan yaitu 28 orang 63,3 merasa bahwa penjelasan atasan mengenai alasan dan tujuan mengapa mereka harus melakukan suatu tugas rasional sudah tepat. 11 25orang merasa penjelasan atasan sangt tepat, dan hanya 5 11,4 orang yang menganggap kurang tepat. Hal ini menunjukkan bahwa atasan telah mengkomunikasikan dengan baik mengenai alasan dan tujuan karyawan harus melakukan suatu tugas. Sebagian besar karyawan menganggap alasan dan tujuan mereka harus melakukan auatu tugas sudah tepat dan rasional. Tabel 8 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Ideologi No. Frekuensi untuk Ideologi F 1. Sangat Sering 18 20,4 2. Sering 24 68,2 3. Kurang Sering 12 11,4 4. Tidak Sering Jumlah 44 100 Sumber : P7FC9 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 24 orang karyawan 68,2 menganggap atasan sering melakukan komunikasi untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Bahkan 18 orang 20 menganggap bahwa atasan sangat sering melakukan komunikasi untuk memotivasi mereka. Sisanya 12 11,4 orang yang menganggap atasan kurang sering memberikan pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas mereka kepada perusahaan. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa atasan cukup sering memberikan pesan-pesan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja dan untuk memperkuat loyalitas mereka kepada perusahaan. Tabel 9 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Informasi No. Pemahaman untuk informasi F 1. Sangat Mengerti 12 27,3 2. Mengerti 32 72,7 3. Kurang Mengerti 4. Tidak Mengerti Jumlah 44 100 Sumber : P8FC10 Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh karyawan dapat mengerti dengan baik penjelasan atasan mengenai informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tabel yaitu sebanyak 12 orang sangat mengerti dan 32 orang mengerti dengan jelas informasi yang diberikan oleh atasan. Universitas Sumatera Utara Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa atasan telah mengkomunikasikan peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan dengan baik sehingga karyawan dapat mengerti dan memahami dengan baik peraturan yang harus ditaati dan dijalankan selama mereka berkerja pada perusahaan. Tabel 10 Frekuensi Komunikasi ke bawah untuk tipe Balikan No. Kepuasan terhadap komunikasi balikan F 1. Sangat Puas 9 20,5 2. Puas 28 63,6 3. Kurang Puas 7 15,9 4. Tidak Puas Jumlah 44 100 Sumber : P9FC11 Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan yaitu 28 orang 63,3 merasa puas jika atasan memberikan balikan feedback dan evaluasi mengenai hasil pekerjaan mereka. 9 orang 20,5 merasa sangat puas jika atasan memberikan balikan feedback dan evaluasi, sisanya 7 orang 15,9 merasa kurang puas jika atasan memberikan balikan feedback dan evaluasi mengenai hasil pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa balikan feedback dan evaluasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan. Salah satu bentuk balikan feedback yang paling sederhana adalah pembayaran gaji dan pujian dari atasan jika hasil pekerjaan karyawan baik, Universitas Sumatera Utara sedangkan jika hasil pekerjaan karyawan kurang baik, atasan dapat memberikan kritikan atau teguran kepada karyawan. Tabel 11 Frekuensi metode komunikasi ke bawah No Metode Komunikasi Pelaksanaan Sangat sering Sering Jarang Tidak sering Total f f f f f 1. Metode Lisan 10 22,7 34 77,3 44 100 2. Metode Tulisan 11 25 33 75 44 100 3. Metode Gambar 10 22,7 34 77,3 44 100 Sumber : P10FC121314 Tabel 4.10 menunjukkan metode komunikasi yang digunakan atasan untuk menyampaikan pesan kepada karyawan yaitu metode lisan seperti rapat, diskusi, seminar, wawancara, telepon, kontak interpersonal, metode tulisan surat, memo, majalahsurat kabar, deskripsi pekerjaan, pedoman pelaksanaan pekerjaan, pedoman kebijaksanaan dan metode gambar grafik, poster, peta, film, foto. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan menganggap metode yang sering digunakan atasan adalah metode lisan yaitu sebanyak 34 orang 77,3. Bahkan 10 orang 22,7 menganggap metode lisan sangat sering dilakukan. Untuk metode tulisan, sebanyak 33 orang 75 mengatakan jarang dilakukan, dan 11 orang 25 menganggap metode tulisan sering digunakan. Sedangkan untuk metode gambar sebagian besar karyawan sebanyak 34 orang 77,3 menganggap metode ini jarang dilakukan, dan hanya 10 orang 22,7 saja yang menganggap metode ini sering dilakukan. Universitas Sumatera Utara Menurut Level dalam Muhammad, 1995:115 metode lisan paling efektif digunakan untuk situasi memberikan teguran atau menyelesaikan perselisihan diantara anggota organisasi. Sedangkan metode tulisan paling efektif digunakan untuk memberikan informasi yang memerlukan tindakan di masa yang akan datang, memberikan informasi yang bersifat umum, dan tidak memerlukan kontak personal. Tabel 12 Frekuensi Komunikasi ke atas dalam memberikan informasi mengenai pekerjaan yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan kepada atasan No. Pemahaman penyampaian informasi F 1. Sangat Sering 5 11,4 2. Sering 15 34,1 3. Jarang 21 47,7 4. Tidak Pernah 3 6,8 Jumlah 44 100 Sumber : P11FC15 Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Salah satu hal yang seharusnya dikomunikasikan bawahan kepada atasan adalah mengenai pekerjaan yang sudah, sedang dan yang akan dilakukan. Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebanyak 21 orang 47,7 jarang menginformasikan mengenai pekerjaan mereka kepada atasan, 15 orang 34,1 mengatakan bahwa mereka sering menginformasikan segala sesuatu mengenai pekerjaan mereka, dan Universitas Sumatera Utara 3 orang 6,8 tidak pernah menginformasikan mengenai pekerjaan mereka kepada atasan. Hal di atas menunjukkan bahwa komunikasi dari bawahan atau karyawan kepada atasan mengenai pekerjaan yang sudah, sedang dan akan dilakukan karyawan belum berjalan cukup baik. Karyawan masih banyak yang jarang menginformasikan tentang pekerjaan mereka kepada atasan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa orang karyawan, mengatakan mereka merasa atasan kurang tertarik dengan apa yang akan mereka sampaikan, dan karyawan mengatakan hanya hal-hal penting dari pekerjaan mereka yang akan mereka komunikasikan kepada atasan. Komunikasi dari bawahan kepada atasan sangat penting dilakukan karena komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan. Tabel 13 Frekuensi Komunikasi ke atas untuk informasi mengenai masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh karyawan No. Pemahaman untuk informasi F 1. Sangat Puas 10 22,7 2. Puas 22 50 3. Kurang Puas 12 27,3 4. Tidak Puas Jumlah 44 100 Sumber : P12FC16 Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa 22 orang 50 mengatakan mereka merasa puas jika menceritakan masalah-masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri kepada atasan. Sebanyak 10 orang 22,7 mengatakan sangat puas jika menceritakan masalah-masalah pekerjaan mereka Universitas Sumatera Utara kepada atasan, dan 12 orang 27,3 mengatakan kurang puas jika menceritakan masalah pekerjaan mereka kepada atasan. Hal di atas menunjukkan bahwa karyawan memiliki kepuasan tersendiri jika dapat menceritakan masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri dan mungkin memerlukan bantuan dari atasan, dan sebagian karyawan mengatakan merasa cukup puas jika mereka dapat menceritakan masalah pekerjaan kepada atasan. Tabel 14 Frekuensi komunikasi ke atas untuk penyampaian saran atau ide kepada atasan untuk perusahaan No. Pemahaman penyampaian informasi F 1. Sangat Sering 1 2,3 2. Sering 11 25 3. Jarang 25 56,8 4. Tidak Pernah 7 15,9 Jumlah 44 100 Sumber : P13FC17 Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang 56,8 menganggap mereka jrang menawarkan saran atau ide untuk perusahaan kepada atasan, 11 orang 25 menganggap mereka sering menyampaikan saran atau ide untuk perusahaan kepada atasan, 7 orang 15,9 menganggap mereka tidak pernah memberikan saran atau ide untuk perusahaan, dan hanya 1 orang 2,3 saja yang menganggap mereka sangat sering menyampaikan saran atau ide untuk perusahaan kepada atasan. Universitas Sumatera Utara Hal di atas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan jarang menawarkan saran atau ide kepada atasan yang berguna untuk perusahaan maupun untuk meningkatkan kualitas mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa karyawan masih jarang mengkomunikasikan pikiran atau ide mereka kepada atasan, dan ini berarti komunikasi dari bawahan kepada atasan belum berjalan cukup baik. Tabel 15 Frekuensi komunikasi ke atas untuk penyampaian keluhan tentang pekerjaan atau mengenai rekan sekerja No. Frekuensi Penyampaian Keluhan F 1. Sangat Sering 2. Sering 7 15,9 3. Jarang 30 68,2 4. Tidak Pernah 7 15,9 Jumlah 44 100 Sumber : P14FC18 Tabel 4.14 menunjukan bahwa sebanyak 30 orang 68,2 mengatakan jarang menyampaikan keluhan mengenai pekerjaan atau mengenai rekan sekerja mereka kepada atasan, hanya 7 orang 15,9 yang mengatakan sering menyampaikan keluhan kepada atasan, dan 7 orang 15,9 lainnya mengatakan sama sekali tidak pernah menyampaikan keluhan kepada atasan. Hal di atas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan jarang menyampaikan keluhan mengenai pekerjaan mereka atau mengenai rekan sekerja kepada atasan. Universitas Sumatera Utara Tabel 16 Frekuensi komunikasi horizontal dalam melakukan pertemuan dengan rekan sekerja yang bertujuan untuk mengkoordinasikan tugas-tugas No. Frekuensi Pertemuan dengan rekan sekerja F 1. Sangat Sering 2. Sering 18 40,9 3. Jarang 16 36,4 4. Tidak Pernah 10 22,7 Jumlah 44 100 Sumber : P15FC19 Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa sebanyak 18 orang 40,9 mengatakan sering melakukan pertemuan dengan rekan sekerja yang bertujuan untuk mengkoordinasikan tugas-tugas kantor. Sedangkan 16 orang 36,4 mengatakan jarang mengadakan pertemuan atau berdiskusi dengan rekan sekerja, dan 10 orang 22,7 tidak pernah melakukan pertemuan atau berdiskusi dengan rekan sekeerja. Hal di atas menunjukkan bahwa komunikasi horizontal sering dilakukan oleh karyawan untuk mengkoordinasikan tugas-tugas kantor dengan rekan sekerjanya. Universitas Sumatera Utara Tabel 17 Frekue nsi komunikasi horizontal bertujuan saling berbagi informasi mengenai rencana dan aktivitas yang akan dilakukan dengan rekan sekerja No. Frekuensi bertujuan saling berbagi informasi dengan rekan sekerja F 1. Sangat Sering 9 20,5 2. Sering 26 59 3. Jarang 9 20,5 4. Tidak Pernah Jumlah 44 100 Sumber : P16FC20 Tabel 4.16 menunjukkan bahwa 26 orang 59 mengatakan mereka sering melakukan komunikasi dengan rekan sekerja yang bertujuan untuk saling berbagi inforamsi mengenai rencana dan aktivitas yang akan dilakukan, 9 orang 29,5 mengatakan sangat sering dan 9 orang 20,5 mengatakan jarang berbagi informasi menganai rencana dan aktivitas yang akan dilakukan. Komunikasi horizontal sangat diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik. Dalam merancang suatu program pelatihan atau program hubungan dengan masyarakat, anggota-anggota dari bagian perlu saling membagi informasi untuk membuat perencanaan apa yang akan mereka lakukan Muhammad, 1995: 122. Universitas Sumatera Utara Tabel 18 Frekuensi komunikasi horizontal bertujuan untuk memecahkan masalah dengan rekan sekerja No. Kepuasan Memecahkan Masalah F 1. Sangat Puas 16 36,4 2. Puas 18 40,9 3. Kurang Puas 10 22,7 4. Tidak Puas Jumlah 44 100 Sumber : P17FC21 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 18 orang 40,9 mengatakan puas jika dapat memecahkan masalah dengan rekan-rekan sekerja, 16 orang 36,4 mengatakan sangat puas dan 10 orang 22,7 mengatakan kurang puas. Menurur Muhammad 1995: 122 memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama akan menambah kepercayaan dan moral karyawan. Tabel 19 Frekuensi komunikasi horizontal yang bertujuan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara rekan sekerja No. Frekuensi diskusi dan menyelesaikan konflik F 1. Sangat Sering 1 2,3 2. Sering 11 25 3. Jarang 25 56,8 4. Tidak Pernah 7 15,9 Jumlah 44 100 Sumber : P18FC22 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 31 orang 70,4 karyawan mengatakan sangat sering melakukan komunikasi dengan rekans ekerja yang bertujuan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara rekan sekerja, 12 orang 27,3 mengatakan sering, sementara sisanya 1 orang 2,3 mengatakan jarang mendiskusikan dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara rekan sekerja. Hal ini menunjukkan salah satu tujuan komunikasi horizontal yaitu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara rekan sekerja sudah berjalan cukup baik. Tabel 20 Frekue nsi komunikasi horizontal yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama No. Frekuensi mengadakan rapat atau pertemuan F 1. Sangat Sering 1 2,3 2. Sering 11 25 3. Jarang 25 56,8 4. Tidak Pernah 7 15,9 Jumlah 44 100 Sumber : P19FC23 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 22 orang 50 mengatakan sering mengadakan rapat atau pertemuan untuk mencapai pemahaman yang sama dengan rekan sekerja, 20 orang 45,5 mengatakan sangat sering mengadakan rapat atau pertemuan untuk mencapai pemahaman yang sama dengan rekan sekerja dan hanya 2 orang 4,5 yang mengatakan jarang. Universitas Sumatera Utara Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan cukup sering mengadakan rapat atau pertemuan yang tidak formal untuk mencapai pemahaman yang sama dengan rekan sekerja. Mereka menyadari bahwa pemahaman yang sama penting untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari. Tabel 21 Frekuensi komunikasi horizontal untuk membina hubungan interpersonal dan memperoleh sokongan interpersonal dari rekan sekerja No. Frekuensi komunikasi untuk membina hubungan interpersonal F 1. Sangat Sering 16 36,3 2. Sering 27 61,4 3. Jarang 1 2,3 4. Tidak Pernah Jumlah 44 100 Sumber : P20FC24 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 27 orang 61,4 karyawan mengatakan sering berkomunikasi dengan rekan sekerja yang bertujuan untuk membina hubungan interpersonal yang baik dan untuk memperoleh sokongan interpersonal dari rekan sekerja, 16 orang 36,3 mengatakan sangat sering dan hanya 1 orang 2,3 yang mengatakan jarang melakukan komunikasi dengan rekan sekerja untuk membina hubungan interpersonal yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya komunikasi horizontal yang baik di antara karyawan, dan hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesama karyawan dan akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Universitas Sumatera Utara Tabel 22 Frekuensi komunikasi informal mengenai hal-hal pribadi No. Frekuensi komunikasi mengenai hal pribadi F 1. Sangat Sering 8 18,2 2. Sering 25 56,8 3. Jarang 12 27,3 4. Tidak Pernah Jumlah 44 100 Sumber : P21FC25 Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah, atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena informasi informal menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir keseluruhan organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus grapevine atau kabar angin Muhammad, 1995: 124. Tabel 4.21 di atas menunjukkan frekuensi komunikasi informal yang terjadi. Dari tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa 25 orang 56,8 mengatakan sering melakukan komunikasi informal yaitu komunikasi yang lebih bersifat informasi pribadi, 12 orang 27,3 mengatakan jarang, dan 8 orang lainnya 18,2 mengatakan sangat sering melakukan komunikasi informal. Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi informal sering terjadi di antara karyawan. Universitas Sumatera Utara

IV.1.3 Efektivitas Kerja

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)

6 45 143

Pola Komunikasi Organisasi Dan Employee Relations (Studi Korelasional Tentang Pola Komunikasi Organisasi dalam Employee Relations pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan)

1 45 146

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

11 77 163

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN COLLECTOR LEASING PADA FIF SPEKTRA KANTOR CABANG PAMULARSIH.

0 7 7

KOMUNIKASI INTERNAL DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN Komunikasi Internal Dan Efektivitas Kerja Karyawan (Studi Korelasi Komunikasi Internal Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Dalam Melaksanakan Fungsi Organisasi Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jur

0 2 13

PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM HUBUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN FIF SPEKTRA Peran Komunikasi Organisasi Dalam Hubungan Internal Perusahaan Fif Spektra (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Perusahaan Federal Internasional Finance (FIF) Spektra Ca

0 2 14

PENDAHULUAN Peran Komunikasi Organisasi Dalam Hubungan Internal Perusahaan Fif Spektra (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Perusahaan Federal Internasional Finance (FIF) Spektra Cabang Solo Periode 2013/2014).

1 10 32

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DIVISI MARKETING PT EIGERINDO BANDUNG.

2 6 46

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

0 0 15

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

0 0 1