tertarik untuk meneliti tentang bagaimana peran komunikasi organisasi formal dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF Pos
SPEKTRA Medan.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Sejauh mana peranan Komunikasi Organisasi Formal dalam membangun
Efektivitas Kerja Karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.”
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti,
yaitu: 1.
Penelitian ini ingin melihat sejauh mana peranan komunikasi organisasi formal dalam membangun efektivitas kerja karyawan sales marketing FIF
Pos SPEKTRA Medan. 2.
Objek penelitian adalah karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan. 3.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2010
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
a. Untuk melihat proses komunikasi organisasi yang berlangsung di antara
manager, asisten manager, supervisor dan sesama karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mengetahui peran komunikasi organisasi dalam membangun
efektivitas kerja karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan. c.
Untuk mengetahui hambatan komunikasi organisasi dalam membangun Efektivitas Kerja Karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.
I.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
penulis mengenai kajian Komunikasi Organisasi sebagai salah satu kajian dalam Ilmu Komunikasi.
b. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian mengenai Ilmu Komunikasi, khususnya dalam bidang Komunikasi Organisasi.
c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif
bagi manager, asisten manager, supervisor dan karyawan FIF Pos SPEKTRA Medan.
I.5. Kerangka Teori
Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang di dalam masalah dan atau
sub masalah-sub masalah Nawawi, 1997: 39-40. Menurut F.M. Kerlinger Rahmat, 1997: 96, teori adalah himpunan konsep, defenisi dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori yang
relevan dengan penelitian adalah:
I.5.1. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefenisikan sebagai proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang
selalu berubah-ubah Muhammad, 1995: 67. Dalam memenuhi tugas organisasi terjadi pertukaran pesan. Pertukaran
pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Terdapat dua macam jaringan komunikasi dalam organisasi Muhammad, 1995: 102,
yaitu: A.
Jaringan Komunikasi Formal Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki
resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan, maka pesan itu menurut jaringan formal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal
yang mengikuti struktur organisasi, yaitu: A.1 Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Secara umum komunikasi ke
bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu: 1
Instruksi tugas
Universitas Sumatera Utara
Yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.
2 Rasional
Yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif
organisasi. 3
Ideologi Pesan ideologi bertujuan mencari sokongan dan antusias dari anggota
organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4
Informasi Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan denan
praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan
rasional. 5
Balikan Yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam
melakukan pekerjaannya.
A.2. Komunikasi Ke Atas Upward Communication Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada
atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Menurut Pace Muhammad, 1995: 117, supervisor dan pimpinan haruslah
mendapatkan informasi dari bawahannya mengenai hal-hal berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya,
kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang. b.
Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.
c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya masing-
masing atau organisasi secara keseluruhan. d.
Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai
pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi.
A.3. Komunikasi Horizontal Horizontal Communication Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang
yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Komunikasi horizontal mempunyai tujuan tertentu di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam
tingkatan yang sama. d.
Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian yang lainnya.
e. Menjamin pemahaman yang sama.
f. Mengembangkan sokongan interpersonal.
Universitas Sumatera Utara
B. Jaringan Komunikasi Informal
Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi.
Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena
informasi ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan.
Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus grapevine atau kabar angin.
I.5.2. Efektivitas Kerja A. Pengertian Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan. Adapun pengertian efektivitas menurut para ahli diantaranya sebagai berikut : Sondang P. Siagian 2001: 24 memberikan definisi sebagai
berikut: “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya”.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu Abdurahmat 2003: 92 “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya”. Sedangkan Hamzah Yaqub 1989: 9 menyatakan bahwa “efektivitas
adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar
sebuah organisasi dapat berjalan efektif, diperlukan sasaran sebagai tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi”.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan
tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.
I.6. Kerangka Konsep