Pengertian Efektivitas Kerja URAIAN TEORITIS

Efek grapevine yang negatif dapat dikontrol oleh pimpinan dengan menjaga jaringan komunikasi formal yang bersifat terbuka, jujur, teliti dan sensitif terhadap komunikasi ke atas, ke bawah dan mendatar. Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan kelihatannya sangat krusial untuk mengontrol informasi informal. Supervisor dan manajer hendaklah membiarkan karyawan mengetahui bahwa mereka menerima dan memahami informasi grapevine, khususnya yang berkenaan dengan pernyataan perasaan karyawan walaupun informasi itu tidak lengkap dan tidak benar.

II.6. Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja saat ini tidak dapat dipandang sebagai faktor yang sudah ada, artinya kita harus mengakui urgensi efektivitas pada setiap pekerjaaan. Menurut Richard M. Steers dalam bukunya Efektivitas Organisasi 1984: 54, menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu usaha untuk mencapai keuntungan maksimal dalam organisasi dengan segala cara. Jadi agar suatu pekerjaan dalam organisasi itu efektif, maka harus ada usaha-usaha yang dilakukan supaya tercapai keuntungan yang maksimal, karena dari pendapat Richard M. Steers di atas, efektivitas tersebut diukur dengan keuntungan maksimal yang diperoleh dalam suatu organisasi. Sondang P. Siagian 2001: 24 memberikan definisi sebagai berikut: “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan Universitas Sumatera Utara keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya”. Sementara itu Abdurahmat 2003: 92 “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Sedangkan Hamzah Yaqub 1989: 9 menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar sebuah organisasi dapat berjalan efektif, diperlukan sasaran sebagai tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi. Sedangkan T. Hani Handoko 1986: 7 mengatakan bahwa: “Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat sangat diperlukan ketepatan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam suatu perusahaan hal ini sangat tergantung kepada manajernya. Berarti efektivitas sebagai orientasi kerja menyoroti empat hal, yaitu: a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah ditentukan dan dibatasi, b. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang harus dihasilkan telah ditentukan c. Batas waktu untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah ditetapkan, Universitas Sumatera Utara d. Tata cara yang harus ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah dirumuskan Dari pendapat-pendapat di atas perlu pula kiranya dikemukakan beberapa pandangan mengenai efektivitas, menurut Gibson, dkk 1992: 25 bahwa pada tingkat paling dasar terletak efektivitas individu. Pandangan dari segi individu menekankan pada hasil karya pegawai atau anggota tertentu dari organisasi. Tugas yang harus dilaksanakan biasanya ditetapkan sebagai bagian dari pekerjaan atau posisi dalam organisasi. Prestasi kerja individu dinilai secara rutin melalui proses evaluasi hasil kerja yang merupakan dasar bagi kenaikan gaji, promosi dan imbalan lain yang tersedia dalam organisasi. Jarang sekali individu bekerja sendirian atau terpisah dari orang-orang lain dalam organisasi. Dalam kenyataannya individu bekerja bersama-sama dalam kelompok kerja. Jadi kita masih perlu memikirkan pandangan lain mengenai efektivitas, yakni pandangan dari segi efektivitas kelompok. Dalam beberapa hal efektivitas kelompok adalah jumlah kontribusi dari semua anggotanya. Pada pandangan yang ketiga adalah efektivitas organisasi. Organisasi terdiri dari individu dan kelompok, karena itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan efektivitas kelompok. Namun demikian efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok, lewat pengarus sinergis kerja sama, organisasi mampu mendaparkan hasil karya yang lebih tingkatnya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Sebenarnya, alasan bagi organisasi sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan pekerjaan yang lebih banyak daripada yang mungkin dapat dilakukan oleh individu. Walaupun Universitas Sumatera Utara demikian efektivitas indivisu merupakan tingkat yang paling mendasar dari tingkat-tingkat efektivitas yang ada, artinya mau tidak mau kenaikan efektivitas organisasi dan efektivitas kelompok juga disebabkan oleh kenaikan efektivitas individu. Satu hal yang sangat penting dalam setiap penelitian efektivitas kerja dalam organisasi, adalah tindakan merinci sifat hubungan antara beberapa rangkaian variabel pokok yang secara bersama-sama mempengaruhi hasil yang diinginkan, walaupun ada banyak rangkaian kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kerja. Hanya sedikit sekali usaha menyelidiki secara sistematis dan menyeluruh faktor-faktor korelasi atau faktor-faktor penentu dari kriteria itu. Usaha demikian merupakan pekerjaan yang luar biasa besarnya mengingat banyaknya variabel yang secara potensial mempunyai hubungan dengan efektivitas kerja, sebagaimana gantinya kita harus berpegang pada suatu tinjauan mengenai studi yang telah ada, yang meneliti satu atau beberapa segi dari efektivitas kerja, karena mereka berhubungan dengan variabel peramal. Kemudian berdasarkan sintesis dari penemuan ini, kita berharap menarik beberapa kesimpulan yang berarti sehubungan variabel langsung terhadap keberhasilan akhir atau kegagalan organisasi. Ada dua faktor yang turut mempengaruhi efektivitas kerja diantaranya adalah: 1. Disiplin kerja Disiplin kerja membuat karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, menunjukkan sikap dan perilaku positif sehingga meningkatkan efektivitas kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Motivasi kerja Motivasi kerja yang tinggi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja sehingga memiliki peranan penting dalam peningkatan efektivitas kerja karyawan. Berdasarkan hal tersebut, Gibson, dkk, 1992: 26 mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan kenaikan efektivitas kerja selain perencanaan sebagai variabel peramal yakni : sifat psikologi, kepemimpinan, komunikasi, sosialisasi dan teknologi. Sekarang ini efektivitas sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai faktor yang memang sudah ada, artinya kita tidak dapat lagi mengabaikan urgensi efektivitas tersebut dalam setiap pekerjaan. Berdasarkan prinsip-prinsip di atas bahwa efektivitas kerja menjadi salah satu kegiatan dasar daripada pembentukan penyelenggaraan dalam ruang lingkup suatu organisasi, karena eksistensi dan cara pertumbuhan organisasi akan lebih terjamin apabila suatu organisasi yang bersangkutan dapat mengemban suatu misi dan dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan tingkat ketangguhan yang lebih tinggi. Di samping itu dapat pula dipertegas bahwa pada hakekatnya prinsip- prinsip efektivitas itu merupakan suatu penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktunya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Artinya apakah setiap pelaksanaan tugas itu dinilai dengan baik maupun tidak, sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)

6 45 143

Pola Komunikasi Organisasi Dan Employee Relations (Studi Korelasional Tentang Pola Komunikasi Organisasi dalam Employee Relations pada PT. FIF cabang SPEKTRA Medan)

1 45 146

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

11 77 163

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN COLLECTOR LEASING PADA FIF SPEKTRA KANTOR CABANG PAMULARSIH.

0 7 7

KOMUNIKASI INTERNAL DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN Komunikasi Internal Dan Efektivitas Kerja Karyawan (Studi Korelasi Komunikasi Internal Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Dalam Melaksanakan Fungsi Organisasi Pada Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jur

0 2 13

PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM HUBUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN FIF SPEKTRA Peran Komunikasi Organisasi Dalam Hubungan Internal Perusahaan Fif Spektra (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Perusahaan Federal Internasional Finance (FIF) Spektra Ca

0 2 14

PENDAHULUAN Peran Komunikasi Organisasi Dalam Hubungan Internal Perusahaan Fif Spektra (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Perusahaan Federal Internasional Finance (FIF) Spektra Cabang Solo Periode 2013/2014).

1 10 32

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DIVISI MARKETING PT EIGERINDO BANDUNG.

2 6 46

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

0 0 15

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Toyota Sales Operation Auto 2000 Cabang Medan Amplas

0 0 1