dalam model. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antarvariabel independen masih dapat ditolerir Gujarati, 1995.
4.6.3.2. Uji heterokedastisitas Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varian variabel tidak sama untuk
semua pengamatan. Situasi heterokedastisitas menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menaksir koefisien regresi. Untuk melihat terjadi atau tidaknya
heterokedastisitas, dapat dilakukan dengan mendasarkan pada grafik plot antara nilai prediksi variabel Z PRED dengan residualnya SRESID. Apabila tidak terdapat
pola tertentu dari sebaran titik-titik pada grafik dan titik-titik menyebar di antara angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas. Persamaan regresi linear klasik mengasumsikan bahwa seluruh nilai residu
memiliki nilai variance yang sama homoskedastisitas. Apabila residu tidak memiliki variance yang sama, berarti terdapat masalah heterokedastisitas pada
persamaan tersebut Gujarati, 1995. Untuk menguji apakah ada masalah heterokedastisitas pada persamaan regresi atau tidak dapat dilakukan dengan melihat
pola sembarang pada grafik scatter plot. Apabila pada grafik scatter plot tidak memperlihatkan sebaran yang memiliki pola sebaran terjadi secara acak maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada persamaan tersebut.
4.6.4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif dan negatif.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban poin 4 dan poin 5 merupakan jawaban positif karena jawaban poin 4 setuju dan poin 5 adalah sangat
setuju. Model penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari
variabel independen bebas terhadap variabel dependen terikat secara simultan dan parsial dilakukan menggunakan F Hitung F Tabel maka hipotesis yang diajukan
dapat diterima atau dapat diketahui pada tabel koefisien pada kolom signifikansi, yang menunjukkan nilai á 5 . Selanjutnya dilakukan pula penilaian setiap variabel
bebas yang dilakukan untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada, pengujian dilakukan dengan uji t atau sering
disebut uji parsial. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada á 5. Atau melihat nilai t hitung t tabel, sebaliknya jika t hitung t tabel maka pengaruh
yang terjadi tidak signifikan. 1.
Uji F Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut:
Ho : â = 0, Partisipasi penyusunan anggaran, penggunaan instrumen manajemen tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pengelolaan
Dana. Ho : â ≠ 0, Partisipasi penyusunan anggaran, penggunaan instrumen
manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pengelolaan dana.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat
keyakinan 95 atau taraf nyata 5 serta derajat kebebasan df 1 dan df 2 untuk mencari nilai f table dapat dilihat dengan menggunakan f table. Dasar
pengambilan keputusan adalah: a.
Jika F hitung F table, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b.
Jika F hitung F table, maka ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a.
Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. b.
Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2.
Uji T Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji
pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-
langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut: Ho : â= 0
Partisipasi penyusunan anggaran, penggunaan instrumen manajemen tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pengelolaan dana.
Ho : â≠ 0 Partisipasi penyusunan anggaran, penggunaan instrumen manajemen
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pengelolaan dana.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari t table dengan df = n2, taraf nyata 5 dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t table dapat dilihat dengan menggunakan r
table. Dasar pengambilan keputusan adalah: a.
Jika t hitung t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak b.
Jika t hitung t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data
5.1.1. Diskripsi Lokasi
Kantor The Global Fund GF ATM Komponen AIDS berpusat di Kementerian Kesehatan Jl. Percetakan Negara, dengan kantor perwakilan terdapat
di Dinas Kesehatan di 19 provinsi yaitu: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat,
Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara