penyidikan dan penuntutan merupakan tugas kejaksaan. Pasal 8 ayat 2 Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK mengatur bahwa KPK berwenang juga
mengambil alih penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi yang sedang dilakukan oleh kejaksaan. Disisi lain kejaksaan juga mempunyai
kewenangan sebagai eksekutor terhadap penanganan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani oleh KPK, dilihat dari hal tersebut maka KPK dengan kejaksaan akan
selalu mempunyai hubungan koordinasi, baik dalam penanganan perkara korupsi maupun dalam hal eksekusi terhadap perkara yang ditangani oleh KPK, tetapi dengan
adanya dualisme kewenangan tersebut maka hubungan kejaksaan dengan KPK cenderung dapat menjadi kurang harmonis.
B. Perumusan Masalah
Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana kewenangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Kejaksaan dan Kepolisian dalam penyelesaian tindak pidana korupsi berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian RI dan UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana sistem koordinasi dan sinergi antara ketiga lembaga penegak hukum dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi KPK, Kejaksaan dan
Kepolisian dalam penyelesaian kasus BLBI. 3. Bagaimana analisa kasus BLBI dalam kaitannya dengan sistem koordinasi dan
sinergi antara ketiga lembaga penegak hukum dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi KPK, Kejaksaan dan Kepolisian dalam penyelesaian
kasus BLBI.
C. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa penelitian tentang Sinergi antara Kepolisian, Lembaga Kejaksaan dan Komisi
Pemberantasan Korupsi KPK dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Contoh Kasus mengenai Pengambilalihan Kasus BLBI dari Lembaga
Kejaksaan oleh KPK belum pernah dilakukan. Walaupun masalah ini bukanlah issu baru. Sudah banyak penelitian dan tulisan-tulisan terkait dengan masalah ini yang
sudah ada, seperti Peranan Hakim dalam Pengimplementasian Undang-Undang Tindak Pidana Kourpsi dalam rangka Memberantas Korupsi Studi kasus dalam
wilayah hukum Pengadilan Tinggi Sumatera Utara. Kemudian ada juga penelitian terkait dengan Peranan Kejaksaan dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi
di Kejaksaan Negeri Medan, Peran dan Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalm Penanggulangan Tindak Pidana Koruspi Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2002
Universitas Sumatera Utara
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, Peran dan kewenangan Polri dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Namun dalam penelitian ini, penulis khusus memusatkan penelitian pada objek yang terkait dengan Sinergi antara Kepolisian, Lembaga Kejaksaan dan Komisi
Pemberantasan Korupsi KPK dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Contoh Kasus mengenai Pengambilalihan Kasus BLBI dari Lembaga
Kejaksaan oleh KPK. Selanjutnya penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas
keilmuan, yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka untuk kritikan-
kritikan yang sifatnya membangun sehubungan dengan topik dan permasalahan dalam penelitian ini.
D. Tujuan Penelitian