Lembaga Kejaksaan dalam perkembangannya telah beberapa kali memiliki payung hukum. Pada masa orde lama dengan UU No. 15 Tahun 1961, pada masa
orde baru dengan UU No. 5 Tahun 1991 dan yang sekarang berlaku masa reformasi dengan UU No. 16 Tahun 2004. Dari ketiga undang-undang tersebut sebenarnya tidak
ada perbedaan yang signifikan mengenai kedudukan dan kewenangan lembaga kejaksaan. Kedudukan kejaksaan justru lebih mantap ketika masa orde lama bila
dibanding dengan masa reformsi. Dalam UU No. 15 Tahun 1961 Pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa kejaksaan adalah alat negara penegak hukum yang terutama
bertugas sebagai penuntut umum. Dalam UU No. 5 Tahun 1991 dan UU No. 16 Tahun 2004 justru kejaksaan menjadi lembaga pemerintahan artinya kejaksaan adalah
lembaga eksekutif, padahal kalau dilihat kewenangan kejaksaan dalam melakukan penuntutan jelas kejaksaan melakukan kekuasaan dibidang yudikatif. Disinilah terjadi
ambivalensi kedudukan kejaksaan dalam penegakan hukum di Indonesia. Memang dalam UU No. 16 Tahun 2004 Pasal 2 ayat 3 dinyatakan bahwa kekuasaan
kejaksaan dilakukan secara merdeka, namun bila dikaitkan dengan kedudukan kejaksaan sebagai lembaga eksekutif maka suatu kemustahilan bila kejaksaan dapat
menjaankan kekuasaan dan keweangan dilakukan secara merdeka.
90
b. Kedudukan Kepolisian dalam Sistem Peradilan Pidana Criminal Justice Sistem
Selama ini kepolisian berada dalam angkatan bersenjata, namun telah mandiri semenjak tahun 2000, dalam rangka untuk memperkuat fungsi menjaga keamanan
90
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dan ketertiban masyarakat. Fungsi utama dari kepolisian adalah menegakkan hukum dan melayani kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
tugas polisi adalah melakukan pencegahan terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Sebagai usaha pemberian perlindungan kepada
masyarakat, maka polisi melibatkan keikutsertaan masyarakat melalui program pemberian informasi yang luas tentang kejahatan di lingkungan tempat tinggal
masyarakat, melakukan pendidikan tentang tanggung jawab masyarakat terhadap upaya pencegahan kejahatan dan pemberian informasi terkini tentang upaya
penanggulangan kejahatan dengan melakukan pengamanan swadaya masyarakat. Polisi adalah aparat penegak hukum jalanan yang langsung berhadapan
dengan masyarakat dan penjahat. Dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, “Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”,
Dalam Pasal 4 UU No.2 Tahun 2002 juga menegaskan “Kepolisian Negara RI bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib, dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”. Di dalam kerangka Integrated Criminal Justice System, selain menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, secara formal tugas polisi memainkan peranan penting dalam mekanisme sistem peradilan pidana, yaitu dengan memproses
Universitas Sumatera Utara
tersangka pelaku kejahatan dan mengajukannya ke proses penuntutan di pengadilan.
91
Tugas polisi disamping sebagai agen penegak hukum law enforcement agency dan juga sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat order maintenance
officer. Polisi adalah ujung tombak dalam integrated criminal justice system. Di tangan polisilah terlebih dahulu mampu mengurai gelapnya kasus kejahatan. Polisi
dituntut mampu menyibak belantara kejahatan di masyarakat dan menemukan pelakunya. Polisi harus melakukan serangkaian tindakan untuk mencari dan
menemukan bukti-bukti guna membuat terang suatu kejahatan dan menemukan pelakunya. Tindakan-tindakan yang dimaksud adalah proses penyelidikan dan
penyidikan. Sebagaimana yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002 bahwa dalam rangka melaksanakan tugasnya, Kepolisian melakukan penyelidikan dan penyidikan
terhadap semua tindak pidana sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam proses itu juga kepolisian dapat
menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, dan laboratorium forensik serta psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian.
92
Kepolisian memegang peran penting dalam Integrated Criminal Justice System. Sebagaimana yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2002, yaitu adanya
penegasan mengenai asal legalitas serta kewenangan polisi dalam melakukan diskresi. Asas legalitas sebagai aktualisasi paradigma supremasi hukum, dalam
Undang-Undang ini secara tegas dinyatakan dalam perincian kewenangan Kepolisian
91
Mahmud Mulyadi, Op.cit, hal. 94.
92
Pasal 14 ayat 1 huruf a dan b UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI.
Universitas Sumatera Utara
Negara Republik Indonesia, yaitu melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Namun, tindakan pencegahan tetap diutamakan melalui pengembangan asas preventif dan asas kewajiban umum kepolisian, yaitu memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat.
c. Kedudukan KPK dalam Sistem Peradilan Pidana Criminal Justice Sistem