37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain
cross sectional
, yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah PT. Wijaya Karya Beton Medan dengan pertimbangan bahwa belum pernah sebelumnya dilakukan penelitian mengenai
hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian produksi tulangan beton.
3.2.2 Waktu Penelitian
Dilakukan Pada Bulan Maret 2015 sampai dengan bulan oktober 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja pada bagian perakitan PT Wijaya Karya Beton Medan berjumlah 36 orang.
3.3.2 Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling
. Teknik
purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
populasi sebelumnya Notoatmodjo, 2012. Adapun kriteria yang diambil menjadi sampel yaitu:
1. Pekerja yang sedang menjalani kerja shift pagi.
2. Mengerjakan jenis yang sama.
3. Pekerja dalam kondisi sehat dan bukan penderita suatu penyakit.
4. Tidak terikat aktivitas kerja tambahan lainnya selain di lokasi penelitian.
Sampel yang dapat diambil adalah 24 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner mengenai data responden identitas,
umur, masa kerja, status kawin. Untuk mengukur kelelahan kerja pada pekerja menggunakan kuesioner perasaan kelelahan secara subjektif yaitu
subjective self Rating Test
dari
Industrial Fatique Research Committee
dan untuk produktivitas kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner produktivitas mengumpulkan
data produksi yang diperoleh dari hasil pencatatan pada data produksi perusahaan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder berupa data produksi perusahaan, tugas dan tanggungjawab dan struktur organisasi perusahaan diperoleh dari pihak manajemen yang
berwenang.
3.5 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional
Indikator Variabel Independent
1. Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja
adalah perasaan
kelelahan berupa keluhan dan gejala subyektif
yang dirasakan
karena pekerjaannya
yang diukur
dengan kuesioner perasaan kelelahan secara
subjektif yaitu
subjective self Rating Test
dari
Industrial Fatique
Research Committee
Tarwaka, 2004. 1.
Pelemahan Kegiatan 2.
Pelemahan Motivasi 3.
4. Pelemahan Fisik
Variabel Dependen
2. Produktivitas
Kerja 1.
Produktivitas kerja individu adalah kinerja pekerja yang merupakan hasil
atau keluaran dari suatu proses. Data tentang produktivitas kerja ini berupa
penilaian kerja dengan menggunakan kuesioner produktivitas kerja
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Ketepatan Waktu
4. Kerjasama
5. kemampuan
2. Produktivitas kerja kolektif bersama-
sama adalah hasil output kerja sebuah
tim berupa
banyaknya tulangan beton yang dapat dihasilkan
sebuah tim yang disesuaikan dengan target perusahaan yang ditetapkan
berdasarkan perencanaan produksi. Hasil Produksi
Tulangan Beton.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Kelelahan kerja
Pengukuran tingkat kelelahan kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner
Subjective Self Rating Test
dari
Industrial Fatique Research Committee
untuk mengukur tingkat perasaan lelah secara subyektif. Setiap pertanyaan kuesioner menggunakan
Skala Likert
dan tingkat kelelahan pada pekerja diukur
dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan Sugiyono, 2013.
Setiap pertanyaan akan diberikan katagorik jawaban yaitu Sangat Sering SS dengan keterangan jika hampir setiap hari terasa lelah dalam seminggu,
Sering S dengan keterangan 3-4 hari terasa lelah dalam seminggu, Kadang- Kadang K dengan keterangan 1-2 hari terasa lelah dalam seminggu, dan Tidak
Pernah TP dengan keterangan tidak pernah merasa lelah dalam seminggu. Untuk pertanyaan dengan jawaban “Sangat Sering” diberi nilai 4,
“Sering” diberi nilai 3, untuk jawaban “ Kadang-Kadang” diberi nilai 2, untuk jawaban “Tidak Pernah” diberi nilai 1. Untuk jumlah nilai tertinggi adalah 120
dan jumlah nilai terendah adalah 30. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja yang dikategorikan sebagai berikut:
a Rendah, bila responden memperoleh jumlah nilai 30-52.
b Sedang, bila responden memperoleh jumlah nilai 53-75.
c Tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 76-98.
d Sangat Tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 99-120.
3.6.2 Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dalam penelitian ini dilihat dalam dua hal yaitu : produktivitas kerja secara kolektif dan produktivitas kerja secara individu.
a. Produktivitas Kerja Secara Individual
Produktivitas kerja secara individual diukur dengan menggunakan kuesioner produktivitas kerja dengan memberikan penilaian terhadap tiap
pernyataan. Kusioner produktivitas individu terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan kuesioner menggunakan
Skala Likert
dan produktivitas pada pekerja dikategorikan dengan menjumlahkan nilai dari seluruh pertanyaan sugiyono,
2013. Setiap pertanyaan akan diberi katagorik jawaban yaitu Baik, Cukup dan
Kurang. Pertanyaan dengan jawaban “Baik” diberi nilai 3, “Cukup” diberi nilai 2 dan “Kurang” diberi nilai 1. Untuk jumlah nilai tertinggi adalah 30 dan nilai
terendah adalah 10. Berdasakan jumlah yang diperoleh maka didapatkan tingkat produktivitas kerja yang dikategorikan sebagai berikut :
a. Produktivitas Sesuai, bila responden memiliki jumlah nilai ≥ 22 atau ≥75
dari jumlah nilai. b.
Produktivitas Tidak Sesuai, bila responden memiliki jumlah nilai 22 atau 75 dari jumlah nilai.
b. Produktivitas Kerja Secara Kolektif