Pengukuran Produktivitas Produktivitas kerja

2 Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial dan keluarga.

2.2.4 Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada perusahaan pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut metode pengukuran waktu tenaga kerja jam, hari atau tahun. Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana. Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. 1 Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan – namun hanya mengetengahkan apakah meningkan atau berkurang tingkatannya. 2 Perbandingan pelaksanaan antara satu unit perorangan tugas, seksi, proses dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif. 3 Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan Sinungan, 2005. Umumnya keluaran dari suatu industri sulit diukur secara kuantitatif. Dalam pengukuran produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Produk di sini bisa terdiri dari bermacam-macam tipe dan ukuran, teristimewa dijumpai dalam suatu industri yang bersifat job order . Demikian pula proses yang dipakai dalam industri umumnya terdiri dari bermacam-macam proses produksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Suatu produk mungkin memerlukan lebih dari satu proses pengerjaan dan umumnya akan dijumpai suatu industri yang membuat lebih dari satu macam produk. Adanya macam, ukuran, dan tahapan proses yang berbeda akan mendatangkan kesulitan dalam menetapkan keluaran yang bisa dihasilkan dalam suatu proses produksi. Hal ini akan pula menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan produktivitas kerja manusianya. Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia, operator mesin, misalnya, maka formulasi berikut bisa dipakai untuk maksud ini, yaitu: Di sini produktivitas dari tenaga keja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang jam manusia man- hours , yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjan tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung., akan tetapi biasanya meliputi keduanya. Untuk produk-produk tertentu rasio ini dapat pula dinyatakan dalam jumlah produk yang dibuat per jam kerja yang dipergunakan untuk itu. Menurut Sinungan 2005, pengukuran produktivitas kerja memiliki tiga cara pengukuran yaitu : 1 Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas kerja dapat dinyatakan suatu indeks yang sangat sederhana : 2 Masukan dalam ukuran produktivitas tenaga kerja seharusnya menutup semua jam kerja para pegawai baik secara kantor maupun pekerja kasar. 3 Selanjutnya indeks produktivitas tenaga kerja juga dapat dinyatakan menurut cara finansial. Pertama, menghitung penjualan dengan nilai tukar. Kedua, penyesuaian volume barang –barang yang dijual dalam jumlah produksi dengan membuat penelitian yang tepat, penjualan dan pemasukan tenaga kerja dalam waktu tertentu mungkin tidak cocok memadai sebab akumulasi penelitian pengurangannya terjadi pada saat lalu. 4 Langkah kerja adalah mencatat daftar gaji menurut tingkat upah dan gaji yang disesuaikan jumlah tenaga kerja. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas kerja memiliki unit- unit yang diperlukan yakni kuantitas dan kualitas hasil penggunaan masukan. Selanjutnya bisa dinyatakan bahwa seseorang telah bekerja dengan produktif jikalau ia telah menunjukan output kerja yang paling tidak telah mencapai suatu ketentuan minimal. Ketentuan ini didasarkan atas besarnya keluaran yang dihasilkan secara normal dan diselesaikan dalam jangka waktu yang layak pula. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa disini ada dua unsur yang bisa dimasukan sebagai kriteria produktivitas, yaitu: 1 Besar kecilnya keluaran yang dihasilkan, dan 2 Waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Waktu kerja disini adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus diketahui guna melaksanakan penelitian dan penilaian mengenai produktivitas kerja manusia Wignjosoebroto, 2003. AM. Sugeng Budiono, 2003, menyatakan bahwa produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana : P = Produktivitas Q = Keluaran I = Masukan Masukan dapat berupa bahan baku, teknologi pabrik, mesin, peralatan kerja, modal, SDM. Produktivitas dapat digunakan sebagai ukuran tingkat efisiensi, efektivitas dan kualitas setiap sumber daya yang digunakan selama produksi berlangsung. Hasil bagi antara output dan input akan menghasilkan suatu besaran angka mutlak. Angka ini memperlihatkan: 1 Apakah produktivitas akan meningkat dari satu periode ke periode yang lain? 2 Apakah produktivitas suatu perusahaan lebih baik dari yang lain? Setiap sumber daya mempunyai produktivitas tersendiri produktivitas partial . Produktivitas dari masing-masing sumber daya dihitung sebagai berikut: Produktivitas akan meningkat bila: 1 Keluaran meningkat tetapi masukan menurun 2 Keluaran tetap tetapi masukan menurun 3 Keluaran meningkat dan masukan meningkat tetapi perbedaan keluaran lebih besar dari kenaikan masukan. Produkti vitas dikatakan meningkat bila P ≥1, yaitu: 1 Tenaga kerja mampu menghasilkan keluaran barang yang lebih besar dalam waktu yang sama. 2 Hasil Perhitungan Menurut Kussrianto yang dikutip Sutrisno 2009, produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja di sini adalah penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan input yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Apabila masukan yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi, tetapi semakin kecilmasukan yang dihemat, sehingga semakin rendah tingkat efisiensi. Pengertian efisiensi disini lebih berorientasi kepada masukan sedangkan masalah keluaran output kurang menjadi perhatian utama. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat. Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah terpenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan harapan. Konsep ini dapat hanya berorientasi kepada masukan, keluaran atau keduanya. Disamping itu kualitas juga berkaitan dengan proses produksi yang akan berpengaruh pada kualitas hasil yang dicapai secara keseluruhan Sedarmayanti, 2009.

2.3 Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja

Dokumen yang terkait

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 3 113

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 2 17

Cover Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 0 17

Abstract Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 0 7

Chapter II Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 2 29

Chapter IIIV Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015 Chapter III V

0 0 41

Reference Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 0 2

Appendix Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

0 0 15