Kerangka Konseptual Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Pln (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

5. Putra 2013 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja pada Karyawan PT. Naraya Telematika Malang Penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan kerja fisik X ₁ dan lingkungan kerjan non fisik X ₂ memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Y. analisis deskriptif menunjukkan bahwa dengan lingkungan kerja yang berada pada tingkat kuat, di dapatkan kinerja karyawan yang kuat pula. 6. Lubis 2013 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematang Siantar berdasarkan hasil penelitian ini maka diketahui bahwa variabel bebas lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematang Siantar yaitu dengan nilai t hitung 1,125 t tabel 1,664. Sementara variabel bebas stress kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai t hitung 3,221 t tabel 1,664

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasdan tanggung jawab yang dibebankan kepada karyawan.Untuk menciptakan kinerja yang tinggi, maka dibutuhkan peningkatan kerja yang optimal secara menyeluruh terhadap seluruh karyawan. Menurut Mangkunegara 2004:68, lingkungan kerja mempunyai hubungan yangsangat erat terhadap kinerja karyawan, jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah. Robbins 2007:801 menjelaskan hubungan stress terhadap kinerja bahwa stress pada tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan bereaksi. Berikut gambarnya Rendah Stress Tinggi Sumber: Robbin 2007:801 Gambar 2.1 Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja Logika yang mendasari hubungan U-terbalik ini adalah bahwa stress pada tingkat rendah sampai sedang merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stress menempatkan tuntutan Kinerja Tinggi yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang, yang mengakibatkankinerja menjadi lebih rendah. Pola U-Terbalik ini juga menggambarkan reaksi terhadap stress sepanjang waktu, dan terhadap perubahan intensitas stress. Artinya stress tingkat sedang dapat mempunyai pengaruh yang negatif pada kinerja jangka panjang karena intensitas stress yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu itu dan melemahkan sumber daya energinya. Tingkat sedang dari stress yang dialami terus menerus selama waktu yang panjang dapat mengakibatkan kinerja yang lebih rendah. Meskipun model U-Terbalik ini popular dan secara intuisi menarik namun model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris, sehingga para peneliti maupun para manajer perusahaan harus berhati-hati dalam mengendalikan bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stress – kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2013 yang berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematang Siantar menunjukkan hasil melalui pengujian koefisien korelasi R diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja karyawan merupakan hubugan yang cukup erat. Stress kerja merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar. Berdasarkan penjelasan diatas maka terbentuklah kerangka konseptual sebagai berikut: Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja X ₁ Sumber: Mangkunegara 2004:68 dan Robbin2007:801 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis