Latar Belakang Penelitian Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Pln (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan yang didirikan umumnya mempunyai harapan bahwa kelak dikemudian hari akan mengalami perkembanganyang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk apapun baik dalam skala besar maupun kecil tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal dalam kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Karyawan yang ada dalam perusahaan adalah orang-orang yang memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreativitas, dan usahanya pada perusahaan.Dengan demikian keberhasilan setiap perusahaan sangat dipengaruhi oleh peningkatan kinerja karyawan.Lingkungan kerja dan stres kerja merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja.Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, jauh dari kebisingan, dan aman dapat membuat pegawai tidak menjadi stress kerja. Kinerja merupakan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan, dimana kinerja merupakan hasil pencapaian seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.Kinerja karyawan berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang dapat dicapai. Menurut Mangkunegara 2011:67, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan kerja dan stress kerja. Dengan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan tenang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.Lingkungan kerja sebagai salah faktor utama yang memicu karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Menurut Sedarmayanti 2001:21, lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun nonfisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan derngan bawahan. Lingkungan kerja yang tidak kondusif akan membuat karyawan menjadi sulit konsentrasi, mudah emosi, stress, malas,sering datang terlambat, dan lain sebagainya. Stress merupakan suatu kondisi keadaan seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi yang mempengaruhinya, kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri seseorang. Menurut Robbin 2002:318 stress merupakan kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasil yang ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Stress sebagai suatu ketidakseimbangan antara keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Akibat dari stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Gejala fisiologis adalah pengaruh awal stress yang biasanya berupa gejala-gejala fisiologis yang dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, menimbulkan sakit kepala, danmemicu serangan jantung. Gejala psikologis adalah ketidakpuasan kerja, namun juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain misalnya, ketegangan, kejengkelan, kejenuhan, kecemasan,dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan. Gejala perilaku adalah gejala stress yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan, perubahan kebiasaan pola makan, dan ketidakteraturan waktu tidur. Di sisi lain stress kerja dapat dipengaruhi oleh masalah dalam perusahaan. Karyawan sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam perusahaan sehingga sangat tidak mungkin untuk terkena stress. Perusahaan yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan tuntutan yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya. Namun, target dan tuntutan kerja yang ditetapkan perusahaan justru dapat menimbulkan stress bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani karyawan, dan justru dapat menurunkan kinerja karyawannya. PT PLN Persero PembangkitanSumatera Bagian Utara adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN dimana sebagai penghasil tenaga listrik terbesar di Sumatera memiliki 6 enam sektor pembangkitan yang tersebar di Sumatera yaitu Sektor Pembangkitan Belawan, Sektor Pembangkitan Medan, Sektor Pembangkitan Labuhan Angin, Sektor Pembangkitan Pandan, Sektor Pembangkitan Nagan Raya, dan Sektor Pembangkitan Pekanbaru. Sebagai pembangkit terbesar di Sumatera harus memiliki kinerja yang handal untuk mampu menghasilkan ketersediaan energi listrik yang cukup bagi kebutuhan masyarakat di Sumatera Utara. Sebagai pembangkit terbesar di Sumatera, PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara terbagi menjadi dua bagian yaitu pekerjaan yang dilakukan didalam ruangan kantor dan pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan kantor. Pekerjaan di dalam ruangan umunya dilakukan oleh karyawan administrasiyang dilengkapi oleh perlengkapan kantor seperti komputer, kursi, meja, mesin faximile, AC, dan lain sebagainya. Tabel 1.1 Daftar KeadaanKondisi Sarana Pendukung Kerja Pegawai dan Peralatan Kantor Yang Dibutuhkan pada Kantor PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara NO Nama Peralatan Yang Tersedia Yang Dibutuhkan KeadaanKondisi Baik Rusak 1 Komputer 35 64 54,68 26 9 2 Printer 22 63 34,92 12 10 3 Meja Kerja 58 68 85,29 48 10 4 Meja Rapat 78 90 86,66 63 15 5 Kursi Kerja 56 68 82,35 48 8 6 Kursi Rapat 70 90 77,77 64 6 7 AC 35 51 68,62 29 6 Sumber : PT PLN Persero KITSBU 2015 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa ketersediaan peralatan dan perlengkapan kantor sangat kurang, jumlah peralatan dan perlengkapan kantor yang tersedia seperti komputer, printer, meja kerja, meja rapat, kursi kerja, kursi rapat dan AC tidak sesuai dengan jumlah peralatan kantor yang dibutuhkan para pegawai. Berdasarkan hasil prasurvey kondisi fisik kantor PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya pada bagian SDM, Umum, Hukum, dan Humas dapat dikatakan terdapat ruangan yang dinilai kurang baik karena kondisi suhu udara yang ada di beberapa ruangan tersebut dirasakan kurang sejuk dan terasa panas, hal ini disebabkan oleh kurangnya AC yang tersedia dimana AC yang tersedia sejumlah 35 tiga puluh lima buah sedangkan yang dibutuhkan 51 lima puluh satu buah.Ruangan kerja yang sempit dan banyak dokumen yang menumpuk di dalam ruangan dapat membuat mutu udara dalam ruangan kerja kurang baik danada bau yang kurang sedap, hal ini disebabkan oleh sirkulasi udara di beberapa ruangan kerja kurang baik, karena ventilasi udara tertutupi, dan dokumen-dokumen yang bertumpuk di dalam ruangan.Pengaturan ruang kerja dibeberapa ruangan tidak baik hal ini disebabkan oleh sempitnya ruang kerja dan kurangnya pemahaman pegawai tentang pengarsipan yang baik. Kondisi inilah yang menimbulkan kurang nyaman bagi para pegawai saat bekerja sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. Penulis melihat pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja karyawan, salah satunya adalah tingkat kehadiran karyawan. Dapat dilihat dari disiplin waktu dan absensi dikatakan menurun atau kurang baik. Semangat kerja melaksanakan tugas dan tingkat kehadiran yang menurun menyebabkan stress kerja. Hal ini dapat dilihat dari absensi karyawan dari tahun 2013 sampai dengan 2015 saat ini seperti yang terlihat pada tabel 1.2 berikut ini Tabel 1.2 Absensi Karyawan Tahun 2013-2015 No Tahun Jumlah Karyawan Tingkat Absensi Standar Kritis Alpha SakitIzin Alpha Total Jlh Jlh Jlh 1 Sem I 2013 63 7 11,11 3 4,76 10 15,87 3 2 Sem II 2013 63 9 14,28 5 7,93 14 22,21 3 Sem I 2014 63 12 19,04 1 1,58 13 20,62 4 Sem II 2014 63 15 23,80 4 6,34 19 30,14 5 Sem I 2015 63 19 30,15 6 9,52 25 39,67 Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara diolah Tabel 1.2 menunjukkan absensi karyawan pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara mengalami naik turun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa persentase jumlah absensi karyawan alpha tahun 2013 semester I sebesar 4,76, tahun 2013 semester II sebesar 7,93 melebihi dari standar kritis alpha, tahun 2014 semester I sebesar 1,58, tahun 2014 semester II sebesar 6,34 dan tahun 2015 semester I sebesar 9,52 mengalami peningkatan dan melebihi standar kritis. Hal ini dapat disebabkan beban kerja dan tuntutan kerja yang ditetapkan perusahaan terlalu tinggi dan membebani karyawan.Sehingga hal tersebut menyebabkan karyawan malas hadir untuk bekerja. Berdasarkan pengamatan pra surveypada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, rendahnya tingkat kepercayaan, kerjasama antar karyawan dan hubungan komunikasi antara atasan dengan bawahan jarang sekali atau atasan tidak pernah memberikan kepada bawahannya untuk bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Tabel 1.3 Jumlah Mutasi Jabatan PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Tahun 2013 – 2015 Tahun Jenis Bidang Jumlah Karyawan Jumlah Karyawan yang Mendapat Mutasi Orang 2013 Bidang Humas Bidang Hukum Bidang SDM dan Umum 14 13 36 3 2 5 2014 Bidang Humas Bidang Hukum Bidang SDM dan Umum 14 13 36 2 1 4 2015 Bidang Humas Bidang Hukum Bidang SDM dan Umum 14 13 36 3 Sumber: PT PLNPerseroKITSBU 2015 Tabel 1.3 dapat dilihat pelaksanaan mutasi yang dilakukan PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dari tahun 2013 – 2015. Berdasarkan pengamatan prasurvey pelaksanaan mutasi pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara mengalami permasalahan karena minimnya karyawan yang dimutasi. Sehingga yang dikeluhkan oleh para karyawan adalah terdapat banyak karyawan yang sudah lama bekerja tidak pernah dimutasi, hal ini menimbulkan kebosanan dan kejenuhan karyawan. Bekerja pada bidang tugas yang sama untuk waktu yang panjang akan mudah membuat karyawan merasa bosan. Rutinitas kerja yang monoton setiap harinya, pada suatu waktu pasti akan sampai pada titik jenuh yang dapat mengakibatkan stress kerja pada karyawan sehingga karyawan tidak dapat dengan maksimal mengeluarkan kemampuan yang dimiliki untuk kemajuan perusahaan. Jika hal ini terus berlangsung akan menghambat kelancaran pekerjaan dan berdampak pada kinerja karyawan. Tabel 1.4 Data Penilaian Kinerja Karyawan Tahun 2013 – 2015 Tahun Unsur Penilaian Kualitas Penilaian Karyawan orang Jumlah Karyawan Sangat Optimal Potensial Perlu Penyesuaian Buruk Sem I 2013 Nilai Sasaran Kerja 9 37 15 2 63 Nilai Kompetensi Individu 11 30 18 4 63 Kesimpulan Kinerja 13 27 20 3 63 Sem II 2013 Nilai Sasaran Kerja 7 24 27 5 63 Nilai Kompetensi Individu 8 26 23 6 63 Kesimpulan Kinerja 10 23 23 7 63 Sem I 2014 Nilai Sasaran Kerja 8 26 20 9 63 Nilai Kompetensi Individu 10 22 26 5 63 Kesimpulan Kinerja 9 25 18 11 63 Sem II 2014 Nilai Sasaran Kerja 7 23 20 13 63 Nilai Kompetensi Individu 3 39 13 8 63 Kesimpulan Kinerja 8 27 13 15 63 Sem I 2015 Nilai Sasaran Kerja 6 27 14 16 63 Nilai Kompetensi Individu 4 25 20 14 63 Kesimpulan Kinerja 8 26 12 17 63 Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara diolah Keterangan Penilaian : 1. Penilaian Sangat Optimal dengan score 401-500 2. Penilaian Potensial dengan score 301 – 400 3. Penilaian Perlu Penyesuaian dengan score 201-300 4. Penilaian Buruk dengan score 0 – 200 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara mengalami penurunan pada kinerja karyawan sangat optimal tahun 2013 semester I dan II sebanyak 13 tiga belas orang menjadi 10 sepuluh orang, tahun 2014 semester I dan II sebanyak 9 sembilan orang menjadi 8 delapan orang dan semester I tahun 2015 tetap 8 orang. Kesimpulan karyawan buruk mengalami peningkatan semester I dan II tahun 2013 sebanyak 3 tiga orang menjadi 7 tujuh orang, tahun 2014 semester I dan II sebanyak 11 sebelasorang menjadi 15 lima belas orang dan semester I tahun 2015 sebanyak 17 tujuh belas orang. Penurunan kinerja disebabkan oleh beban kerja dan tuntutan kerja yang ditetapkan perusahaan terlalu tinggi dan membebani karyawan serta lingkungan kerja yang kurang kondusif bagi karyawan dikarenakan kurangnya kondisi sarana pendukung kerja pegawaidan peralatan kantor yang dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti secara lebih lanjut mengenai “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara”.

1.2 Perumusan Masalah