Diferensiasi Kualitas Audit Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

27 klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, 3 kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan 4 review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari 2003 menguji pengaruh independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, serta independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan. Selain itu, mekanisme corporate governance berpengaruh secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan meskipun tidak sesuai dengan tanda yang diajukan dalam hipotesa. Kesimpulan dari uraian di atas adalah diferensiasi kualitas audit merupakan perbedaan kualitas audit yang dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya dengan reputasi brand-name dari KAP tersebut. Beberapa penelitian empiris membuktikan perusahaan yang diauidt oleh KAP brand-name atau the big-four melaporkan discretionary accrual yang lebih besar daripada discretionary accrual yang dilaporkan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big-four. 28

5. Kesulitan Keuangan Perusahaan

a. Pengertian Kesulitan Keuangan financial distress Kesulitan keuangan financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka akan muncul biaya kebangkrutan yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aset di bawah harga pasar, biaya likuidasi, dan sebagainya Ambarwati, 2010:31. Financial distress menurut Karen Wruck 1990 dalam Rodoni dan Ali 2010:172 adalah situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan seperti kredit perdagangan atau biaya bunga dan perusahaan ditekan untuk melakukan kegiatan perbaikan. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Setyorini dan Ardiati 2006 menyatakan bahwa kesulitan keuangan yang terdiri dari kesulitan likuiditas sampai dengan kondisi perusahaan berpotensi bangkrut disebabkan oleh banyak hal, baik dari luar maupun dari dalam perusahaan. Meskipun sebab-sebab terjadinya kesulitan keuangan sangat bervariasi, tetapi kebanyakan penyebabnya adalah karena serangkaian keputusan manajemen yang salah sehingga kondisi perusahaan memburuk. Perusahaan berpotensi bangkrut memiliki kecenderungan mengganti auditornya karena dalam perusahaan berpotensi bangkrut, terdapat pengaruh yang besar 29 terhadap putusnya kerja antara manajemen dan auditor, yang dapat memicu perusahaan untuk melakukan pergantian KAP. Perusahaan yang bangkrut yang mempunyai rasio hutang yang tinggi dan sedang mengalami posisi keuangan yang tidak sehat cenderung akan menggunakan KAP yang mempunyai indepedensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan diri perusahaan di mata pemegang saham dan kreditur untuk mengurangi resiko litigasi Prastiwi dan Wilsya, 2009 b. Faktor-faktor Penyebab Financial Distress Jika ditinjau dari segi aspek keuangan perusahaan, maka terdapat tiga keadaan yang menyebabkan financial distress Rodoni dan Ali, 2010: 176-177, yaitu: 1 Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal Terjadinya ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber pada penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang untuk membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik dana untuk memenuhi kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada pada kondisi tidak likuid. 2 Besarnya beban hutang dan bunga Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar, misalnya mendapatkan kredit dari bank untuk menutup kekurangan dana, maka masalah likuiditas perusahaan dapat teratasi untuk 30 sementara waktu. Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu adanya keterkaitan kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit. Walaupun demikian, hal ini tidak membahayakan perusahaan dan masih memberikan keuntungan bagi perusahaan apabila tingkat bunga lebih rendah dari tingkat investasi harta atas hutang yang diterima. Ketidakmampuan perusahaan melakukan manajemen risiko atas hutangnya dapat mengakibatkan perusahaan harus mendapatkan risiko menderita kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi. 3 Menderita kerugian Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih. Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan reinvestasi, sehingga akan menambah kekayaan bersih perusahaan dan meningkatkan ROE Return On Equity untuk menjamin kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu perusahaan harus selalu berupaya meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat biaya. Ketidakmampuan perusahaan untuk mempertahankan keseimbangan pendapatan dengan biaya, niscaya perusahaan akan mengalami financial distress 31 c. Akibat Financial Distress Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah peningkatan risiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi. Hal ini mungkin mempunyai pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang Fachrudin, 2008. Adapun akibat kesulitan keuangan adalah sebagai berikut: 1 Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak tax relief atas peningkatan level hutang. 2 Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya dengan pemasok, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah. 3 Pemasok penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati, atau bahkan menghentikan pemasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan. 4 Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan pemasok mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya keraguan tentang longetivy perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji. 32 d. Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi Financial Distress Menurut Almilia dan Kristiadji 2003, prediksi financial distress kesulitan keuangan perusahaan menjadi perhatian dari banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi: 1 Pemberi pinjaman Informasi mengenai financial distress mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan. 2 Investor Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga. 3 Pembuat peraturan Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan. 4 Pemerintah Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam antitrust regulation.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Opini Audit, dan Fee Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 64 121

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perusahaan dalam melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2011)

0 7 116

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

ANALISIS PENGARUH PERGANTIAN KOMITE AUDIT, REPUTASI KAP, KESULITAN KEUANGAN, DAN OPINI AUDIT TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

0 0 17

ABSTRAK Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

0 0 14

ANALISIS PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, OPINI AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di BEI Pada Periode

0 0 17