38
dilakukan berikut taksiran pengaruh maupun alasan penyimpangan dilakukan dalam satu paragraf khusus.
3  Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material. 4  Auditor
meragukan kemampuan
satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
5  Auditor menemukan penggunaan prinsip dan metode akuntansi. c.  Pendapat Wajar dengan pengecualian Qualified Opinion
Jenis pendapat ini diberikan apabila : 1  Luas pemeriksaan akuntan sangat dibatasi oleh klien.
2  Akuntan  publik  tidak  dapat  melakanakan  prosedur  pemeriksaan yang  penting  atau  tidak  dapat  memperoleh  informasi  penting
karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun akuntan.
3  Laporan  keuangan  tidak  disusun  sesuai  dengan  prinsip  akuntansi yang lazim.
4  Prinsip akuntansi  yang digunakan didalam laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
5  Akuntan  publik  tidak  dapat  menjaga  independensinya  dalam hubungan klien.
6  Tidak  ada  bukti  kompeten  yang  mencukupi  atau  adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan.
39
7  Auditor merasa
yakin  bahwa laporan  keuangan  berisi
penyimpangan  dari  prinsip  akuntansi  yang  berlaku  umum  yang berdampak material, tetapi tidak mempengaruhi  laporan keuangan
secara  keseluruhan.  Penyimpangan  tersebut  dapat  berupa pengungkapan  yang  tidak  memadai  maupun  perubahan  prinsip
akuntansi. 8  Pendapat  ini  hanya  diberikan  jika  secara  keseluruhan  laporan
keuangan  yang  disajikan  oleh  klien  adalah  wajar,  tetapi  ada beberapa  elemen  yang  di  kecualikan  yang  pengeculainya  tidak
mempengaruhi  kewajaran  laporan  keuangan  secara  keseluruhan. Auditor  harus  menjelaskan  alasan  pengecualian  dalam  satu
paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat. Pendapat  wajar  dengan  pengecualian  tersebut  baru  dapat
diterbitkan  oleh  auditor  apabila  laporan  keuangan  menyajikan secara  wajar  namun,  karena  dengan  kondisi  tertentu  sehingga
auditor  memerlukan  pendapat  wajar  dengan   pengecualian  seperti yang telah disebutkan diatas.
d.  Pendapat Tidak Wajar  Adverse Opinion. Pendapat  ini  menyatakan  bahwa  laporan  keuangan  tidak  menyajikan
secara  wajar  posisi  keuangan,  hasil  usaha,  dan  arus  kas  sesuai  dengan prinsip  akuntansi  yang  berlaku  umum.  Auditor  harus  menjelaskan  alasan
mendukung  pendapat  tidak  wajar,  dan  dampak  utama  dari  hal  yang menyebabkan pendapat tidak wajar di berikan terhadap laporan keuangan.
40
Penjelasan  tersebuut  harus  dinyatakan  dalam  paragraf  terpisah  sebelum paragraf pendapat.
Pendapat  tidak  wajar  ini  hanya  bisa  diberikan  ketika  auditor  merasa yakin bahwa  keseluruhan laporan  keuangan  yang disajikan memuat salah
saji  yang  material  sehingga  tidak  menyajikan  secara  wajar  posisi keuangan.  Bila  auditor  menyatakan  pendapat  tidak  wajar,  ia  harus
menjelaskan  dalam  paragraf  terpisah  sebelum  paragraf  pendapat  dalam laporannya  a  semua  alasan  yang  mendukung  pendapat  tidak  wajar,  dan
b dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika
secara  praktis  untuk  dilaksanakan.  Jika  dampak  tersebut  tidak  dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu.
e.  Pendapat Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Opinion Pernyataan tidak memberikan pendapat ini layak diberikan apabila:
1  Ada lingkup audit yang sangat material. 2  Auditor tidak independen terhadap klien.
Pernyataan  ini  tidak  dapat  diberikan  apabila  auditor  merasa  yakin bahwa  terdapat  penyimpangan  yang  material  dari  prinsip  akuntansi  yang
berlaku  umum.  Auditor  tidak  diperkenankan  mencantumkan  paragraf lingkup  audit,  apabila  menyatakan  alasan  mengapa  auditnya  tidak
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas  yang berwenang dalam satu paragraf khusus sebelum paragraf pejelasan.
41
Suatu  pernyataan  dengan  tidak  menyatakan  pendapat  menyatakan bahwa  auditor  tidak  menyatakan  pendapat  atas  laporan  keuangan.
Pernyataan  tidak  memberikan  pendapat  adalah  layak  ketika  auditor tidak  melakasanakan  audit  yang  lingkupnya  memadai  untuk
memberikan  pendapat.  Suatu  pernyataan  tidak  menyatakan  pendapat juga  dilakukan  jika  auditor  tidak  berhasil  meyakinkan  dirinya  sendiri
bahwa laporan keuangan yang disajikan adalah wajar. Pernyataan tidak memberikan  pendapat  timbul  karena  adanya  lingkup  audit  yang
material dan tidak independenya auditor terhadap klien. Pernyataan  tidak  memberikan  pendapat  harus  diberikan  dalam
suatu pengauditan laporan  keuangan entitas karena auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari PABU di
Indonesia.
7. Pergantian Kantor Akuntan Publik KAP
Auditor  switching merupakan  perpindahan  auditor  KAP  yang
dilakukan  oleh  perusahaan  klien.  Bukti  teoritis  didasarkan  pada  teori agensi  dan  informasi  ekonomi.  Dalam  kedua  kasus,  permintaan
layanan audit muncul terutama dari adanya asimetri informasi. Dalam teori  agensi,  audit  independen  berfungsi  untuk  mengurangi  biaya
agensi  yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen manajer.  Tingkat  biaya  tersebut  bervariasi  pada  organisasi,
tergantung  pada  variabel  seperti  ukuran  perusahaan,  gearing,  dan
42
kepemilikan saham manajemen. Dalam informasi ekonomi, pemilihan auditor  yang  dapat  dipercaya  digunakan  sebagai  sinyal  kejujuran
manajemen  Dopuch  dan  Simunic,  1980;  Dopuch  dan  Simunic,  1982 dalam Nasser et al., 2006.
Kadir  1994  mengemukakan  dua  pendekatan  yang  dapat digunakan  untuk  menjelaskan  mengapa  perusahaan  berpindah  KAP,
yaitu  perspektif  auditor  dan  perspektif  perusahaan.  Serupa  dengan Kadir  1994,  Mardiyah  2002  juga  menyatakan  dua  faktor  yang
mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien Client- related  Factors
,  yaitu:  kesulitan  keuangan,  manajemen  yang  gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering IPO dan faktor auditor
Auditor-related Factors, yaitu: fee audit dan kualitas audit. Pergantian  auditor  secara  wajib  dengan  secara  sukarela  bisa
dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut.  Jika  pergantian  auditor  terjadi  secara  sukarela,  maka
perhatian  utama  adalah  pada  sisi  klien.  Sebaliknya,  jika  pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor Febrianto,
2009. Ketika  klien  mengganti  auditornya  ketika  tidak  ada  aturan  yang
mengharuskan  pergantian  dilakukan,  yang  terjadi  adalah  salah  satu dari  dua  hal:  auditor  mengundurkan  diri  atau  auditor  diberhentikan
oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada  alasan  mengapa  peristiwa  itu  terjadi  dan  kemana  klien  tersebut
43
akan  berpindah.  Jika  alasan  pergantian  tersebut  adalah  karena ketidaksepakatan  atas  praktik  akuntansi  tertentu,  maka  diekspektasi
klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien.
Klien  yang  di  audit  oleh  KAP  baru  mungkin  lebih  puas  dengan
beberapa  pertimbangan.  Pertama  perusahaan  cenderung  untuk
mengganti auditor adalah bahwa mereka tidak puas dengan pelayanan yang  diberikan  dari  auditor  sebelumnya  atau  mereka  mempunyai
beberapa  jenis  perselisihan  dengan  auditor  sebelumnya.  Oleh  karena itu, perusahaan  mengganti  auditor dalam  tiga tahun  yang  lalu  dengan
harapan  akan  mengalami  suatu  peningkatan  dalam  kepuasan  klien.
Kedua
perikatan  audit  yang  baru,  ada  ketidakyakinan  manajemen klien  terhadap  kualitas  pelayanan  yang  disediakan  dari  KAP.
Akibatnya, ada dorongan  yang  kuat dari KAP untuk memprioritaskan pelayanan klien dalam tahun-tahun pertama setelah memperoleh klien
baru  Craswell,  1995.  Klien-klien  baru  mungkin  mendapatkan perhatian  khusus,  dan  mereka  mungkin  menikmati  perspektif  dan
pandangan yang berbeda yang diberikan oleh auditor baru. Behn  et  al  1997  menunjukkan  bahwa  pergantian  auditor
merupakan  variabelyang  mempengaruhi  kepuasaan  klien.  Seorang auditor  baru  akan  cenderung  memperlihatkan  kinerjanya  pada  tahun-
tahun pertama saat auditor melakukan audit. Pada awal tahun kontrak pelakasanaan  audit,  auditor  baru  akan  berusaha  mencari  tahu  kinerja
44
auditor lama, dan untuk itu auditor baru akan membandingkan dengan kinerja  yang  mungkin  dapat  dicapainyan.  Harapan  seorang  auditor
baru adalah pelaksanaan audit sebaik-baiknya, tanpa mengurangi sikap profesionalnya  sebagai  seorang  auditor.  Tujuan  pergantian  auditor
dimaksudkan  untuk  meningkatkan  memanipulasi  hasil  operasi  atau kondisi  keuangan  perusahaan.  Pergantian  auditor  menyebabkan
dampak negatif. Pergantian  auditor  merupakan  perilaku  yang  dilakukan  oleh
perusahaan  untuk  berpindah  auditor.  Pergantian  auditor  bisa disebabkan  oleh  kewajiban  rotasi  audit  yang  diatur  oleh  pemerintah
mandatory  atau  pergantian  secara  sukarela  voluntary.  Pemerintah telah  mengatur  kebijakan  rotasi  auditor  dalam  Keputusan  Menteri
Keuangan  Republik  Indonesia  Nomor  359KMK.062003  pasal  2 tentang  Jasa  Akuntan  Publik  perubahan  atas  Keputusan  Menteri
Keuangan  Republik  Indonesia  Nomor  423KMK.062002.  Peraturan ini  menyatakan  bahwa  pemberian  jasa  audit  umum  atas  laporan
keuangan  dari  suatu  entitas  dapat  dilakukan  oleh  KAP  paling  lama untuk  5  lima  tahun  buku  berturut-turut  dan  oleh  seorang  akuntan
publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan  tersebut  kemudian  diperbarui  dengan  dikeluarkannya
Peraturan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
17PMK.012008  pasal  3  tentang  Jasa  Akuntan  Publik.  Perubahan yang dilakukan diantaranya adalah 1 pemberian jasa audit umum atas
45
laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP menjadi paling  lama  untuk  6  enam  tahun  buku  berturut-turut,  dan  oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut- turut Pasal  3 ayat  1;  2  akuntan  publik  dapat  menerima  penugasan
kembali  setelah  satu  tahun  buku  tidak  memberikan  jasa  audit  kepada klien  yang  sama  pasal  3  ayat  2;  3.  Jasa  audit  umum  atas  laporan
keuangan  dapat  diberikan  kembali  kepada  klien  yang  sama  melalui KAP  setelah  satu  tahun  buku  tidak  diberikan  melalui  KAP  tersebut
Pasal 3 ayat 3.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Hubungan  atau  keterkaitan  antara  variabel  independen  dan  variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Diferensiasi  Kualitas  Audit  dengan  pergantian  Kantor  Akuntan
Publik KAP
KAP Big-Eight  memiliki investasi yang lebih besar dalam hal brand name
daripada KAP Non Big-Eight. Healy dan Lys 1986 berpendapat bahwa hal ini menjelaskan bahwa:
a.  Biaya informasi yang dikeluarkan investor dalam menilai kualitas audit lebih rendah pada KAP Big Eight daripada pada KAP Non
Big-Eight .
b.  Pihak-pihak yang terikat perjanjian memperoleh jaminan yang lebih besar bahwa pihak-pihak tersebut akan memperoleh kualitas