Kodrat Seorang Wanita Pemberdayaan Perempuan.
35
c. Hak reproduksi yang cenderung dipaksakan.
d. Ketinggalan perempuan dalam dunia politik dan sebagainya
49
. Oleh karena itu, agar semuanya berjalan dengan seimbang maka
diperlukannya upaya untuk mengadakan suatu pemberdayaan perempuan agar mereka mempunyai akses dan kontrol terhadap semua aspek pembangunan. Yang
mana tujuan akhirnya adalah kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan. Pengertian diatas sama dengan pendapat menyatakan bahwa pemberdayaan
perempuan dimulai dengan tidak membiarkan mereka “bodoh dan dibodohi”
50
. Dimana dalam hal ini perempuan tidak dibiarkan untuk tidak memperoleh
informasi yang penting bagi dirinya mengenai kehidupan diluar sana baik tentang pertumbuhan ekonomi, sosial, maupun budaya.
Oleh karena itu, agar perempuan tidak ketinggalan dalam memperoleh informasi, maka penyadaran gender perlu diperhatikan atau dipromosikan baik
bagi kaum Adam maupun kaum Hawa yang paling utama. Pada dasarnya pemberdayaan perempuan ini bertujuan untuk membuat
setiap perempuan menjadi seorang yang mandiri yang tidak menggantungkan hidupnya pada keluarganya maupun orang lain. Mandiri, dalam kamus bahasa
Indonesia berarti tidak tergantung pada orang lain. Namun mandiri disini tidak hanya sekedar tergantung pada orang lain, tetapi juga menyadari bahwa dirinya
adalah pribadi yang berkehendak bebas.
49
Ari Sunarijati,dkk, Perempuan yang Menuntun : Sebuah Perjalann Inspirasi dan Kreasi, {Bandung: Ashoka Indonesia,2000, cet. Ke- 1, h.130
50
A. Nunuk P. Murniati, Gentar Gender Perempuan Indonesia dalam Perspektif Agama, Budaya dan Keluagra, Magelang: Indonesia Tera,2004, cet.ke-2, h. 215
36
Pribadi yang mandiri, berani menyatakan kehendaknya, berani memutuskan, dan bertanggung jawan secara sadar yaitu bahwa dirinya adalah seorang pribadi
yang mampu dalam segala hal atau bidang. Akan tetapi sangat sulit bagi perempuan untuk menjadi pribadi yang mandiri, sebab masyarakat selalu
menghubungkan perempuan dengan ketergantungan. Pola ketergantungan yang tercipta dari konstruksi sosial yang bias gender
sangat mengganggu perkembangan pribadi seorang perempuan untuk mandiri karena didasarkan pada budaya patriarkhal.
Budaya Patriarkhal ini merupakan suatu sistem yang bercirikan laki-laki ayah. Dalam sistem ini laki-laki yang berkuasa untuk menentukan, dimana
sistem ini dianggap wajar karena disejajarkan dengan pembagian kerja berdasarkan seks
51
. Jadi, dalam hal ini pada dasarnya perempuan dapat bergerak dengan bebas
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik sekalipun, jika budaya patriarkhal itu ditiadakan.
Jika budaya tersebut masih dipegang kuat oleh masyarakat pada umumnya maka hal ini masih mempersulit perempuan dalam berkarya, sehingga pribadinya
merasa tidak berdaya untuk menghadapi permasalahan tersebut. Dan ini berarti melanggar ketetapan perempuan untuk memperoleh haknya sebagai warga negara
yang sah.
51
Ibid,h. 81.
37