Penerapan Motivasi dan Learning Cycle pada aspek Al-Quran.

Bab V PENERAPAN MODEL MOTIVASI DAN

LEARNING CYCLE DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Setelah kita mengetahui bagaimana pengembangan Motivasi dan Learning Cycle dalam pembelajaran, selanjutnya pada bab ini akan didiskusikan bagaimana Motivasi dan Learning Cycle diterapkan atau dikembangkan dalam {Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Seperti diketahui bahwa Pendidikan Agam Islam memiliki lima aspek : Al-Quran, Aqidah-Akhlak, Fiqih dan aspek Tarikh atau sejarah. Aspek-aspek tersebut memiliki karakteristik berbeda seperti pada aspek Al-Quran menurut Zakiah Daradjat adalah keterampilan membaca dengan baik sesuai dengan kaidah Tajwid karena berkaitan dengan kegiatan ibadah shalat. Dimana dalam shalat wajib membaca ayat Al-Quran. Namun demikian, Zakiah menambahkan bahwa aspek memahami kandungan Al-Quran menjadi penting untuk di pelajari. 1 Termasuk aspek lainnya memiliki kekhususan maksud tertentu dalam memelaharinya.

A. Penerapan Motivasi dan Learning Cycle pada aspek Al-Quran.

Seperti diketahui dalam Al-Quran menjadi bagian yang terpenting dalam kehidupan umat Islam. Al-Quran menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman. 2 Pengajaran Al-Quran khususnya dalam hal kemampuan membaca Al- 1 Zakiah Dardjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,Jakarta: Bumi Aksara, 200892-93 2 Q.S. Al-Baqarah:2 137 Quran sudah ditekankan sejak dini. Ada banyak metode yang diterapkan dalam mengajarkan kemampuan membaca Al-Quran. Seperti di bawah ini. 3 1. Metode Baghdadiyah 4 . Disebut metode Baghdadiyah karena berasal dari Baghdad ketika masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak diketahui secara pasti siapa penyusunnya, namun telah lama berkembang secara merata di tanah air. Karakteristik dari metode Baghdadiyah adalah: materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum kepada materi yang terinci khusus. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat. Kelebihan metode Bagdadiyah antara lain : peserta didik diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyyah sejak awal pembelajaran, huruf Hijaiyah selalu ditampilkan secara utuh dalam setiap langkah pembelajaran, sebagai penguat memori dan dasar pijakan untuk melangkah pada tahap berikutnya, setiap huruf dan kalimat disusun dengan struktur wazan yang rapi sehingga mudah untuk dipelajari, sangat menonjolkan keterampilan meng-eja sehingga secara psikologis memberikan kesan mudah bagi pelajar pemula, materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah. 2. Metode Iqro’ . 5 Metode Iqro’ disusun oleh Asad Humam dari Kotagede Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM Angkatan Muda Masjid dan Musholla Yogyakarta melalui pendirian Taman Kanak-kanak Al-Qur’an TKA dan Taman Pendidikan Taman Kanak Al-Qur’an TPA. Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang 3 Kementerian Agama RI , Panduan Pengelenggaraan Kegiatan Tuntas Baca Tulis Al- Quran di Sekolah Menengah Pertama SMP, Jakarta: Kemenag RI,2010, 20-26 4 Chairani Idris dan Tasyrifin Karim, Buku Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanakTaman Pendidikan Al-Qur’an, Jakarta : DPP BKPRMI Masjid Istiqlal Kamar 13, 1996 5 Ahmad Darka AW, Methodologi Pengajaran Iqra’, Sebuah Pengalaman Mengajar dan Menatar,Jakarta : Pustaka Alivia, 2000. 138 memikat perhatian peserta didik. Beberapa karakteristik dan kelebihan metode Iqro’ adalah : menekankan pada kemampuan membaca secara langsung tanpa harus menghafal nama-nama huruf, peserta didik dapat belajar secara mandiri, karena metode Iqra’ sudah dilengkapi dengan petunjuk praktis hampir di setiap halamannya, peserta didik yang telah menguasai tingkat kemampuan yang lebih tinggi dapat diberdayakan untuk membimbing peserta didik yang berada di bawahnya Asistensi, metode Iqra’ disusun dalam beberapa jilid buku yang praktis dan mudah dipelajari, metode Iqra’ dapat dipelajari oleh semua tingkatan usia, baik anak-anak maupun orang tua, metode Iqra’ menggunakan prinsip belajar tuntas mastery learning, dimana setiap peserta didik tidak dapat melanjutkan ke tingkat kemampuan yang lebih tinggi sebelum lulus uji kompetensi. Metode Iqro mempunyai 10 sifat, antara lain: 1 Bacaan langsung. 2 CBSA Cara Belajar Santri Aktif. 3 PrivatKlasikal. 4 Modul. 5 Asistensi. 6 Praktis. 7 Sistematis. 8 Variatif. 9 Komunikatif. 10 Fleksibel. 3. Metode Qiro’ati 6 Metode baca Al-Qur’an ’an Qiraati ditemukan Dachlan Salim Zarkasyi dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari al-Qur’an secara cepat dan mudah. Pada awalnya metode ini disusun untuk keperluan pembelajaran anak usia 4 - 6 tahun Taman Kana-kanak. Namun dalam perkembangannya, sasaran metode Qiraati kian diperluas sehingga dapat digunakan untuk anak-anak hingga dewasa. 4. Metode Al-Barqy Metode ini ditemukan pada tahun 1965 oleh Muhadjir Sulthon, dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya dan dibukukan pada 1978, dengan judul “Cara Cepat Mempelajari Bacaan al-Qur’an al-Barqy”. Dalam perkembangannya, metode ini ternyata cukup efektif digunakan bagi siapa saja 6 Umdzatul Faizah,”Pembelajaran Membaca Alqur’an dengan Metode Qira’ati pada Anak Prasekolah di TK Islam Hidayatullah Semarang,” Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,2006 tidak diterbitkan 139 mulai anak-anak hingga orang dewasa. 5. Metode Tilawati. Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim yang terdiri dari Hasan Sadzili, Ali Muaffa dkk. Karakteristik dan keunggulan metode Tilawati antara lain: menyeimbangkan pendekatan pembelajaran secara klasikal dan individual, metode ini disusun secara praktis sehingga mudah dipelajari, menekankan pada kemampuan peserta didik untuk dapat membaca al-Qur’an secara tartil, menggunakan variasi lagu-lagu tilawah dalam membaca al-Qur’an sehingga tidak membosankan, metode ini menggunakan sistem sima’an menyimaksehingga peserta didik mampu membenarkanmengoreksi bacaan al-Qur’an peserta didik yang lain. 6. Metode Iqro Dewasa dan Terpadu 7 Kedua metode ini disusun oleh Tasrifin Karim dari Kalimantan Selatan. Iqro terpadu merupakan penyempurnaan dari Iqro Dewasa. Kelebihan Iqro Terpadu dibandingkan dengan Iqro Dewasa antara lain bahwa Iqro Dewasa dengan pola 20 kali pertemuan sedangkan Iqro Terpadu hanya 10 kali pertemuan dan dilengkapi dengan latihan membaca dan menulis. Kedua metode ini diperuntukkan bagi orang dewasa. 7. Dirosa Dirasah Orang Dewasa Dirosa merupakan sistem pembinaan Islam berkelanjutan yang diawali dengan belajar baca Al-Qur’an. Panduan Baca Al-Qur’an pada Dirosa disusun tahun 2006 yang dikembangkan oleh Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus orang dewasa dengan sistem klasikal 20 kali pertemuan. 8. Metode Al-Jabari Metode Al-Jabari merupakan bimbingan praktis membaca dan menulis Al-Quran. Pelajaran pertama dalam metode ini adalah tanda fatah dengan lafal A, sebagaimana arti dari kata Jabar dari bahasa Parsi yang berarti fatah. Hal ini 7 Tasyrifin Karim dkk., Buku Pedoman Penyelenggaraan TQA Ta’limul Quran Lil Aulad, Jakarta :LPPTKA BKPRMI Masjid Istiqlal Kamar 13, 1995 140 diulang terus sehingga dalam 2-3 kali pertemuan sudah hapal. Selanjutnya akan disusun olahan kata-kata dan secara otomotis olahan kata tersebut dapat dimengerti. 9. Metode LIBAT Lihat, Baca, Tulis Metode ini ditemukan oleh Juhaya S. Praja, dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ide metode ini diilhami oleh buku Tuntunan yang ditulis oleh gurunya di Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, yaitu K.H. Imam Zarkasyi. Perumusan metode ini dimulai sejak uji coba kepada sejumlah mahasiswa yang buta huruf Al-Qur’an sekitar tahun 1976. Dalam waktu 10 jam, para mahasiswa tersebut mampu membaca dan menulis Al-Qur’an. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, disertai dukungan CBSA. Pendekatan anatomi huruf artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan mengakibatkan kemampuan dan ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf lainnya. Pendekatan budaya ialah mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan latar belakang budaya peserta. 10. Metode Hattaiyah Metode ini penggagasnya adalah Muhammad Hatta bin Usman dari Riau.Huruf pertama yang dikenalkan “L” baru diikuti tanda baca A – I – U - AN – IN – UN – Sukun dan Tasydid. Selanjutnya latihan membaca dan menulis rata-rata 3 huruf yang sudah dikombinasikan ke dalam berbagai bunyi dan huruf lainnya. Waktu yang digunakan 75 siswa aktif , dan 25 untuk guru membimbing. 11. Metode An-Nur Perintisnya adalah H.M. Rosyadi. Lahir belakangan dibandingkan metode yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu menjelang tahun 2000. Metode An-Nur mampu memberi jaminan dua jam bisa membaca Al-Qur’an dianggap metode tercepat di dunia. Mampu merangsang orang ingin tahu apakah benar 141 terbukti dalam waktu singkat dapat baca tulis Al-Qur’an. Salah satu keistimewaannya, menghafal huruf Hijaiyah dengan urut, dibalik, diacak dan ditulis. Kemudian memahami huruf yang berubah bentuk, tanda titik dan tanda baca. 12. Metode Qira’ah Metode Qira’ah ini dirancang dengan berbasis ke Indonesiaan karena banyak latihan bacaannya yang berbunyi bahasa Indonesia tapi bertuliskan arab sehingga sangat mudah dicerna bagi anak-anak khususnya anak generasi Indonesia. Keunggulan metode qira’ah adalah: memakai media gambar, sekali dituntun langsung tahu, ada keseimbangan penguasaan dari semua huruf, hanya memperkenalkan kunci-kuncipola bacaan, latihannya berbunyi bahasa Indonesia, langsung belajar ilmu tajwid. Dari metode-metode yang disebut di atas, dapat diambil sebagai bagian dari metode learning cycle dalam pembelajaran Al-Quran. Metode-metode tersebut memang digunakan untuk siswa yang belum memiliki kemampuan membaca yang memadai. Metode membaca yang dijelaskan di atas, dapat dikolaborasikan dengan model problem base learning dalam menjelaskan kandungan Al-Quran. Model Motivasi dan Learning Cycle yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran Al-Quran bisa menggunakan salah satu dari metode membaca di atas dengan menyesuaikan konteks tema yang sedang di bahas dalam materi Al- Quran. Sebagai contoh dalam Standar Kompetensi Membaca Surat At-Tiin pada kelas IX jenjang SMP bisa menggunakan sistim Iqra bagi siswa yang belum bisa membaca dan model merangkai puzzle bagi yang sudah mampu membaca. Sementara dari sisi motivasi yang dikembangkan tetap mengacu kepada maqas}id al-shari‘ah yang sesuai dengan SK dan KD 8 . Sebagai contoh tema dalam surat At-Tiin adalah Penciptaan manusia yang sempurna dan proses kejatuhan manusia. Seorang guru bisa mengajak siswa untuk menggali kasus- 8 Lihat Bab 2 bagian A.2. Karakteristik Matapelajaran PAI. 142 kasus yang melibatkan pejabat atau orang-orang terkenal. Model pembelajaran yang bisa digunakan adalah information research. 9 Materi Al-Quran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP baru sebatas mengenalkan Ilmu Tajwid. Seperti pada semester 1 kelas VII baru mengenalkan bagaimana “Menerapkan hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah” dan pada semester II kelas VII materi Al-Quran menjelaskan tentang “Menerapkan hukum bacaan nun mati tanwin dan mim mati”. Di kelas VIII materi Al-Quran masih menerangkan tentang Tajwid, yaitu menjelaskan tentang “Menerapkan hukum bacaaan Qalqalah dan Ra” pada semester 1 dan “Menerapkan hukum bacaaan Mad dan Waqaf” pada semester 2. Baru di kelas IX materi Al-Quran mulai menjelaskan makna dan nilai yang terkandung dalam Al-Quran, yaitu “Memahami ajaran Al- Quran surat At-Tin” pada semester 1 dan semester 2 tentang “Memahami Al Qur’an surat Al- Insyirah”. Melihat materi dan target materi yang ada dalam Stándar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam di SMP menunjukkan capaian yang diinginkan hanya pada aspek membaca sesuai ilmu Tajwid khususnya pada memahami hukum bacaan Al-Syamsiah dan Al-Qomariah, hukum bacaan Mad, hukum bacaan Nun Mati atau Tanwin, Qolqolah dan Ra. Dan pada aspek nilai-nilai atau kandungan ayat yang terdapat pada surat At-Tiin dan surat Al- Insyirah. Hal ini menunjukkan capaian aspek kognitif dan afektif pada materi Al-Quran di SMP menjadi fokus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya penerapan Motivasi dan Learning Cycle dilakukan dengan beberapa pendekatan dan persiapan. Seperti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyiapkan Lembar 9 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani,Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Insan Madani, 2008, 43, 139-155. 143 Kerja Siswa, menentukan media yang sesuai, menentukan nilai yang akan ditanamkan dan sebagainya. 10 Penerapan motivasi dan learning cycle pada aspek Al-Quran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menurut penulis lebih untuk menguatkan self efficacy dan self esteem siswa. Menguatkan kepercayaan diri siswa untuk mampu membaca Al-Quran dan memunculkan kemampuan dan kemauan untuk mengeksplorasi bahan-bahan yang diberikan oleh guru dalam bentuk mengerjakan tugas. 11 Pada aspek Al-Quran khususnya menyangkut materi Tajwid, maka maqas}id al-shari‘ah yang ingin dikuatkan adalah h}ifz} al-din dan h}ifz} al-‘aql. 12 Selain menguatkan pengetahuan siswa untuk memahami materi Tajwid, sekaligus memberikan basis kecintaan kepada siswa terhadap Al-Quran. Aspek maqas}id al-shari‘ah ini akan dielaborasi dalam proses pembelajaran yang menggunakan learning cycle berikut tahapannya. Motivasi dan learning cycle yang bisa digunakan dalam pembelajaran Al-Quran, khususnya pada aspek membaca bisa menggunakan metode-metode membaca yang disebutkan di atas : metode Iqra dan sebagainya. Namun demikian, metode-metode tersebut hanya menjadi bagian dari learning cycle yang bisa digunakan dan disesuaikan dengan kondisi siswakelas dalam pembelajaran membaca Al-Quran. Aspek motivasi yang diberikan dalam setiap fase learning cycle, sangat bergantung kepada metode yang digunakan dan situasi kelas. 13 10 Lihat Bab IV sub bab Prosedur dan Langkah Penerapan motivasi dan learning cycle. 11 Lihat Bab II hal 36-37 tentang self efficacy dan self esteem. 12 Lihat pengertian h}ifz} al-din dan h}ifz} al-‘aql pada Bab III hal 72-75. 13 Lihat table model intervensi kegiatan untuk memotivasi belajar siswa dalam setiap fase learning cycle pada Bab IV hal 125-127 144 Pada materi Tajwid, menggunakan metode puzzle menjadi alternatif yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. 14 Sementara intervensi motivasi yang bisa digunakan adalah 1 dari sisi administratif guru harus menyiapkan RPP dan LKS yang mengajak keikursertaan siswa untuk terlibat aktif dengan menggunakan metode puzzle 2 dari sisi komunikasi guru harus menjadi bagian pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih terbuka berkomunikasi dan bertanya serta memberikan perhatian-perhatian personal dan pendekatan persuasif terhadap siswa. 15

B. Penerapan Motivasi dan Learning Cycle pada aspek Aqidah dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN

0 3 108

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V Sumayyah Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 17

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 2

0 0 16

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 2

0 1 15

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH.

3 13 56

Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mewujudkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 9

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 27

REFLECTIVE LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10