Beberapa Metode Pembelajaran PAI yang digunakan selama ini

80 sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; 2 Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; 3 Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam; 4 Perbaikan kesalahan- kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; 5 Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari; 6 Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum alam nyata dan non nyata, sistem dan fungsionalnya; 7 Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Fungsi-fungsi tersebut mendapatkan tempat pada SK dan KD yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan pendidikan di luar kelas. Guru PAI memiliki peran besar untuk menanamkan dan memfungsikan Pendidikan Agama Islam seperti yang digariskan atau diinginkan oleh Permendiknas No 20 tahun 2006. Fungsi-fungsi yang ditekankan oleh Pusat Kurikulum tersebut menjadi bagian penting yang perlu diselaraskan dengan maqas}id al-shari‘ah.

D. Beberapa Metode Pembelajaran PAI yang digunakan selama ini

Beberapa teori pembelajaran yang telah dikembangkan para pakar, diantaranya adalah model koneksionisme yang dikembangkan Ivan Pavlov, model Behaviorisme Watson, konstruktivis model Skiner. 21 Teori-teori pembelajaran tersebut memiliki karakter dan fokus yang berbeda dalam memodifikasi perilaku siswa. 21 Winfred. F. Hill, Theories Of Learning:Teori-teori Pembelajaran, Penerjemah: M.Khozim Jakarta: Nusa Media, 2009, 35-112. 81 Dalam pembelajaran, seorang guru harus memahami apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan oleh Abim Syamsudin dalam bukunya Psikologi Pendidikan, merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach. 22 Berbeda dengan Abim Syamsudin, Abuddin Nata menjelaskan bahwa pendekatan pendidikan dilihat dari kepentingan pendidikan itu sendiri. Abuddin menjelaskan pendekatan ditentukan atas kepentingan individu dan kepentingan masyarakat, serta kepentingan yang menggabungkan kepentingan individu dan masyarakat. Kepentingan-kepentingan inilah yang kemudian melahirkan pendekatan-pendekatan dalam pendidikan. Seperti pendekatan individualistik, pendekatan kelompok, pendekatan campuran dan pendekatan edukatif. 23 Pendekatan dalam pembelajaran sendiri merupakan bagian proses yang harus dirancang dan dianalisis oleh seorang guru sebelum melakukan pembelajaran. Sebab menurut penulis bisa jadi dalam satu kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan lebih dari satu pendekatan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan situasi, materi yang harus dikuasai siswa dan berbagai hal pendukung yang melingkupi proses pembelajaran itu sendiri. 22 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung: Rosda Karya Remaja, 2003, 54. 23 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran Jakarta: Kencana, 2009, 147-161. 82 Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Tayar Yusuf sebagaimana dikutip Abuddin Nata menyatakan bahwa metode adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan atau pemikiran atau wawasan yang disusun secara sistematis dan terencana serta didasarkan atas teori, konsep, dan prinsip tertentu. 24 Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1 ceramah; 2 demonstrasi; 3 diskusi; 4 simulasi; 5 laboratorium; 6 pengalaman lapangan; 7 brainstorming; 8 debat, 9 simposium, dan sebagainya. 25 Sementara menurut Basyiruddin Usman, metode mengajar adalah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran. Menurutnya, antara strategi dan metode pembelajaran lebih luas cakupan strategi pembelajaran. 26 Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 27 Dalam strategi pembelajaran menurut R David, sebagaimana dikutip Wina Senjaya terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Secara leksikal, strategi mepunyai arti rencana atau kebijakan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Ditinjau dari aspek strategi, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1 exposition-discovery learning dan 2 group-individual learning. Dari aspek cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi 24 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, 176. 25 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran;Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008, 35. 26 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: Ciputat Pers, 2002, 22. 27 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 40. 83 pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Sementara menurut Basyiruddin Usman strategi belajar menunjukkan pada karakteristik antara perbuatan-perbuatan guru-siswa dalam peristiwa belajar aktual tertentu. 28 Sedangkan yang dimaksud teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. 29 Menurut Akhmad Sudrajat dalam artikelnya 30 model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktivitas siswa untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran topik konten. Di bawah ini merupakan visualisasi model pembelajaran yang diejawantahkan dalam bentuk pendekatan pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran di kelas: 31 28 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam Jakarta: Ciputat Pers, 2002, 22. 29 Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka 2003, 45. 30 Ahmad Sudrajat, ”Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran”, dari www.akhamdsudrajat.blog diakses tanggal 2 Januari 2010. 31 Kiranawati, “Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar: Panduan pembelajaran efektif” makalah, Januari 2008. Gambar 3: Visualisasi model pembelajaran Sumber : Kiranawati, ”Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar”, Januari 2008 Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah payung besar yang melingkup strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan keterampilan mengajar. Strategi pembelajaran di dalamnya ada unsur metode pembelajaran dan keterampilan pembelajaran. Metode pembelajaran di dalamnya mengandung kemampuan dalam hal keterampilan pembelajaran. Model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan keterampilan pembelajaran masing-masing memiliki unsur yang cukup erat. Dalam pelaksanaannya, satu model pembelajaran bisa menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran. Satu strategi pembelajaran bisa menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran. Dari metode pembelajaran yang digunakan harus bisa menggunakan keterampilan pembelajaran. Sebenarnya sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil 32 sebagaimana dikutip oleh Dedi Supriawan dan A. Benyamin 32 Marsha Weil, Bruce Joyce, Bridget Kluwin, Personal Models of Teaching; Englewood: Printece Hill, 1978,11. 84 85 Surasega, mengetengahkan 4 empat kelompok model pembelajaran, yaitu: 1 model interaksi sosial; model ini menitik beratkan hubungan yang harmonis antara individu dan masyarakat learnig to life to gether 33 2 model pengolahan informasi; yang dimulai dari proses penyandian informasi encoding, diikuti dengan penyimpanan informas storage, dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan retrival, 34 3 model personal-humanistik. 35 dan 4 model modifikasi tingkah laku, yaitu mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku, dengan cara memanipulasi penguatan baik berupa hadiah atau hukuman. 36 Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. a. Metode-metode Pembelajaran Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. 33 Rusdi Susilana, “Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Teori Belajar, Fak. Ilmu Pendidikan UPI Bandung”, makalah kuliah dalam bentuk power point, 2009. 34 Terkait dengan model personal-humanistik, Asri Budiningsih dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran menjelaskan pengalaman emosional dan karakteristik khusus individu dalam belajar perlu mendapat perhatian guru dalam merancang pembelajaran. Karena seseorang akan dapat belajar dengan baik jika mempunyai pengertian tentang dirinya dan dapat membuat pilihan secara bebas ke arah mana dia akan berkembang. Lihat Asri Budiningsing, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2005, 93 35 Asri Budiningsing, Belajar dan Pembelajaran, 76. 36 Rusdi Susilana, “Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Teori Belajar, Fak. Ilmu Pendidikan UPI Bandung”, makalah kuliah dalam bentuk power point, 2009. 86 Sebagai contoh metode ceramah bisa digabung dengan metode diskusi dengan strategi pembelajaran interaktif atau eksperimen. Sebagai ilustrasi ketika akan menerangkan tentang SK-KD T{aharah, guru bisa menggunakan metode ceramah di awal kegiatan dan meneruskannya dengan metode inkuiri untuk menemukan problem kesalahan yang terjadi ketika wudlu dengan meminta anak mempraktekkan wudlu. Teknik yang digunakan bisa menggunakan teknik demonstrasi atau pemodelan. b. Keterampilan-keterampilan pembelajaran Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi, pembelajaran langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan. Dalam keterampilan-keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta pengelolaan pembelajaran. Strategi Pembelajaran dikelompokkan menjadi strategi langsung direct yaitu pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep dengan menggunakan metode ceramah, strategi tidak langsung indirect yaitu pembelajaran yang menekankan pada rangsangan rasa ingin tahu siswa atau inquiri, strategi interaktif interactive yaitu pelibatan siswa dalam proses pembelajaran dominan, strategi melalui pengalaman experiential, dan strategi mandiri independent. Gambar 4 : Strategi Pembelajaran Sumber : Kiranawati, ”Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar”, Januari 2008 1. Strategi Pembelajaran Langsung direct instruction Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung ini efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. 2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung indirect instruction Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal resource person. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi 87 88 pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia. 3. Strategi Pembelajaran Interaktif interactive instruction Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerjasama siswa secara berpasangan. 4. Strategi Belajar Melalui Pengalaman experiential learning Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk tahapan induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum. 5. Strategi Belajar Mandiri independent study Strategi belajar mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri. Fokus strategi belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi guru. Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan menentukan kecepatan belajarnya. 89 Melihat teori-teori dan pendapat dari berbagai pakar di atas, pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di kelas sedikit banyaknya mencoba mengadopsi pendapat-pendapat di atas. Basyiruddin Usman menyebut metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PAI menggunakan metode konvensional seperti : metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimen, resitasi, kerja kelompok, sosio-drama, karyawisata, drill dan lain sebagainya. 37 Namun demikian dalam sebuah proses pembelajaran, bisa dilakukan secara berbarengan, model, strategi, dan metode pembelajaran yang berubah- rubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Hal ini melihat pekembangan yang terjadi di kelas, baik dari sisi ketersediaan bahan dan media pembelajaran atau faktor psikologis lainnya. Contoh ketika seorang guru menghadapi di kelasnya tidak memiliki peralatan langsung maka dia bisa menggunakan system pembelajaran langsung dengan mengkolaborasikan metode ceramah, demonstrasi dan pertanyaan kuis kepada siswa. Menurut Abuddin Nata, 38 pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan dengan model-model antara lain: Pertama, Model pendekatan cara belajar siswa aktif CBSA dan keterampilan proses yaitu model pelibatan pembelajaran siswa secara fisik, intelektual dan emosional dengan mengembangkan keterampilan : untuk mengetahui to know, mengerjakan to do, menginternalisasikan ke dalam diri to be, dan menggunakannya dalam kegiatan di masyarakat to live together. Secara konsep, CBSA sangatlah bagus karena memadukan semua aspek yang dibutuhkan seorang anak bagaimana mereka memperoleh pengetahuan, bagaimana mereka mempraktekkan pengetahuan tersebut dan bagaimana mereka mengaplikasikannhya di kehidupan. Sayangnya konsep tersebut tidak mendapat moment yang tepat untuk mendapatkan keberlangsungan baik secara konsep atau kebijakan. Yang terjadi 37 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, 31-59. 38 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, 217-279. 90 adalah perubahan konsep atau merupakan replikasi atau perubahan bentuk dan nama dari CBSA menjadi PAKEM atau contekstual teaching and learning CTL. Karena secara substansi PAKEM dan CTL sama dengan model pembelajaran CBSA. Kedua, Model Pembelajaran Quantum Teaching QT yaitu model pendekatan pengajaran untuk membimbing peserta didik agar mau belajar. Dengan berprinsip pada “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Pada prakteknya, hingga saat ini model QT belum banyak dilaksanakan karena belum banyak dipahami oleh para guru PAI. Secara konsep model QT memadukan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki anak seperti yang disarankan oleh Gardner dengan multiple intelegance-nya. 39 Ketiga, Model Problem Based Learning PBL yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkannya dengan berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Model PBL ini menurut penulis sangat bisa dilakukan dalam pembelajaran PAI dan sangat mungkin menggabungkannya dengan memberikan motivasi yang harus ditanamkan oleh guru PAI kepada siswa. Sebab materi PAI yang didasarkan atas SK-KD memiliki basis keterkaitan dengan problem kehidupan sehari-hari siswa. Keempat, Model Pembelajaran Kooperatif dan interactive learning yaitu model pembelajaran yang terjadi sebagai akibat dari adanya pembelajaran yang bersifat kelompok. Guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator, pendorong, penggerak dan pembimbing agar pembelajaran mengarah kepada terciptanya masyarakat belajar learning society. 39 Multiple Intelegence menurut Howard Gardner, sebagimana dikutip oleh Anna Yulia, menjelaskan delapan kecerdasan yang dimiliki anak yaitu kecerdasan Linguistik: Word Smart, kecerdasan Logis- Matematis: Number Smart, kecerdasan Spasial: Picture Smart, kecerdasan Kinestetik-Jasmani: Body Smart, kecerdasan Musikal: Music Smart, kecerdasan Antar Pribadi: People Smart, kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart, kecerdasan Naturalis: Nature Smart. Lihat Anna Yulia, Working Mom Kids Jakarta, Elex Media Komputindo, 2007, 58-59. 91 Pendapat Abuddin ini bukan barang baru dalam teori pembelajaran, atau bahkan menjadi bagian dari teori-teori pembelajaran yang dikembangkan selama ini. Secara natural pembelajaran PAI dalam arti klasik adalah model sorogan dan wetonan yang dikembangkan di dunia pesantren. Namun demikian, kontribusi Abuddin dalam hal ini memberikan sumbangsih cukup berarti dalam Pendidian Agama Islam. Apa yang disampaikan Abuddin menurut penulis bisa dijadikan model pengembangan dalam model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru PAI. Sementara model-model pembelajaran menurut Taufiq Ahmad Mar’i dan Muhammad Mahmud Alhilliyah adalah sebagai berikut : ا ﺘﻟ ا ﺮ ﻤﻟ ﺞ al-ta‘ lim al-mubarmaj Program instruction, ا ﺘﻟ ﺎ ﺪﺨﺘ ا م ا ﺎﺤﻟ ﻮ ب Al-ta‘lim biistikhdam al- h}asub Computer Assisted Instruction ا ﺮﻤﺘﻟ و ا ﺎﻤﻤﻟ ر ﺔ Al-tamrin wa al-mumarasah Drill and Practics ا ﺮ ﻟ ا ﺞ ا ﺔ ﻤ ﺘﻟ ا ﺔﺘﺤ ﻟ Al- baramij al-ta‘limiyah al-bah}tah Tutorial Programs ﺮ ا ﺞ ا ﻟ Baramij al-la‘ab Gaming Program ا ﺎﺤﻤﻟ ﺎآ ة ﺮ ا ﺞ Baramij al- muh}akah Simulation Programs, ﺮ ا ﺞ ا ﻜ ﻤﻟ ت Baramij h}ill al- mushkilat Problem solving Programs, ا ﻮ ﻀ ﻔﻟ ا ﺎﻔﺘﻤﻟ Al-fidiyu al-mutafa‘il Interactive Video, ﺎﻈ م ا ء ﺮ ا ف ا ﻰ ﻤ ﻟ Niz}am al-ishraf al-sam‘i Audio Tutorial System, ﺘﻟا ا ﻮﻤﻟ ﻮ ف ﺮﻔ ﻟ د Al-ta‘lim al-maus}uf lilfard Individually Prescribed Instruction, ﺎﻈ م ا ﺘﻟ ا ﻰ ﺨ ﻟ Niz}am al-ta‘lim al-shakhshi Personal System of Interaction, ا ﺎﻘﺤﻟ ﻟ ا ﻪ ﻤ ﺘﻟ Al-haqalib al-ta‘limiyah Instructional Package, ا ﺎ ﻤﺠﻤﻟ ت ا ﻪ ﻤ ﺘﻟ Al-mujammi‘yat al-ta‘limiyah Modular Instruction. 40 Penulis sendiri melihat bahwa model dan strategi pembelajaran PAI harus melihat beberapa hal antara lain: Pertama, keluasan dan kedalaman SK-KD PAI. 40 Taufiq Ahmad Mar’i dan Muhammad Mahmud Alhilliyah , {T {}araiq al-Tadris al- ‘ Ammah Kairo: Dar al-Mu‘a s}irah, 2005, 344. 92 Hal ini untuk memudahkan dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat. Dan terpenting adalah agar mudah memadukan model motivasi yang akan diberikan dalam setiap metode tersebut. Sebagai contoh SK-KD tentang Aqidah: mengenal Allah dengan mengetahui dan memahami sifat-sifat-Nya, maka metode pembelajaran yang tepat menurut penulis adalah kolaboratif dari semua metode pembelajaran. Karena mungkin saja pembelajaran interaktif dilakukan setelah guru memberikan pemahaman tentang konsep dengan metode ceramah. Disini ditemukan bahwa tidak mutlak satu metode atau satu strategi dilaksanakan untuk satu SK-KD. Justru kolaboratif dari berbagai metode dan strategi dalam pembelajaran harus dilakukan guru. Kedua, model pembelajaran baik sisi metode dan strategi harus melihat “jejak yang akan ditinggalkanpenanaman nilai” kepada siswa. Dengan mendasarkan pada maqas}id al-shari‘ah dan implementasinya dalam kehidupan berupa bagaimana mereka mengimplementasikan dengan Allah habl min Allah, dengan manusia habl min al-nnas dan dengan alam habl min al- ‘Alam. Ketiga, pemerintah sendiri dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional telah mengharuskan proses pembelajaran harus menyenangkan dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik. Hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini menjadikan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas harus berorientasi kepada siswa student center.

E. Gap Analisys Pengajaran Pendidikan Agama Islam

Dokumen yang terkait

ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN

0 3 108

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Active Learning Di Sma Negeri Jumapolo Tahu

0 4 18

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V Sumayyah Di Sekolah Dasar Islam Internasional Al Abidin Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 17

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 2

0 0 16

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Penerapan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 2

0 1 15

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH.

3 13 56

Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mewujudkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 9

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING) TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 27

REFLECTIVE LEARNING SEBAGAI PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10