UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.8. Hasil Pengamatan Morfologi Sperma
Hasil pengamatan morfologi sperma baik pada kelompok yang tidak mendapat perlakuan kontrol dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah 1
mgKgBB, dosis sedang 10 mgKgBB, dosis rendah 100 mgKgBB dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 8.
Tabel 4.6. Rata-Rata Morfologi Sperma Tikus.
Kelompok Morfolgi Sperma Abnormal
Kontrol 8.84 ± 2.08
Dosis rendah 1 mgKgBB 7.63 ± 1.29
Dosis sedang 10 mgKgBB 7.06 ± 1.15
Dosis tinggi 100 mgKgBB 4.22 ± 0.96
Keterangan : Angka yang diikuti tanda menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol p ≤ 0,05.
Gambar 8. Hasil rata-rata morfologi sperma setelah pemberian ekstrak air herba kemangi selama 48 hari.
Data grafik pada gambar 8 menunjukkan terjadinya penurunan abnormalitas morfologi sperma. Data abnormalitas morfologi sperma yang diperoleh kemudian dilakukan
uji statistik dengan one-way ANOVA dan menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis tinggi dimana nilai
p ≤ 0,05. Data hasil analisis statistik morfologi sperma dapat dilihat pada Lampiran16.
8.837 7.63
7.055 5.855
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 10
100
Sp e
rm a
Ab n
o rm
al
Dosis ekstrak air herba kemangi mgKgBB
Rata-rata morfologi sperma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.9. Hasil Pengamatan Diameter Tubulus
Hasil pengukuran diameter tubulus baik pada kelompok yang tidak mendapat perlakuan kontrol dan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis rendah 1
mgKgBB, dosis sedang 10 mgKgBB, dosis rendah 100 mgKgBB dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 9.
Tabel 4.7. Rata-Rata Diameter Tubulus Tikus
Kelompok Diameter Tubulus Seminiferus nm
Kontrol 179.83 ± 4.37
Dosis rendah 1 mgKgBB 208.33 ± 15.47
Dosis sedang 10 mgKgBB 220.38 ± 19.95
Dosis tinggi 100 mgKgBB 249.04 ± 16.34
Keterangan : Angka yang diikuti tanda menunjukkan berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol p ≤ 0,05.
Gambar 9. Hasil rata-rata diameter tubulus seminiferus setelah pemberian ekstrak air herba kemangi selama 48 hari.
Data grafik pada gambar 9 menunjukkan terjadinya peningkatan diameter tubulus seminiferus pada tikus seiring dengan peningkatan dosis. Data yang diperoleh kemudian
dilakukan uji statistik dengan one-way ANOVA dan menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat perlakuan dimana
nilai p ≤ 0,05. Data hasil analisis statistik diameter tubulus seminiferus dapat dilihat pada
Lampiran17.
179.83 208.33
220.38 248.04
50 100
150 200
250 300
1 10
100
D iam
e te
r Tu
b u
lu s Sem
in ifer
u s µ
m
Dosis Ekstrak Air Herba Kemangi mgKgBB
Diameter Tubulus Seminiferus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21.996849 47.968778
69.825121 89.872687
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 10
100
Teb al
Sel Ge
rm in
al µ
m
Dosis Ekstrak Air Herba Kemangi mgKgBB
Tebal Sel Germinal