UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Spectrophotometer AAS AA Shimadzu-6300, Spectrophotometer UV-Vis Mecasys, High Performance Liquid Chromatography HPLC Shimadzu-
10AVP, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry GCMS Shimadzu- QP2010.
3.3 PROSEDUR KERJA
3.3.1 Pengambilan Sampel
Sampel daun salam yang digunakan diperoleh dari tiga daerah yang berbeda yaitu Ogan Komering Ulu OKU Timur Desa Nusa Tunggal Kec.
Belitang III Kab. OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan, Sukoharjo Tegalmiri RT 0205, Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo, dan Tangerang Selatan kawasan
Puspiptek, jalan Raya Puspiptek Serpong Tangerang Selatan, Banten. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari. Sampel yang diambil dalam
keadaan masih segar.
3.3.2 Determinasi Sampel
Determinasi sampel daun salam Syzygium polyanthum Wight dari ketiga tempat tumbuh dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-
LIPI, Bogor, Jawa Barat.
3.3.3 Penyiapan Simplisia
Simplisia yang telah didapat kemudian dipisahkan berdasarkan lokasi pengambilan agar masing-masing simplisia tidak tercampur. Penyiapan simplisia
daun salam dilakukan dengan cara sortasi basah untuk memisahkan kotoran atau bahan-bahan asing lainnya pada daun. Kemudian dilakukan pencucian dengan air
mengalir untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang masih menempel pada bahan yang sudah disortasi basah. Tahap selanjutnya adalah proses
pengeringan dengan cara dikering anginkan dan dilakukan sortasi kering. Kemudian simplisia yang sudah benar-benar kering dilakukan penggilingan untuk
mendapatkan serbuk simplisia.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.4. Pengamatan Makroskopik
Pengamatan makroskopik meliputi uji fisik terhadap daun salam Syzygium
Polyanthum yang digunakan seperti bentuk daun, bau, rasa, dan warna daun.
3.3.5 Pembuatan Ekstrak
Masing-masing simplisia dimaserasi dengan cara mencampurkan ±1kg simplisia kering daun salam yang sudah dibuat serbuk dengan etanol 70. Proses
maserasi dilakukan sampai hasil maserat mendekati tidak berwarna dan dilakukan penyaringan setiap 24 jam. Maserat dikumpulkan lalu dikentalkan dengan
menggunakan rotary evaporator. Kemudian dihitung rendemen dari ekstrak kental tersebut.
3.3.6 Penentuan Parameter-Parameter Standardisasi 3.3.6.1 Parameter spesifik