Pembuatan serbuk simplisia Anonim, 2000 Pelarut Anonim, 2000

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 EKSTRAKSI

Pengambilan bahan aktif dari suatu tumbuhan, dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Pengertian ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Pengetahuan mengenai golongan senyawa aktif yang dikandung dalam simplisia akan mempermudah proses pemilihan pelarutan dan cara ekstraksi yang tepat Anonim, 2000. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi, dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna Ansel, 1989.

2.5.1 Proses Pembuatan Ekstrak

2.5.1.1 Pembuatan serbuk simplisia Anonim, 2000

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering penyerbukan. Dari simplisia dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal sebagai berikut : 1. Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif-efisien, namun makin halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi perlatan untuk tahapan filtrasi. 2. Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan interaksi dengan benda keras logam dll maka akan timbul panas kalori yang dapat berpengaruh pada kandungan senyawa. Namun hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair.

2.5.1.2 Pelarut Anonim, 2000

Pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut yang dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit skunder yang terkandung. Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan pelarut adalah sebagai berikut Anonim, 2000 : 1. Selektivitas 2. Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut 3. Ekonomis 4. Ramah lingkungan 5. Keamanan Pada prinsipnya, Pelarut harus memenuhi syarat kefarmasian atau dalam perdagangan dikenal dengan kelompok spesifikasi “pharmaceutical grade”. Sampai saat ini berlaku bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol etanol serta campurannya. Jenis pelarut seperti metanol dan lainnya alkohol turunannya, heksana dan lainnya hidrokarbon aliphatik, toluen dan lainnya hidrokarbon aromatik, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian fraksinasi. Khusus metanol, dihindari penggunaannya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik. Namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih baik dari etanol Anonim, 2000.

2.5.1.3 Pemekatanpenguapan vaporasi dan evaporasi Anonim, 2000

Dokumen yang terkait

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Fungsi Ginjal Pada Pasien Dislipidemia

2 55 110

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Dislipidemia

2 70 116

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

0 7 103

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp)

0 3 93

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

0 4 8

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP Staphylococcus aureus Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esc

3 7 15

Pengaruh Ekstrak Etanol, Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Motilitas Usus Sebagai Antidiare.

0 0 30

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp. ) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA

0 3 8

UJI AKTIVITAS ANTIDARE EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight] Walp) PADA TIKUS PUTIH

0 0 16