Kromatografi Gas – Spektrometri MassaGas Chromatography Mass

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diam yang lain sehingga lebi efisien dan lebih banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa polar atau isomernya Sumarno, 2001. 7. Resin Resin berfungsi sebagai fase pada KLT penukar ion. Resin merupakan polimer dari stirendifenil yang mengalami kopolimerisasi, bersifat non polar. Fase diam ini sangat berguna untuk memisahkan senyawa berbobot molekul tinggi dan bersifat amfoter seperti asam amino, protein, enzim, nukleotida. Sebagai fase gerak digunakan larutan asam kuat atau basa kuat Sumarno, 2001. Gambar 3. Kromatografi Lapis Tipis Sumber : http:www.chemguide.co.ukanalysischromatographythinlayer.html Harga Rf dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan sebagaimana persamaan berikut : Harga maksimum Rf adalah 1, sampel bermigrasi dengan kecepatan sama dengan fase gerak. Harga minimum Rf adalah 0, dan ini teramati jika sampel tertahan pada posisi titik awal di permukaan fase diam Gandjar Rohman, 2007.

2.6.2 Kromatografi Gas – Spektrometri MassaGas Chromatography Mass

Spectrometry Kromatografi Gas KG merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta campuran. Kegunaan umum KG yaitu untuk melakukan pemisahan dinamis dan identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah menguap dan juga untuk melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran Gandjar Rohman, 2007. KG merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah menguap dan stabil terhadap panas bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang bergantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada peningkatan titik didihnya, kecuali jika ada interaksi khusus antara solut dengan fase diam. Pemisahan pada KG didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detektor. Penggunaan suhu yang meningkat biasanya pada kisaran 50 o C-350 o C bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan karenanya akan cepat terelusi Gandjar Rohman, 2007. Komponen utama pada KG adalah kontrol dan penyedia gas pembawa, ruang suntik sampel, kolom yang diletakkan pada oven yang dikontrol secara termostatik, sistem deteksi dan pencatat detektor dan recorder serta komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data Gandjar Rohman, 2007. 1. Fase gerak pada KG Fase gerak ada KG disebut juga sebagai gas pembawa karena tujuan awalnya adalah membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa yaitu tidak reaktif, murnikering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor, dan dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi. Gas pembawa biasanya mengandung gas helium, nitrogen, hidrogen, atau campuran argon dan metana. Pemilihan gas pembawa tergantung pada penggunaan spesifik dan jenis detektor yang digunakan. 2. Ruang suntik sampel pada KG Fungsi dari ruang suntik ini adalah untuk mengantarkan sampel ke dalam aliran gas pembawa. Penyuntikan sampel dapat dilakukan secara manual atau otomatis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sampel yang akan dikromatografi dimasukkan ke dalam ruang suntik melalui gerbang suntik yang biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septum atau pemisah karet. Ruang suntik harus dipanaskan tersendiri terpisah dari kolom dan biasanya 10 o C -15 o C lebih tinggi daripada suhu kolom maksimum. 3. Kolom pada KG Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada KG. Jenis kolom pada KG yaitu kolom kemas packing column dan kolom kapiler capillary column. Kolom kemas packing column terbuat dari gelas atau logam tahan karat atau dari tembaga dan alumunium. Panjang jenis kolom ini adalah 1-5 meter dengan diameter dalam 1-4 mm. Efisiensi kolom akan meningkat dengan semakin bertambah halusnya partikel fase diam ini. ukuran partikel fase diam biasanya berkisar antara 60-80 mesh 250- 170 μm Sedangkan kolom kapiler capillary column berbeda dengan kolom kemas, dalam hal adanya rongga pada bagian dalam kolom yang menyerupai pipa tube. Oleh karena itu, sering disebut “open tubular columns”. Banyak macam bahan kimia yang digunakan sebagai fase diam antara lain : squalen, dietilglikol suksinat, OV-17 phenyl methyl silicone oil. Semakin tipis lapisan penyalut sebagai fase diam, maka semakin tinggi suhu operasionalnya. 4. Detektor pada KG Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak gas pembawa yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah diantara fase diam dan fase gerak. Jenis-jenis detektor yang sering digunakan antara lain : detektor hantar panas, detektor ionisasi nyala, detektor tangkap elektron, detektor nitrogen-fosfor, detektor fotometri nyala, detektor konduktivitas elektrolitik, detektor foto-ionisasi, dan detektor spektrofotometer massa. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Komputer KG modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya software untuk digitalisasi sinyal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain : a. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen. b. Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna. c. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik. d. Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu. Spektrometri Massa adalah suatu instrumen yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massanya. Spektrum massa diperoleh dengan dengan mengubah senyawa cuplikan menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan Fessenden Fessenden, 1992. Prinsip kerja KG-SM yaitu cuplikan disuntikkan ke dalam injektor. Aliran gas dari gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah teruapkan masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen dari cuplikan. Komponen-komponen tersebut akan terelusi sesuai dengan urutan semakin membesarnya koefisien partisi, selanjutnya masuk ke dalam spektrometri massa. Pada spektrometri massa komponen cuplikan ditembaki dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif yang bertenaga tinggi dan dapat pecah menjadi ion-ion yang lebih kecil. Lepasnya elektron dari molekulkomponen-komponen menghasilkan radikal kation. Ion-ion molekul, ion- ion pecahan, dan ion-ion radikal pecahan dipisahkan oleh ion pembelokan dalam medan magnet yang berubah sesuai dengan massa dan muatannya. Perubahan tersebut menimbulkan arus ion yang kemudian dicatat sebagai spektra massa Sastrohamidjojo, 1985. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4. Kromatografi Gas – spektrofotometri massa sumber : http:prezi.comj9bkyznkpt-wgcms

2.6.3 High Performance Liquid Chromatography HPLC

Dokumen yang terkait

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Fungsi Ginjal Pada Pasien Dislipidemia

2 55 110

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Dislipidemia

2 70 116

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

0 7 103

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp)

0 3 93

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

0 4 8

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP Staphylococcus aureus Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esc

3 7 15

Pengaruh Ekstrak Etanol, Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Motilitas Usus Sebagai Antidiare.

0 0 30

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp. ) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA

0 3 8

UJI AKTIVITAS ANTIDARE EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight] Walp) PADA TIKUS PUTIH

0 0 16