Kegunaan Tanaman DAUN SALAM

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Tempat Tumbuh

Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Pohon ini dapat ditemukan didaerah dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl Dalimartha, 2000.

2.1.5 Kandungan Kimia Tumbuhan

Tanaman salam Syzygium polyanthum Wight mengandung banyak senyawa. Menurut Hariana 2008 antara lain minyak atsiri, tanin, flavonoid. Anggota famili Myrtaeae memiliki sifat rasa kelat, wangi, dan astringen Enda, 2009. Bagian tanaman salam yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian daunnya. Daun salam mengandung tanin, minyak atsiri salamol dan eugenol, flavonoid Kuersetin, Kuersitrin, mirsetin dan mirsitrin, seskuiterpen, triterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, dan karbohidrat Fitri, 2007. Menurut Purwati 2004, daun salam oleh Badan POM ditetapkan sebagai salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti atau diuji secara klinis untuk menanggulangi masalah kesehatan tertentu Fitri, 2007. Menurut Sudarsono 2002 Kandungan tanaman salam lainnya adalah saponin,triterpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan fenol Adrianto, 2012. Uji fitokimia dari daun salam menunjukkan adanya beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, fenolik, dan kumarin Hermansyah, 2008

2.1.6 Kegunaan Tanaman

Daun salam umumnya digunakan sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun dicampur dalam keadaan utuh, kering ataupun segar dan turut dimasak hingga masakan tersebut matang. Dari segi kesehatan, daun salam efektif menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kolesterol darah, menurunkan kadar asam urat, mengobati sakit maag gastritis, gatal-gatal pruritis, kudis scabies, dan eksim Enda, 2009. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak etanolik 30 daun salam memberikan aktivitas antidiare pada hewan uji Malik Ahmad, 2013. Winarto 2004 menyatakan bahwa daun salam mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid, dan minyak atsiri 0,05 yang terdiri dari eugenol dan sitral. Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak ateris atau minyak terbang essential oil dihasilkan oleh tanaman tertentu. Mekanis metoksisitas fenol dalam minyak atsiri menyebabkan denaturasi protein pada dinding sel kuman dengan membentuk struktur tersier protein dengan ikatan nonspesifik atau ikatan disulfida Adrianto, 2012. Minyak atsiri mengandung sitral dan eugenol yang berfungsi sebagai anestetik dan antiseptik Adrianto, 2012. Antiseptik adalah obat yang meniadakan atau mencegah keadaan sepsis, zat ini dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme Ganiswara, 1995. Eugenol adalah sebuah senyawa kimia aromatik, berbau, sedikit larut dalam air dan larut pada pelarut organik. Bidang medis sering menggunakan eugenol. Kandungan eugenol merupakan analgesik dan antiseptik lokal yang baik. Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedatif, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pewangi kosmetik dan sabun Adrianto, 2012. Selain minyak atsiri terdapat kandungan tanin. Tanin, tannic acid atau gallotanic acid dapat ditemukan pada berbagai macam tanaman. Tanin telah terbukti mempunyai efektifitas antioksidan dan menghambat pertumbuhan tumor Robinson, 1995. Tanin menyebabkan denaturasi protein dengan membentuk kompleks protein. Pembentukan kompleks protein melalui kekuatan nonspesifik seperti ikatan hidrogen dan efek hidrofobik sebagaimana pembentukan ikatan kovalen, menginaktifkan adhesi kuman molekul untuk menempel pada sel inang, menstimulasi sel-sel fagosit yang berperan dalam respon imun selular Soebowo, 1993. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Flavonoid adalah senyawa yang terdapat pada sebagian besar tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar tumbuhan obat mengandung flavonoid Adrianto, 2012. Pada tumbuhan, flavonoid tidak hanya berperan sebagai pigmen yang memberi warna pada bunga dan daun saja, namun juga sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan pertahanan tumbuhan. Misalnya sebagai enzim inhibitor, prekusor bahan toksik, melindungi tumbuhan dari bakteri, virus, radikal bebas dan radiasi sinar UV Sabir, 2003. Beberapa penelitian terakhir menunjukan bahwa flavonoid memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, merangsang pembentukan kolagen, melindungi pembuluh darah, antioksidan dan antikarsinogenik Sabir, 2003. Flavonoid sebagai antibakterial dapat menekan pertumbuhan bakteri yang mengkonta minasi luka sehingga infeksi dapat dihindarkan Dharmayanti, 2000. Pelezar 1988 menyatakan bahwa sebagai antibakteri, flavonoid bekerja dengan menghambat perkembangan mikroorganisme karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen. Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasikan molekul-molekul protein dan asam nukleat yang menyebabkan koagulasi dan pembekuan protein yang akhirnya akan terjadi gangguan metabolisme dan fungsi fisiologis bakteri. Jika metabolisme bakteri terganggu maka kebutuhan energi tidak tercukupi sehingga mengakibatkan rusaknya sel bakteri secara permanen yang pada akhirnya menyebabkan kematian bakteri Adrianto, 2012.

2.2 STANDARDISASI

Dokumen yang terkait

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Fungsi Ginjal Pada Pasien Dislipidemia

2 55 110

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Dislipidemia

2 70 116

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

0 7 103

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp)

0 3 93

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

0 4 8

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP Staphylococcus aureus Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esc

3 7 15

Pengaruh Ekstrak Etanol, Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Motilitas Usus Sebagai Antidiare.

0 0 30

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp. ) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA

0 3 8

UJI AKTIVITAS ANTIDARE EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight] Walp) PADA TIKUS PUTIH

0 0 16