Aspek Parameter Spesifik Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Standardisasi dalam kefarmasian tidak lain adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi syarat standar kimia, biologi dan farmasi, termasuk jaminan batas-batas stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai parameter standar umum dan parameter standar spesifik. Pengertian standardisasi juga berarti proses menjamin bahwa produk akhir obat obat, ekstrak atau produk ekstrak mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan ajeg dan ditetapkan terlebih dahulu Anonim, 2000. Standardisasi suatu simplisia tidak lain pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari suatu produk. Standardisasi simplisia juga mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan Materia Medika Indonesia Anonim, 2000. Objek standardisasi adalah ekstrak tumbuhan yakni material yang diperoleh dengan cara menyari bahan tumbuhan dengan pelarut tertentu. Kecuali dinyatakan lain pelarut yang diperbolehkan adalah etanol Anonim, 1995. Pelarut organik selain etanol memiliki potensi toksisitas yang lebih tinggi. Etanol memiliki kemampuan menyari dengan polaritas yang lebar mulai senyawa nonpolar sampai dengan polar. Sedangkan penyari air cukup sulit diuapkan pada suhu rendah sehingga berpotensi terdegradasinya komponen aktif atau terbentuknya senyawa lain karena pemanasan. Ekstraksi dengan non pelarut seperti superkritikal gas diperkenankan namun yang menjadi masalah aplikasi di Indonesia untuk industri masih sangat terbatas karena peralatan yang cukup mahal Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011.

2.2.2 Parameter Standardisasi

2.2.2.1 Aspek Parameter Spesifik Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011

Parameter spesifik yakni parameter yang berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Analisis kimia yang dilibatkan ditujukan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa aktif. Menurut Anonim 2000, Parameter spesifik meliputi : a. Parameter identitas ekstrak, meliputi deskripsi tata nama Nama ekstrak, Nama latin tumbuhan, Bagian tumbuhan yang digunakan, dan Nama Indonesia tumbuhan dan senyawa identitas senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas. b. Parameter organoleptik ekstrak, yaitu penentuan parameter yang menggunakan pancaindra untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa dari suatu ekstrak. c. Parameter senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, yaitu parameter yang diuji dengan cara melarutkan ekstrak dengan pelarut tertentu air atau alkohol untuk ditentukan jumlah solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana, diklorometan, dan metanol. d. Parameter kandungan kimia ekstrak 1 Pola kromatogram Tujuannya untuk memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram. 2 Kadar kandungan kimia tertentu Dengan tersedia suatu kandungan kimia yang berupa senyawa identitas atau senyawa kimia utama ataupun kandungan kimia lainnya, maka secara kromatografi instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan kimia tersebut. Instrumen yang dapat digunakan adalah densitometer, kromatografi gas, KCKT atau instrumen yang sesuai. Tujuannya memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai senyawa identitas atau senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek farmakologi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2.2 Aspek Parameter Non Spesifik Saifudin, Rahayu, Teruna, 2011

Dokumen yang terkait

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Fungsi Ginjal Pada Pasien Dislipidemia

2 55 110

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Klinis Pendahuluan Pengaruh Pemberian Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Dislipidemia

2 70 116

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

0 7 103

Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp)

0 3 93

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

0 4 8

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP Staphylococcus aureus Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esc

3 7 15

Pengaruh Ekstrak Etanol, Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Motilitas Usus Sebagai Antidiare.

0 0 30

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp. ) SEBAGAI PENGAWET ALAMI ANTIMIKROBA

0 3 8

UJI AKTIVITAS ANTIDARE EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight] Walp) PADA TIKUS PUTIH

0 0 16