BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, ketika gejala kehidupan semakin kompleks karena terjadinya berbagai differensiasi dalam bidang kehidupan, maka keinginan untuk menghadirkan
ajaran agama Islam yang lebih kontributif dan konstektual menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi Point of no return. Karena sebagaimana
diketahui, betapapun par-exellence-nya ajaran suatu agama yang terekam dalam ayat- ayat suci al-Qur’an dan al-Hadits, ajaran-ajaran tersebut tidak akan mempunyai
makna meanings, ketika tidak mampu di break down menjadi panduan fungsional yang dapat dirasakan bagi kebutuhan umat manusia.
1
Suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Alhasil, kemajuan tersebut
mempermudah segala kepentingan manusia. Terlebih, radikalisme pemutakhiran komunikasi dan informasi telah melahirkan media massa yang mampu menembus
ruang dan waktu sehingga menjembatani kebutuhan manusia yang ada diberbagai pelosok bumi ini.
Di sisi lain, kemajuan tersebut ternyata membawa pengaruh yang tidak kecil bagi masyarakat dunia. Pengaruh terhadap pergeseran tata nilai dan hubungan antar
anggota masyarakat yang tidak lagi personal, tidak ada sentuhan fisik dan rohani sehingga tidak dapat dielakan bagi manusia semakin individualistik dan karenanya
1
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah – Kajian Ontologis, Epistimologi dan Aksiologis, Pustaka Pelajar Walisongo Press, cet-É, h. xi.
nilai-nilai kehidupan mengalami perubahan radikal yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku anggota masyarakat dan ekspresi budaya.
Dari fenomena di atas, dakwah sebagai salah satu aktivitas komunikasi harus mampu memanfaatkan media massa yang telah maju untuk menyampaikan pesan-
pesan dakwah tanpa mengurangi makna dan tujuannya. Oleh karena itu praktisi dakwah dituntut untuk bisa berinovasi melalui media alternatif dalam menyampaikan
kebenaran Islam. Karena pesan-pesan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai keahlian dan keterampilan masing-masing pelaku dakwah sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip dan kaidah ajaran Islam. Islam telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengemban Dakwah
Islamiyah di setiap waktu dan keadaan. Kaum muslimin wajib berusaha dan berusaha mengubah keadaan mereka, terutama tatkala kekufuran telah merajalela dan Islam
telah lenyap dari kehidupan. Disamping itu, Syeikh Mustopa Al-Galaya seperti dikutip H. Amura meyebutkan dalam bukunya “al islam ruhul madaniyah” bahwa
dakwah adalah kehidupan agama, tidak akan berdiri agama tanpa dakwah, serta kebaikannya harus disebarluaskan di antara manusia.
2
Begitu masuk ke sendi media eletronik maka pesan dakwah harus dikemas secara komprehensif. Dengan bantuan alat komunikasi massa, jangkauan dakwah
tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Akan tetapi pada saat bersamaan dapat diakses dan dinikmati di seluruh dunia. Sama halnya dengan metode dakwah yang
disajikan dalam bentuk audio visual. Pada saat bersamaan panca indra dan emosi manusia dapat menerima dan menyerap maksud dan tujuan dakwah yang diharapkan.
2
Amura, perfilman di Indonesia pada masa Orde baru, unsur dakwah dalam film lembaga komunikasi islam, Jakarta,tampa tahun , h.115
Dan seiring dengan adanya modernitas yang berpengaruh bagi masa depan umat Islam, maka begitu pentingnya syiar dakwah Islam itu ditingkatkan lebih baik
dan maju lagi. Melihat pada zaman sekarang ini Dakwah berada pada dua pilihan yaitu tantangan dan harapan. Melihat hal seperti itu umat Islam pun dituntut untuk
melihat siapa yang berbicara, bukan lagi melihat apa yang dibicarakan. Oleh karena itu sebelum mendengar apa yang dibicarakan, maka sangat penting mengenal para
tokoh besar yang selama ini telah mengabdikan hidupnya untuk membesarkan agama Islam, dan betapa pentingnya mengenal para tokoh-tokoh yang telah berkarya
khususnya dalam bidang dakwah, sehingga ketika para tokoh-tokoh dakwah tersebut tiada, maka umat bisa melanjutkan kembali perjuangan dan pengabdian mereka,
khususnya bagi Alumni Fakultas Dakwah. Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
Pemikiran Dakwah dari seorang tokoh yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk berdakwah dan khususnya bagi perkembangan dakwah Islam. Untuk itu penulis
mengangkat kajian ini menjadi sebuah tema utama skripsi dengan judul : “Pemikiran dan Aktivitas Dakwah Prof.Dr.KH. Ali Mustafa Yaqub. MA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah