dengan jumlah investasi dalam bentuk present value analisis ini perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha proyek yang dikerjakan baru
dapat mengembalikan investasi.
Return On Investment ROI
Return On Investment ROI adalah suatu tingkat pengembalian investasi yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari penanaman
investasi tertentu Gitosudarmo, 2003;191.
2.2. Penelitian Terdahulu
Novisurizki 2005 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Lidah Buaya Studi Kasus : Perkebunan X,
Kampung Kawung Luwuk, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor” menyatakan bahwa usaha lidah buaya di tempat penelitian layak untuk
dilaksanakan. Nilai-nilai kriteria investasi yang diperoleh memenuhi syarat-syarat kelayakan. Dengan tingkat bunga sebesar 9,29 , diperoleh nilai NPV lebih besar
dari 0, IRR diperoleh lebih besar dari tingkat bunga yang ditetapkan, nilai Net BC Ratio lebih besar dari 1, Payback Period telah dikembalikan sebelum umur
proyek. Secara keseluruhan, ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek finansial, usaha lidah buaya di tempat penelitian layak untuk dilaksanakan. Usaha lidah buaya ini layak untuk dikembangkan sesuai dengan
rencana pemilik perkebunan untuk melakukan perluasan lahan untuk lidah buaya.
16
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Usaha jahe merah instan memiliki potensi untuk dikembangkan dan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tingginya permintaan terhadap minuman herbal
disebabkan oleh manfaat serta khasiatnya bagi kesehatan. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial, sehingga dapat dinilai layak atau tidaknya
usaha tersebut apabila dilanjutkan. Analisis kelayakan proyek merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha proyek yang direncanakan, dan
untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan dan memperbaiki penilaian
investasi. Pada analisis kualitatif aspek-aspek yang dianalisis dalam analisis
kelayakan proyek, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek lingkungan. Sedangkan pada analisis kuantitatif yang dianalisis
adalah aspek finansial dengan menghitung arus kas cash flow, Payback period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net BenefitCost Ratio, untuk
menganalisis perubahan harga dan manfaat dengan analisis sensitifitas, serta apakah usaha tersebut masih layak atau tidak layak untuk dilanjutkan. Apabila
usaha dikatakan layak maka usaha tersebut dapat dilanjutkan dan terus dilaksanakan, sedangkan apabila usaha tersebut tidak layak maka perlu adanya
efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan. Adapun alur kerangka pemikiran konseptual yang digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 1.
17
Usaha Herbal Jahe Merah Instant “Enam Putri”
18
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Deskriptif
• Aspek Pasar • Aspek Teknis
• Aspek Manajemen • Aspek Hukum
• Aspek Lingkungan
Analisis Kuantitatif
1. Cash Flow
2. Kelayakan finansial
a. NPV
b. IRR
c. PP
d. BC Ratio
e. ROI
3. Analisis Sensitifitas
Interpretasi Hasil Analisis
Tidak Layak Layak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Home Industri “Enam Putri” yang bergerak dibidang usaha penjualan minuman kesehatan aneka instan Herbal di Jalan Karet
Pasar Baru Barat V No.41, Jakarta Pusat. Produk yang diteliti adalah jahe merah instan. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive
dengan pertimbangan bahwa usaha ini merupakan hasil olahan rumah tangga yang dalam pengolahannya dilakukan secara tradisional, tanpa menggunakan bahan
pengawet dan bahan kimia. Adapun waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2008.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan
dan melalui wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dengan topik penelitian, seperti pemilik usaha dan karyawan aneka instan herbal. Data sekunder
diperoleh dari studi pustaka dengan mencari literatur-literatur seperti : Profil komoditi Jahe, Data produksi tanaman obat, Studi kelayakan bisnis, dan literatur
lain yang relevan dalam penelitian.