Jahe Merah Zingiber officinale Roxb.var Rubra Persyaratan Obat Tradisional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1. Jahe Merah Zingiber officinale Roxb.var Rubra

Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara yang dikenal sebagai rimpang berbau harum dan terasa pedas. Dari jenis dan ukurannya, jahe dibedakan menjadi jahe besar jahe gajah, jahe kecil jahe emprit, dan jahe merah jahe sunti. Dari ketiga jenis jahe itu, yang sering kali digunakan sebagai obat adalah jahe merah. Alasannya, kandungan minyak atsiri pada jahe merah lebih banyak. Jahe merah Zingiber officinale Roxb.var Rubra. atau Zingiberaceae Officinale Roscoe atau Zingiberaceae Officinale Rose adalah tanaman herbal semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, berbentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga berbentuk corong, panjang 2- 2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna coklat Murhananto, 1999;1. Jahe Merah merupakan tumbuhan berbatang semua tegak yang termasuk dalam famili Zingibaraceae yang kaya sekali dengan kandungan senyawa aktif diantaranya ; minyak atsiri, zingiberin, kamfena, lemonin, borneol, minyak damar, asam organik, dan lain-lain. Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa. Jahe merah berkhasiat untuk menghangatkan badan, penambah nafsu makan, melancarkan sirkulasi darah, serta mencegah dan mengobati masuk angin Wikipedia, 2008;1.

2.1.2. Persyaratan Obat Tradisional

Terdapat tiga bentuk sediaan tanaman obat yakni dalam bentuk simplisia, ekstrak kental atau kering, dan ekstrak cair. Ekstrak kental dan cair ini kemudian mengalami beberapa perlakuan untuk dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Sediaan tanaman obat ini dapat diproduksi dalam bentuk rajangan, serbuk, pil, pastiles, tablet, sari jamu, dan kapsul. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 661MENKESSKVII1994 tentang persyaratan obat tradisional Kansil dalam Simanjuntak, 2007;21 : 1. Rajangan adalah sediaan obat tradisional berupa potongan simplisia, campuran simplisia, atau campuran simplisia dengan sediaan galenik yang penggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas dan kadar air tidak lebih dari 10 persen. 2. Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik, atau campurannya dengan kadar air tidak lebih dari 10 persen. 3. Pil adalah sediaan padat obat tradisional berupa massa bulat ; bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya dengan kadar air tidak lebih dari 10 persen. 8 4. Pastiles adalah sediaan padat obat tradisional berupa lempeng pipih umumnya berbentuk segi empat ; bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik atau campurannya tidak lebih dari 10 persen. 5. Tablet adalah sediaan obat tradisional padat kompak dibuat secara kempacetak dalam bentuk pipih, silinder atau bentuk lain. Kedua permukaannya rata atau cembung terbuat dari sediaan galenik, dengan atau tanpa bahan tambahan. 6. Sari jamu adalah cairan obat dalam dengan tujuan tertentu diperbolehkan mengandung etanol, dengan kadar etanol tidak lebih dari satu persen vv pada suhu 20º C metanol tidak lebih dari 0,1 persen dihitung dari kadar etanol. 7. Kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak ; bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan, kandungan air isi kapsul tidak lebih dari 10 persen dan kapsul memiliki waktu hancur tidak lebih dari 15 menit.

2.1.3. Minuman Instan