Faktor - Faktor Penyebab Aborsi

35 35 2. Induced provocatus abortion aborsi secara sengaja buatan Yaitu penghentian kehamilan secara sengaja dengan prosedur yang sah dan aman safe abortion, biasanya dilakukan ditempat praktek dokter, klinik atau rumah sakit Jenis aborsi ini dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu : a. Abortus Artificialis therapicus yaitu pengguguran yang dilakukan oleh dokter berdasarkan indikasi medis, sebagai bentuk penyelamatan atas jiwa ibu yang terancam bila kehamilannya dipertahankan. b. Abortus Provocatus Criminalis yaitu pengguguran yang dilakukan dengan sengaja tanpa dasar indikasi medis. Biasanya aborsi jenis ini dilakukan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki

2.2.7 Faktor - Faktor Penyebab Aborsi

Menurut Maria Ulfah 2002 pada dasarnya aborsi dilaksanakan karena ada beberapa faktor yang mendorongnya antara lain : a. Indikasi medis, jika kehamilan diteruskan dapat membahayakan ibu seperti adanya penyakit jantung, paru-paru, ginjal, dan sebagainya. b. Indikasi psychitris, jika kehamilan diteruskan akan memberatkan penyakit jiwa yang dibawa ibu. c. Indikasi eugenetik, jika khawatir akan adanya penyakit bawaan pada keturunan seperti sipilis, virus dan sebagainya. d. Indikasi sosial ekonomi, yaitu dilakukannya pengguguran kandungan sebab didorong oleh faktor kesulitan finansial. 36 36 Perempuan manapun yang meminta aborsi pada hakikatnya berada dalam keadaan terjepit terpaksa.Tidak ada satupun perempuan yang menginginkan aborsi. Tetapi dipihak lain ia takut pada dampaknya jika tidak diaborsi Sarwono, 2007. Adapun faktor-faktor yang membuat perempuan tidak ingin diaborsi adalah : 1. Takut sakit. Praktek aborsi pada umumnya lebih banyak dilakukan oleh dukun beranak karena para ahli medis memang sudah terikat kode etik untuk tidak sembarangan melakukan tindakan aborsi kecuali dengan alasan medis. Sebagaimana layaknya para dukun, peralatan yamg digunakan untuk mengeluarkan janindalamrahim seorang perempuan merupakan peralatan yang masih tradisional, seperti sebatang lidi, sebatang pohon, atau apapun yang sekiranya dapat mengorek rahim. Peralatan tersebut pastilah menyebabkan rasa sakit yang diderita ketika proses aborsi berlangsung lebih parahdibandingkan dengan melahirkannya. Karena itu, biasanya perempuan yang ingin diaborsi takut merasakan sakit tersebut. 2. Takut resikonya mungkin : kematian. Tidak sedikit perempuan yang aborsi berakhir dengan pendarahan yang tiada henti bahkan sampai mengakibatkan kematian. Bagaimana tidak, dipaksanya rahim untuk mengeluarkan benih yang ada didalamnya dengan cara yang tidak normal tentunya membuat rahim tersebut bekerja dengan tidak wajar pula, sehingga bukan hanya janin yang keluar melainkan darah akibat rusaknya 37 37 rahim. Terjadinya pendarahan jika tidak segera dihentikan dapat berakibat pada kematian si pelaku aborsi. 3. Biayanya mahal. Praktek aborsi yang dianggap illegal dalam negara Indonesia umumnya memekan biaya yang tidak sedikit apalagi bila dilakukan oleh para ahli medis yang bersedia melanggar kode etik profesinya. Apalagi nantinya terjadi pendarahan atau apaun yang menyebabkan campur tangan rumah sakit untuk menyelesaikannya. Akan butuh biaya lebih banyak untuk membunuh janin yang tak berdosa tersebut. 4. Perasaan berdosa. Sebagai muslim, menggugurkan kandungan yang dapat diibaratkan dengan pembunuhan akan menimbulkan perasaan berdosa bagi pelakunya. Pertimbangan akan mendapat dosa inilah yang teras berat bagi pelaku aborsi. Yang terpenting adalah naluri ke-ibu-annya menolak aborsi. Secara alamiah, setiap perempuan pasti memiliki naluri seorang ibu yang tidak akan hilang sampai kapan pun. Ketika perempuan yang sedang hamil ingin melakukan tindakan aborsi, secara alamiah pun naluri tersebut akan berusaha menolaknya. Sedalam apapun rasa bencinya terhadap janin dalam rahimnya, pasti ada rasa sayang pada janin yang tidak bersalah itu. 38 38

2.2.8 Gambaran dan Proses Aborsi